4.46a warna terlalu terang dan hanya menggambarkan salah satu jenis satra Melayu klasik. Gambar 4,46b adalah gambar perwajahan sampul setelah
mengalami perbaikan. Gambar yang terdapat pada sampul 4.46b lebih menggambarkan keseluruhan isi sastra Melayu klasik secara umum.
4.1.6 Keunggulan Bahan Ajar Apresiasi Sastra Melayu Klasik
Bermuatan Karakter
Bahan ajar apresiasi satra Melayu klasik ini dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar, sehingga dihasilkan
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, psikologis siswa, dan tujuan pembelajaran mengapresiasi sastra Melayu. Secara umum, bahan ajar
apresiasi sastra Melayu klasik ini memiliki keunggulan yang kemudian menjadi karakteristik khas berbeda dengan bahan ajar lain, di antaranya:
a Jika dibandingkan dengan bahan ajar lain, bahan ajar apresiasi sastra Melayu klasik ini akan lebih efektif jika diterapkan dalam pembelajaran
apresiasi sastra Melayu klasik. b Bahan ajar apresiasi sastra Melayu klasik ini memiliki ukuran medium
dan ketebelan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. c Cerita-cerita yang terdapat dalam bahan ajar yang dikembangkan memiliki
nilai moral dan nilai karakter yang dapat dipetik oleh siswa. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar apresiasi sastra Melayu klasik
bermuatan karakter sangat tepat jika diterapkan dalam pembelajaran apresiasi sastra Malayu klasik.
4.1.7 Kekurangan Bahan Ajar Apresiasi Sastra Melayu Klasik
Bermuatan Karakter
Selain memiliki kelebihan bahan ajar apresiasi sastraMelayu klasik ini juga memiliki kekurangan, yaitu cerita yang disajikan masih secara
terbatas. Selain itu cara menyajikan bahan ajar juga masih sangat sederhana sehingga tingkat kepuasan sebagai salah satu bahan ajar bergantung pada
siswa dan guru sendiri.
4.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan agar sesuai dengan prosedur penelitian. Namun demikian, tidak dapat dihindarkan adanya kekurangan
dan keterbatasan. Kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian perlu diungkapkan agar tidak terjadi kesesatan dalam penggunaan hasilnya.
Keterbatasan yang dimaksud menyangkut beberapa aspek, yaitu: 1 subjek penelitian, 2 instrumen penelitian, 3 isi bahan ajar, 4 latar pengisian
angket kebutuhan, dan 5 penyusunan bahan ajar. Uraian dari keempat aspek tersebut sebagai berikut.
Pertama , subjek peneltian adalah siswa dan guru sekolah menengah
atas dan Madrasah Aliyah yang diambil dari tiga sekolah yang berbeda di Kabupaten Semarang, yaitu SMA N 1 Suruh, SMA N 1 Tengaran, dan
MAN Suruh. Siswa yang diambil sampel dari tiap-tiap sekolah adalah 10 siswa. Guru yang menjadi subjek penelitian dalam hal ini adalah satu guru
pengampu bahasa Indonesia kelas XI pada tiap sekolah. Pemakaian subjek