2.2.2 Hakikat Cerpen
Teori-teori yang ada pada hakikat cerita pendek cerpen mencangkupi pengertian cerpen dan unsur pembangun cerpen.
2.2.2.1 Pengertian cerpen
Cerpen sebenarnya sudah banyak diketahui dan bahkan sering dinikmati oleh banyak orang. Namun, para ahli memberikan definisi atau
batasan yang berbeda-beda. Thahar 2008:1 mengemukakan bahwa cerita pendek atau yang lebih popular dengan akronim cerpen merupakan salah
satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Notosusanto dalam Kusdmayadi 2010:8 menyatakan bahwa cerita
pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita tersebut atau sedikit tokoh yang terdapat di dalam cerita itu, melainkan lebih
disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Jadi sebuah cerita yang pendek belum tentu
dapat digolongkan ke dalam jenis cerita pendek, jika ruang lingkup dan permasalahan yang diungkapkan tidak memenuhi persyaratan yang dituntut
oleh cerita pendek. Sumardjo 2007: 62 menyatakan bahwa cerpen adalah cerita atau
narasi bukan analisis yang fiktif tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja serta relatif pendek. Akan tetapi
dengan hanya melihat fiksi yang pendek saja, orang belum dapat menetapkan cerita yang pendek adalah sebuah cerpen. Di samping ciri yang
tadi, yaitu cerita yang pendek ciri dasar yang lain adalah sifat rekaan
fiction. Ciri dasar yang ketiga adalah sifat naratif atau penceritaan. Nugroho 2007: 23 juga mengungkapkan bahwa cerpen adalah cerita yang
hanya menceritakan satu peristiwa dari keseluruhan kehidupan pelakunya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
cerita pendek adalah cerita fiksi yang bentuknya pendek dan ruang lingkup per-masalahannya menyuguhkan sebagian kecil dari kehidupan tokoh yang
menarik perhatian pengarang dan keseluruhan cerita yang memberi kesan tunggal.
Menurut Zaidan Hendy dalam Kusmayadi 2010:7, cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisah kisah pendek
yang mengandung kesan tunggal. Sumardjo dalam Kusmayadi 2010:7 mendeskripsikan cerpen sebagai
cerita atau rekaan yang fiktif. Artinya bukan baerupa analisis argumentasi dan peristiwanya tidak benar-benar telah terjadi serta relatif pendek.
Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh lebih dari novel, melainkan karena aspek masalahnya.
Menurut Edgar Allan poe dalam Kusmayadi 2010:7, cerita pendek adalah cerita yang memiliki ukuran cukup pendek sehingga selesai dibaca
dalam sekali duduk. Ia mampu membangkitkan aspek penasaran pada pembaca dan penggunaan kata dan kalimat harus ekonomis.
Untuk batasan panjang karangan sebuah cerpen, Nugroho Notosusanto dalam Kusmayadi 2010:7 menyatakan bahwa panjang cerpen sekitar
5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap.
Mochtar Lubis dalam Kusmayadi 2010:7 mengatakan umumnya panjang cerpen antara 500 sampai 30.000 kata. Untuk cerpen-cerpen anak
tentunya bisa lebih pendek lagi. Meskipun ceritanya tidak terlalu panjang, kisah yang disampaikan haruslah tuntas ada awal, tengah, dan akhir cerita.
Pendapat Kusmayadi, 2010:8 menyebutkan bahwa pedoman umum cerpen terdiri dari 2.000 kata sampai denagan 10.000 kata. Penggolonagan
adalah sebagai berikut. 1.
Cerita pendek short story. 2.
Cerita pendek yang pendek short, short story. 3.
Cerita pendek yang sangat pendek very short-short story. 4.
Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1.000 kata. Carpen jenis ini biasanya disebut cerita mini yang lazim
disingkat cermin. Di barat cermin disebut flash yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-
short story. Adapun cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut
dengan cerpen cerita pendek yang panjang. Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novel pendek. Karya-karya cerpen para sastrawan
Eropa, Amerika Latin, dan AS tahun 1940 - 1960-an pada umumnya ditulis panjang dan layak disebut cerpen.
Pada umumnya, cerpen yang ideal adalah sebagai berikut. 1.
Ditulis terdiri dari 3.000 atau 4.000 kata.
2. Bahasa dan isinya mudah dipahami. Dengan demikian,cerpen
tersebut dapat dibaca kurang dari satu jam dan isinya tidak terlupakan oleh pembacanya sepanjang waktu.
Bagi siswa sekolah Dasar bisa menulis 1 – 3 lebar sudah bagus. Jika
sering berlatih, akan mudah untuk memproduksi teks cerita dengan lebih lengkap dan ideal. Bahwa siswa Sekolah Dasar sudah ada yang mampu
menulis novel atau kumpulan cerpen, seperti Sri Izzati dan Abdurahman Faiz. Mereka merupakan pengarang cilik yang di usia anak-anak sudah
mampu menulis cerita bahkan menerbitkannya dalam bentuk buku.
2.2.2.2 Unsur Pembangun Cerpen