tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik, metode, serta media yang beragam. Penelitian yang dilakukan peneliti adalah Peningkatan
keterampilan memproduksi teks cerpen dengan permodelan karakter tokoh wayang pendawa lima pada siswa kelas XI
– IPA 1 di SMA Kesatrian 2 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian pelengkap dari penelitian-
penelitian sebelumnya. Diharapkan penelitian ini dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang selama ini dihadapi siswa di sekolah, terutama
mengenai rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen.
2.2 Landasan Teoretis
Teori-teori yang dipaparkan berkaitan dengan penelitian ini meliputi hakikat cerpen, penulis cerpen, hakikat media pembelajaran, pengertian
Teknik permodelan, Pendidikan Karakter dan pembelajaran menulis cerpen menggunakan media “ Tokoh Wayang Pandawa Lima” dengan teknik
pemodelan karakter.
2.2.1 Hakikat Menulis Cerpen
Dalam hakikat menulis akan dibahas tentang pengertian menulis cerpen, kendala menulis cerpen, mengatasi kendala menulis cerpen, strategi
menghasilkan karya yang baik, teknik menulis cerpen, dan jurus menulis cerpen.
2.2.1.1 Pengertian Menulis Cerpen
Menurut Kusmayadi 2010:35 menulis cerpen adalah proses kreatif, yaitu menciptakan sesuatu cerpen yang semula tidak ada menjadi ada.
Tidak heran kalau kegiatan menulis cerpen disebut juga dengan creative
writing menulis kreatif. Agar tulisan itu ada maka jangan ditunda-tunda Inspirasi atau gagasan datang kapan saja dan dimana saja. Bahkan dunia
beserta peristiwa yang ada di dalamnya adalah sumber inspirasi.
2.2.1.2 Kendala Menulis Cerpen
Menurut Kusmayadi 2010:34 kendala menulis cerpen sebagai berikut: 1
Tidak percaya diri merasa tidak berbakat 2
Takut salah atau malu-malu 3
Merasa tidak punya ada ide 4
Miskin atau kurang mempunyai perbendaharaan kosa kata 5
Tidak tahu memulainya dari mana merasa tidak bisa membuat opening pembukaan
6 Sulit membuat pembukaan
7 Ragu-ragu karena merasa kekurangan bahan
8 Berhenti di tengah jalan, malas melanjutkan
9 Mengulang-ulang penulisan
10 Tidak bisa membuat ending pengakhiran cerita
11 Dihantui “panjang karangan” jumlah halaman
12 Dibebani pesan mengejar nilai khususnya para siswa
13 Dibebani “selera pasar” takut tidak laku dijual
2.2.1.3 Mengatasi Kendala Menulis Cerpen
Mengatasi kendala dalam menulis cerpen menurut Kusmayadi 2010:35 adalah:
1 Siapa saja dapat menulis cerpen asalkan mau berlatih secara
berkesinambungan dan disiplin. 2
Banyak membaca dan bergaul untuk memperkaya materi yang akan ditulisnya sebagai cerpen.
3 Materi yang ditulis tidak hanya bersumber dari imajinasi belaka,
tetapi didukung oleh fakta peristiwa yang terjadi di sekitar dan data yang telah didokumentasikan dan ditambah pengalaman pribadi.
4 Banyak membaca, bergaul, berdiskusi, memahami orang-orang
sekitar dan lingkungannya masalah psikologi dan sosiologi. 5
Bebaskan diri dari beban: tidak percaya diri, malu, takut salah. Tanamkan ambisi: jadi pengarang dan bisa menjadi penulis.
6 Tidak ragu-ragu memulai menulis, melanjutkan dan mengakhirinya.
2.2.1.4
Strategi Menghasilkan Karya yang Baik
Menurut Kusmayadi 2010: 35 menghasilkan karya yang baik dapat dilakukan hal-hal berikut.
1 Menyerap bacaan sebagai pembanding pada saat berkarya.
2 Menulis secara rutin dengan disiplin waktu.
3 Berpikir dan bertindak bahwa menulis itu pekerjaan yang
menyenangkan. 4
Berambisi punya karya yang bernilai dan bermutu sebaik-baiknya.
2.2.1.5 Teknik Menulis Cerpen