Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk
narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. 3.
Kuratif Disebut juga program pengobatan. Program kuratif ditujukan kepada
pemakai narkoba.
Tujuannya adalah
mengobati ketergantungan
dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus
menghentikan pemakaian narkoba. 4.
Rehabilitatif Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang
disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba. 5.
Represif Program represif adalah program penindakan terhadap produsen, bandar,
pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum Partodiharjo, 2009: 100-107.
2.4.7 Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang-orang tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat memasuki area ini.
Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan, keterampilan dan pengetahuan untuk menghindarkan diri dari narkoba Soeparman, 2000: 37.
Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu: 1 rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. 2 rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun
sosial, agar mantan pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Dalam mencapai upaya pemulihan dan mengembalikan kondisi para mantan penyalahgunaketergantungan NAPZA kembali sehat. Sesuai dengan
definisi sehat WHO dan American Psychiatric AssociationAPA, maka program rehabilitasi terdiri dari 4 jenis program rehabilitasi, yaitu:
1. Rehabilitasi medik pemantapan badaniahfisik
Dengan rehabilitasi
medik ini
dimaksudkan agar
mantan penyalahgunaketergantungan NAPZA benar-benar sehat secara fisik dalam arti
komplikasi medik diobati dan disembuhkan atau dengan kata lain terapi medik masih dapat dilanjutkan.
2. Rehabilitasi psikiatri pemantapan rohaniahmental
Dengan rehabilitasi psiatrik ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi yang semula berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain
sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan, sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik dengan sesama rekannya maupun personil yang
membimbing dan mengasuhnya. 3.
Rehabilitasi psikososial pemantapan sosial Dengan rehabilitai psikososial ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi
dapat kembali adaptif dalam lingkungan sosialnya yaitu di rumah, di sekolahdi
kampus, di masyarakat dan ditempat kerja. Program rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat re-entri program.
4. Rehabilitasi psikoreligius pemantapan agama
Rehabilitasi psikoreligi masih perlu dilanjutkan setelah terapi psikoreligius untuk memulihkan peserta rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya masing-masing. Pedalaman, penghayatan dan pengalaman keagamaan atau keimanan ini akan menumbuhkan kekuatan kerohanian spiritual
power pada diri seseorang sehingga mampu menekan resiko seminimal mungkin terlibat kembali dalam penyalahgunaanketergantungan NAPZA.
5. Psikoterapi kognitif pemantapan pendidikan dan keluarga
Memelihara dan meningkatkan pengetahuan yang diselaraskan dengan pendidikan sebelum masuk ke pusat rehabilitasi Remaja Indonesia, 2005.
Pusat atau lembaga rehabilitasi yang baik haruslah memenuhi persyaratan antara lain: 1 sarana dan prasarana yang memadai termasuk gedung, akomodasi,
kamar mandiWC yang higienis, makanan dan minuman yang bergizi dan halal, ruang kelas, ruang rekreasi, runag konsultasi individual maupun kelompok, ruang
konsultasi keluarga, ruang ibadah, ruang olahraga, ruang keterampilan dan lain sebagainya. 2 tenaga yang profesional psikiater, dokter umum, psikolog,
pekerja sosial, perawat, agamawanrohaniawan dan tenaga ahli lainnya. 3 manajemen yang baik. 4 kurikulumprogram rehabilitasi yang memadai sesuai
dengan kebutuhan. 5 peraturan dan tata tertib yang ketat agar tidak terjadi pelanggaran ataupun kekerasan. 6. Keamanan security yang ketat agar tidak