KarakteristikCiri-ciri Pengguna Narkoba Rehabilitasi Narkoba

kampus, di masyarakat dan ditempat kerja. Program rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat re-entri program. 4. Rehabilitasi psikoreligius pemantapan agama Rehabilitasi psikoreligi masih perlu dilanjutkan setelah terapi psikoreligius untuk memulihkan peserta rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing. Pedalaman, penghayatan dan pengalaman keagamaan atau keimanan ini akan menumbuhkan kekuatan kerohanian spiritual power pada diri seseorang sehingga mampu menekan resiko seminimal mungkin terlibat kembali dalam penyalahgunaanketergantungan NAPZA. 5. Psikoterapi kognitif pemantapan pendidikan dan keluarga Memelihara dan meningkatkan pengetahuan yang diselaraskan dengan pendidikan sebelum masuk ke pusat rehabilitasi Remaja Indonesia, 2005. Pusat atau lembaga rehabilitasi yang baik haruslah memenuhi persyaratan antara lain: 1 sarana dan prasarana yang memadai termasuk gedung, akomodasi, kamar mandiWC yang higienis, makanan dan minuman yang bergizi dan halal, ruang kelas, ruang rekreasi, runag konsultasi individual maupun kelompok, ruang konsultasi keluarga, ruang ibadah, ruang olahraga, ruang keterampilan dan lain sebagainya. 2 tenaga yang profesional psikiater, dokter umum, psikolog, pekerja sosial, perawat, agamawanrohaniawan dan tenaga ahli lainnya. 3 manajemen yang baik. 4 kurikulumprogram rehabilitasi yang memadai sesuai dengan kebutuhan. 5 peraturan dan tata tertib yang ketat agar tidak terjadi pelanggaran ataupun kekerasan. 6. Keamanan security yang ketat agar tidak memungkinkan peredaran NAZA di dalam pusat rehabilitasi termasuk rokok dan minuman keras, Hawari, 2009: 132.

2.4.8 Tujuan Rehabilitasi Narkoba

Tujuan rehabilitasi bagi pengguna narkoba yaitu sebagai berikut: 1. Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimalkan efek-efek yang langsung atau tidak langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain. 2. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia memang telah dibekali keterampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap mencoba bertahan untuk selaluabstinensia. Pelatihan relapse prevention programe, program terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk mencegah relaps. 3. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial Dalam kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama.Terapi rumatan maintence metadon merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini Hawari, 2009: 135.