Pengertian Pembinaan Rohani Pembinaan Rohani
Semua rohaniwan, serta lain-lainnya, yang secara sah menunaikan pelayanan sabda, perlu berpegang teguh pada Alkitab dengan membacanya dan
mempelajarinya dengan saksama. Maksudnya jangan sampai ada seorang pun di antara mereka yang menjadi “pewarta lahiriah dan hampa sabda Allah, tetapi tdak
mendengarkannya sendiri dalam batin”. Padahal ia wajib menyampaikan kepada kaum beriman yang dipercayakan kepadanya kekayaan sabda Allah yang
melimpah. Jika mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dengan maksud
yang murni untuk mendapatkan inti pembicaraan Alkitab, maka perlu memperhatikan beberapa prinsip penting yaitu: menyadari bahwa Alkitab adalah
Roh; membaca dengan roh yang telah dilahirkan kembali; mencintai firman Tuhan; pohon pengetahuan dan pohon kehidupan; mencari Tuhan dan memohon
tuntunan Tuhan; membaca dengan berbagai metode; mencari fakta dan menganalisa.
3. Renungan bersama
Dalam perenungan ini, realita yang dimaksud adalah “keadaan atau situasi yang sedang
terjadi”. Semua orang yang hidup dalam sistem ini adalah objek utama dari pengertian ini.
Mereka yang hidup menganut sistem ini adalah lawan nyata yang sedang dihadapi. Realita dominan yang berpengaruh hari ini adalah “kekuatan-kekuatan”
ideologi, cara pandang tentang hidup, dan sikap yang bertentangan dengan sistem iman dan telah merasuk banyak orang.
Orang percaya akan berhadapan dengan falsafah-falsafah, ideologi- ideologi, dan pola tingkah laku yang cenderung merongrong kehidupan rohaninya.
Realita yang dimaksud dapat dilihat, seperti: penekanan pada rasio dan rasionalisme yang tanpa batas; individualisme; oportunis atau prospektif; dan
relativisme nilai atau kebenaran. Realitas ini akan menguji keutuhan iman yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita.
Uraian di atas menjelaskan bahwa dengan adanya materi pembinaan rohani diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dalam diri, membangun diri
sendiri serta dapat mengenali diri sendiri, dengan harapan apabila proses pengenalan diri sendiri telah berjalan, sedikit demi sedikit akan menghasilkan
suatu kesadaran diri yang lebih baik, lebih maju dan menumbuhkan pola berfikir yang positif Suprana, 2009: 45.