obatan sampai suatu ketika individu itu tidak bisa lagi hidup tanpa obat-obatan tersebut sehingga menjadi kecanduan Soeparwoto, 2007: 219-220.
Dalam buku Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 2009: 4, terdapat 3 faktor yang dapat dikatakan sebagai pemicu seseorang dalam
penyalahgunaan narkoba. Ketiga faktor tersebut yaitu: a faktor diri. Diantaranya yaitu: keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir panjang
tentang akibatnya dikemudian hari; keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran; keinginan untuk bersenang-senang; keinginan untuk dapat diterima
dalam satu kelompok komunitas atau lingkungan tertentu; lari dari masalah, ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan; merasa tidak dapat
perhatian, tidak diterima atau disayang, dalam lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan dll. b faktor lingkungan. Diantaranya yaitu: keluarga
bermasalah atau broken home; ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan pengedar gelap narkoba; lingkungan
pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba; keluarga yang
super sibuk mecari uangdi luar rumah dll. c faktor ketersediaan narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai
narkoba karena: narkoba semakin mudah didapat dan dibeli; harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat; masih banyak
laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap; semakin mudahnya akses intrenet yang memberikan informasi pembuatan narkoba dll.
2.4.5 KarakteristikCiri-ciri Pengguna Narkoba
Tidak mudah mengetahui apakah seseorang menyalahgunakan narkoba atau tidak, karena banyak pemakai yang pandai menyembunyikan keluhan
ataupun perubahan yang terjadi pada dirinya. Namun secara sederhana berdasarkan pengamatan dapat dilihat tanda-tanda yang tampak sebagai indikasi
individu terlibat penyalahgunaan narkoba, antara lain: 1.
Berkaitan dengan sekolah: penurunan pada motivasi belajar dan prestasi akademik; mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang di sekolah
mempunyai reputasi kurang baik; sering meminjam uang kepada teman; sering dipanggil guru karena tidak disiplin.
2. Perubahan sikap pribadi: sering mengunci diri di kamar; suka berlama-lama di
kamar mandi; menunjukkan sikap cuek; malas mengurus diri, tidak peduli kebersihan diri; sering berbohong; mudah tersinggung, agresif yang ditandai
dengan sering berkelahi, tawuran; membatasi diri pada basa-basi dan menghindari pembicaraan panjang; di rumah sering ditemukan obat-obatan,
jarum suntik, bau-bauan dll, yang tidak biasanya ada terutama di kamar mandi dan kamar tidurnya.
3. Kesehatan dan emosi: banyak menguap padahal tidak mengantuk; batuk pilek
berkepanjangan; diare, perut melilit; sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal demam; sering membawa obat tetes mata untuk mengobati matanya
yang sering berair dan merah; takut air Soeparwoto, 2007: 218-219. Berikut adalah ciri-ciri penyalahguna narkoba menurut badan narkotika
nasional:
1. Ciri-ciri fisik penyalahguna narkoba antara lain: kesehatan fisik dan
penampilan menurun; badan kurus, lemah, malas; mata kemerah-merahan; muka pucat dan bibir kehitaman; berkeringat secara berlebihan; badan
gemetaran; bicara cadel; mata berair; nafsu makan menurun dll. 2.
Ciri-ciri emosi penyalahguna narkoba, antara lain: sangat sensitif dan cepat bosan; jika ditegur atau dimarahi membangkang dan menentang; mudah
tersinggung dan cepat emosi; hilang ingatan gila; berusaha menyakiti diri sendiri; selalu berada dalam dunia khayalan.
3. Ciri-ciri perilaku penyalahguna narkoba antara lain: susah diajak bicara;
kurang disiplin; sering menghindari kontak mata langsung; takut air sehingga tidak suka mandi; punya teman-teman yang baru dan aneh; menarik diri dari
aktivitas bersama keluaga; berbicara kasar kepada orang lain disekitarnya termasuk kepada orang tuanya; sulit berkonsentrasi BNN, 2010: 22-24.
2.4.6 Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Ada 5 bentuk penanggulangan masalah narkoba, yaitu sebagai berikut: 1.
Promotif Disebut juga program pembinaan. Program ini ditujukan kepada
masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini
secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba.
2. Preventif
Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk
narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. 3.
Kuratif Disebut juga program pengobatan. Program kuratif ditujukan kepada
pemakai narkoba.
Tujuannya adalah
mengobati ketergantungan
dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus
menghentikan pemakaian narkoba. 4.
Rehabilitatif Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang
disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba. 5.
Represif Program represif adalah program penindakan terhadap produsen, bandar,
pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum Partodiharjo, 2009: 100-107.
2.4.7 Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang-orang tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat memasuki area ini.
Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan, keterampilan dan pengetahuan untuk menghindarkan diri dari narkoba Soeparman, 2000: 37.
Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu: 1 rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk