Pengertian Rehabilitasi Rehabilitasi Narkoba

3.4.9 Teknik-teknik Rehabilitasi Narkoba

Ada beberapa teknik untuk mengatasi para korban penyalahgunaan narkoba, yaitu: 1 penyuluhan. Dalam metode penyuluhan ini meliputi wawancara, tanya jawab, temu wicara, sarasehan, seminar. 2 bimbingan sosial yang meliputi wawancara dan konseling. 3 pendidikan meliputi seminar, pelatihan, diskusi, simulasi. 4 kegiatan pengganti yang meliputi kelompok belajar Sasangka, 2003: 65.

3.4.10 Tahap-tahap Pemulihan Pecandu Narkoba

Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba: 1. Tahap rehabilitasi medis detoksifikasi, tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat sakaw yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna mendeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut. 2. Tahap rehabilitasi non medis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido Kampus Unitra, Rumah Damai Semarang, Baddoka Makassar, dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic communities TC, 12 steps dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain. 3. Tahap bina lanjut after care, tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari Haryati, 2012. Di Rumah Damai langkah pemulihan pecandu narkoba dilakukan dengan cara yaitu: 1 kami mengakui bahwa kami tidak berdaya terhadap kecanduan dan hidup kami menjadi kacau. 2 kami percaya bahwa Tuhan yang memulihkan. 3 kami mengambil keputusan untuk berbalik dari kehidupan yang kacau kepada Tuhan. 4 membuat daftar inventaris moral atas segala kelemahan dan dosa kami. 5 mengakui kepada Tuhan, diri sendiri dan minimal 1 satu orang atas segala kelemahan dan dosa kami. 6 minta Tuhan angkat semua karakter kami yang rusakjelek. 7 berdoa dan minta Tuhan angkat semua kekurangan kami di masa lalu. 8 buat daftar orang yang pernah kita lukai dan berjanji untuk berdamai. 9 buat perdamaian secara langsung tanpa diwakilkan sejauh keadaan memungkinkan. 10 terus adakan evaluasi pribadi, jika ada kesalahan segera akui tanpa ditunda. 11 Kembangkan terus hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa dan firman Tuhan, agar kita mengerti kehendak-Nya dan kuasa-Nya melepaskan kita. 12 Membagikan pengalaman rohani ini kepada orang lain, terutama para pecandu dan menerapkan seluruh prinsip ini dalam hidup kita Mulyadi, 2009 .

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir memberikan sekilas gambaran mengenai inti dari alur pikiran dalam skripsi, yang bertujuan mempermudah pembaca dalam memahami isi dari skripsi yang dibaca. Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagaimana yang diuraikan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori dan konsep yang mendukung, maka dapat digambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka berpikir Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya narkoba di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius dan telah mencapai masalah yang memprihatinkan sehingga menjadi masalah nasional. Pengguna dan pengedar narkoba tiap tahun semakin meningkat, hal ini dipengaruhi oleh Pengguna narkoba Perilaku sosial Panti rehabilitasi Ceramah, tanya jawab, konseling Pembinaan rohani: WL DEVO, sesi pagi, sesi malam, DVD khotbah, bible cepatnya laju perkembangan teknologi dan globalisasi. Sesuai dengan UU No 35 Tahun 2009 Pasal 54 tentang narkotika, pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Seseorang yang telah terbukti menggunakan narkoba wajib mengikuti rehabilitasi, baik rehabilitasi yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan keterampilan, pengetahuan untuk menghindarkan diri dari narkoba. Salah satu panti rehabilitasi narkoba di Jawa Tengah adalah Rumah Damai. Rumah Damai merupakan tempat pemulihan bagi para pengguna narkoba dengan pendekatan kasih. Di Rumah Damai para peserta rehabilitasi diberi pembinaan, salah satu dari pembinaan yang ada yaitu pembinaan rohani. Dalam pembinaan rohani terdapat beberapa kegiatan diantaranya yaitu, WL DEVO, sesi pagi, sesi malam, DVD khotbah, bible study, morning meeting, doa kamar, ibadah ke Gereja. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan rohani yaitu dengan cara ceramah, tanya jawab dan konseling. Melalui kegiatan pembinaan rohani diharapkan dapat mengubah perilaku sosial para peserta rehabilitasi yang semula kurang baik menjadi lebih baik. Meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan mereka berada, agar setelah mereka keluar dari Rumah Damai dapat melanjutkan hidupnya secara sehat, normal, mampu memenuhi kebutuhan diri sesuai dengan tuntutan sosial. Mampu bekerja sama, saling menghormati, dan toleran dalam hidup bermasyarakat.