Gua Si Kembar Gua Si Parat 1

5.1.1 Gua Si Kembar

Berdasarkan hasil pemetaan, pada gua Si Kembar terdapat 15 titik stasiun pengukuran. Setiap stasiun diambil berdasarkan kesulitan lorong dengan menggunakan metode forward. Si Kembar merupakan gua terpanjang ke- 5 dari 8 gua yang dilakukan pengukuran. Gua ini berada di kawasan kebun penduduk dengan topografi landai sehingga apabila terjadi hujan maka terbentuk aliran air yang deras dari permukaan mulut gua. Peta gua dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Peta tampak atas Gua Si Kembar Mulut gua Si Kembar memiliki tinggi ± 2,5 meter dengan lebar mulut gua ± 1,8 meter. Pada mulut gua terdapat air yang deras dengan kedalaman air mencapai dada orang dewasa. Terdapat alat penarik dan pipa-pipa air pada mulut gua. Beberapa meter ke dalam gua, kondisi aliran air masih deras dengan ketinggian air mencapai betis orang dewasa. Gua ini memiliki atap gua yang tinggi sehingga memberikan kebebasan dalam melakukan penelusuran. Semakin ke dalam, lorong gua semakin menyempit yang memberikan tantangan menarik dalam melakukan penelusuran. Kondisi lorong gua yang dihiasi ornamen-ornamen gua seperti stalaktit dan stalakmit aktif dengan bentuk–bentuk yang unik merupakan obyek yang menarik untuk digunakan sebagai salah satu unsur penarik wisatawan atau penelusur Gambar 7. Ornamen – ornamen gua ini berbentuk runcing, mengkilat dan berwarna kuning. Warna kuning pada ornamen gua disebabkan kondisi tutupan lahan di atas gua yang telah terganggu sehingga air hujan akan langsung meresap ke dalam gua dengan membawa butiran tanah tanpa ditahan oleh vegetasi. a b Gambar 7 a Ornamen gua berupa stalaktit aktif b Lorong gua yang sempit

5.1.2 Gua Si Parat 1

Tinggi mulut gua Si Parat 1 mencapai ± 3 meter. Pada mulut gua terdapat batu-batu kapur tajam dengan tinggi sekitar ± 2 meter. Beberapa meter dari mulut gua terdapat runtuhan batu kapur. Terdapat sebuah cabang pada lorong gua, untuk memasukinya posisi tubuh penelusur harus merayap karena tinggi atap gua hanya mencapai ± 60 cm sepanjang 1 meter. Adanya aliran air sepanjang lorong yang sempit ini menambah tingkat kesulitan dalam aktivitas penelusuran. Setelah melalui lorong - lorong sempit tersebut, terdapat lorong yang lebar dan posisi tubuh penelusur dapat berdiri kembali. Pada bagian lorong lebar ini masih terdapat bebatuan dan aliran air yang semakin mengecil. Gua ini cukup lembab dan di dalam lorong tercium bau guano kotoran kelelawar yang cukup menyengat. Pada ujung gua terdapat sumber air yang muncul dari celah batuan tetapi tidak terlihat adanya aliran air di dekat celah tersebut Gambar 8. Gambar 8 Sumber air di dalam Gua Si Parat 1 Berdasarkan hasil pemetaan gua Si Parat 1, terdapat 6 stasiun dengan panjang gua mencapai ± 38,67 meter. Gambar 9 Peta tampak atas Gua Si Parat 1

5.1.3 Gua Si Parat 2