Data Sumber Data Metode Aksesibilitas
Letak gua dari perumahan penduduk lapang
pengukuran Letak gua dari jalan raya
lapang pengukuran
Jarak gua dari gua yang sudah dikembangkan untuk wisata
lapang pengukuran
Hubungan dengan obyek wisata sekitarnya Adanya obyek wisata sejenis dan tidak sejenis lapang pengamatan
Kondisi pengunjung Karakteristik pengunjung umur, jenis kelamin,
asal, pendidikan, dan pekerjaan. lapang wawancara
Fasilitas sarana Peminjaman alat, shelter, mushola, toilet, air
bersih lapang pengamatan
Kondisi dan daya dukung kawasan Masyarakat dan pengunjung
lapang pengamatan
Keamanan Binatang, pertambangan, luapan air,
terpelesetjatuh, amoniak berlebih lapang pengamatan
Kondisi air bersih Volume, kelayakan konsumsi
lapang pengamatan Tabel 2 Data-data sekunder yang diambil
Data Sumber Data
Metode Kondisi umum kawasan
Sejarah dokumen dan laporan
studi literatur Letak dan luas
demografi desa studi literatur
Iklim dan Topografi dokumen dan laporan
studi literatur Sosial ekonomi masyarakat
demografi desa studi literatur
Kondisi pengunjung Jumlah bulan laporan studi literatur
3.4 Metode Penentuan Lokasi
1. Studi pendahuluan. Studi pendahuluan diawali wawancara dengan juru
kunci. Wawancara dilakukan bertujuan mendata gua di kawasan Karst Gudawang. Hasil wawancara diketahui Karst Gudawang memiliki 24 gua
dengan 15 gua berair dan 9 gua kering Tabel 3 2.
Obyek penelitian yang dikaji berupa gua berair alami. Hal ini terkait aktivitas penelusura dan gua kering rentan kerapuhan yang dapat
menyebabkan keruntuhan karena gua kering tidak aktif
3. Diantara 15 gua berair dilakukan pemilihan kembali untuk menentukan
gua yang akan digunakan sebagai obyek penelitian. Gua yang telah dikembangkan sebagai wisata tidak dilakukan kajian
4. 2 gua telah dikembangkan sebagai obyek wisata, 2 tidak dilakukan kajian
karena terbatas keterampilan, 3 tidak ditemukan sehingga hanya 8 gua yang dapat dikaji.
Tabel 3 Penentuan Gua Kajian
No Nama Tipe
Gua Kajian
Keterangan
Basah Kering Dilakukan Tidak Dilakukan
1 Si Kembar
√ - √ - Dilakukan
kajian 2 Si
Pahang √ -
- √ Telah
dikembangkan 3 Si
Masigit -
√ - √
Kering, telah dikembangkan 4 Si
Menteng √ -
- √ Telah
dikembangkan 5
Si Parat 1 √ - √ -
Dilakukan kajian
6 Si Parat 2
√ - √ - Dilakukan
kajian 7
Si Aul Ujung √ - √ -
Dilakukan kajian
8 SiAul Tengah
√ - √ - Dilakukan
kajian 9 Si
Garaan √ - √ -
Dilakukan kajian
10 Si Gong
- √ -
√ Gua kering, tidak dikaji
11 Gopala -
√ -
√ Gua kering, tidak dikaji
12 Si kondang
- √
- √
Gua kering, tidak dikaji 13 Si
Kandang -
√ - √
Gua kering, tidak dikaji 14 Si
Cayur √
√ √ Dilakukan
kajian 15 Si
Benteng -
√ -- √
Gua kering, tidak dikaji 16 Si
Bulan 1
- √ -
√ Gua kering, tidak dikaji
17 Si Bulan
2 -
√ - √
Gua kering, tidak dikaji 18 Si
Patahunan √ - √ -
Dilakukan kajian
19 Si Delan
√ - -
√ Tidak ditemukan
20 Si Langir
√ - -
√ Tidak ditemukan
21 Si Leseh
√ - -
√ Tidak ditemukan
22 Si Nampol
- √ -
√ Gua Kering, tidak dikaji
23 Si Elong
√ -
√ Koordinat ditemukan
24 Legok Picung
√
- -
√
Koordinat ditemukan
3.5 Metode Penentuan Derajat Kesulitan Gua
Penentuan derajat kesulitan gua menggunakan 4 parameter yaitu: 1.
Aktivitas tubuh berupa berdiri 160 cm, merunduk 140-160 cm, jongkok 120-140 cm, merangkak 80 –120 cm, merayap 80 cm.
Berenang memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan aktivitas lainnya karena berenang ini membutuhkan keterampilan yang khusus
dalam melakukannya 2.
Kondisi air debit air dalam gua menjadi parameter penilaian yang penting karena akan menentukan tingkat kesulitan dalam penelusuran gua.
Debit air yang lebih besar lebih menyulitkan untuk ditelusuri dibandingkan dengan gua yang memiliki debit air yang kecil. Semakin
tinggi debit air, maka semakin besar nilai yang diberikan 3.
Panjang lorong gua merupakan salah satu parameter yang penting dalam penilaian derajat kesulitan. Semakin panjang lorong gua semakin tinggi
nilai yang diberikan. Gua yang panjang akan membutuhkan daya tahan tubuh yang lebih dibandingkan dengan gua yang pendek karena semakin
ke dalam gua ketersediaan oksigen semakin menipis 4.
Bentuk mulut gua merupakan parameter yang cukup menentukan dalam penelusuran gua. Bentuk mulut gua yang vertikal akan lebih membutuhkan
keterampilan, daya tahan tubuh dan ketersediaan alat lengkap dibandingkan dengan bentuk mulut gua yang horisontal. Oleh karena itu,
bentuk mulut gua yang vertikal memiliki nilai kesulitan yang lebih besar dibandingkan dengan mulut gua horisontal. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Parameter Penentuan Derajat kesulitan Gua
1. Parameter 2. Parameter
3. Parameter 4. Parameter
Aktivitas tubuh
Nilai Debit air Nilai
Panjang gua Nilai
Bentuk mulut gua
Nilai Berdiri
0 – 40 0 – 50
Horisontal Merunduk
0.5 41 – 80
0.5 51 – 100
0.5 Vertikal
0.5 Jongkok
1 81 – 120
1 101 – 150
1 Merangkak 1.5
121 –160
1.5 151
– 200
1.5 Merayap 2
160 2
200 2
Berenang 2.5
Jumlah 7.5 2 2
0.5
3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Studi Literatur