I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentang alam yang terdapat di Indonesia adalah kawasan karst yaitu kawasan yang dibentuk oleh proses pelarutan batuan yang berbahan induk
batu gamping dan dolomit Kasri et al 1999. Kawasan karst Indonesia mencapai 20 dari total luas wilayah Indonesia yang terbentang dari Sumatera sampai Irian
Jaya yaitu mencapai 154.000 km
2
Surono et al 1999, diacu dalam Samodra 2001, tetapi potensinya belum banyak digali.
Keberadaan kawasan karst diketahui sebagai sumber daya bahan galian untuk bahan bangunan, padahal kawasan karst banyak memiliki nilai yang
penting. Nilai-nilai penting kawasan karst tersebut yaitu ekologi, ekonomi, ilmiah dan sosial budaya. Secara nyata, nilai - nilai tersebut dapat ditemui dari
pariwisata, sarang walet, bahan tambang, sumber air dan lain-lain. Selain itu kawasan karst merupakan laboratorium alam yang dapat digunakan sebagai obyek
penelitian. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kawasan karst dengan obyek keindahan gua - gua. Salah satu obyek wisata gua yang sering dikembangkan adalah ornamen gua seperti stalaktit,
stalakmit, gourdam dan lain-lain. Seiring dengan berkembangnya wisata yang bersifat back to nature, gua masih menyimpan banyak potensi.
Gua merupakan suatu tempat yang memiliki daya tarik tersendiri karena memberikan unsur petualangan. Kegiatan penelusuran gua termasuk merangkak,
merayap, jongkok, kadang harus berenang, serta memerlukan alat khusus seperti jummar, croll, tali, karabiner dan lain-lain memberikan tantangan yang berbeda.
Semua kegiatan itu dilakukan hanya dengan bantuan alat penerangan yang dimiliki penelusur memberikan tantangan yang cukup menarik untuk dilakukan.
Oleh karena itu wisata gua bisa dikembangkan sebagai wisata minat khusus. Wisata minat khusus adalah wisata yang memerlukan keahlian khusus dalam
melakukannya, wisata yang berisiko tinggi serta memiliki medan yang sulit sehingga jumlah peminatnyapun sedikit Ko 2001.
Potensi gua banyak tersebar di Indonesia, salah satunya terletak di Kabupaten Bogor, yaitu obyek wisata Gua Gudawang. Kawasan Karst Gudawang
meskipun memiliki 24 gua tetapi baru 3 gua yang telah dikembangkan sebagai obyek wisata masal yaitu Gua Simasigit, Simenteng dan Sipahang. Ketiga gua
tersebut telah mengalami perubahan-perubahan pembangunan infrastruktur atau fasilitas yang sengaja dibuat seperti tangga, penerangan dan bentuk mulut gua
yang dirubah menyerupai kepala singa yang terjadi pada Gua Simasigit dan Simenteng.
Gua – gua lain di kawasan Karst Gudawang memiliki kondisi masih asli, sehingga diharapkan gua-gua ini berpotensi dan layak untuk dikembangkan
sebagai obyek wisata dengan tingkat petualangan yang lebih tinggi. Kawasan ini pula diharapkan dapat menjadi salah satu kawasan wisata minat khusus namun
kelestarian kawasan karst dapat dikelola secara lestari.
1.2 Tujuan Penelitian