Tabel 6 Hasil Kriteria penentuan derajat kesulitan gua
No. Parameter Nilai Si
Kembar Si
Parat 1 Si
Parat 2 Si Aul
Tengah Si Aul
Ujung Si
Garaan Si
Cayur Si
Patahunan 1 Aktivitas
Berdiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merunduk 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 Jongkok 1 0 1 1 1 0 1 1 0
Merangkak 1.5 0 1.5 1.5 1.5 0 1.5 1.5 1,5 Merayap 2 0 2 2 2 2 0 2 0
Berenang 2.5 0 0 2.5 2.5 0 0 0 0
Jumlah 7.5 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kondisi Air
– 40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 41
– 80 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0
81 –
120 1 0 0 0 0 0 0 0 0 121
–160 1.5 1.5 0 0 0 0 0 0 0
160 2 0 2 2 2 0 0 0 0
Jumlah 2
3 Panjang Gua
– 50
0 0 0 0 0 0 0 0 0 51
– 100 0.5 0.5 0 0.5 0 0.5 0 0
101 –
150 1 0 0 0 0 0 0 0 0 151
– 200 1.5 0 0 0 1.5 0 1.5 1.5 0
200 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2
4 Mulut Gua
Horisontal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Vertikal
0.5 0 0 0 0.5 0.5 0 0.5 0
Jumlah 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Jumlah 12
2.5 7
10 11.5
3.5 4.5
7 2
Kategori Mudah Sulit
Sangat Sulit
Sangat Sulit
Sedang Sedang Sulit Mudah
Pembagian kelas derajat kesulitan gua untuk wisata minat khusus berupa penelusuran gua terdiri atas kelas mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.
Pembagian kelas masing-masing gua didasarkan atas hasil penilaian derajat kesulitan gua. Nilai terendah berdasarkan penilaian derajat kesulitan gua untuk
gua-gua yang dikaji adalah 2 yaitu Gua Si Patahunan dan nilai tertinggi adalah 11,5 yaitu gua Si Aul Tengah. Nilai derajat kesulitan dibagi menjadi 4 interval
nilai, yaitu kelas mudah dengan interval nilai kesulitan 0,0- 3,0. Untuk kriteria sedang nilai berkisar dari 3,1-6,0. Kriteria sulit dari nilai 6,1-9,0. Sedangkan
untuk penilaian gua yang memiliki kriteria sangat sulit 9,1-12,0. Data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kategori tingkat kesulitan gua
Kategori Derajat Interval Nilai
Mudah M 0.0-3.0
Sedang SD 3.1-6.0
Sulit S 6.1-9.0
Sangat Sulit SS 9.1-12
Kondisi bahaya dalam suatu penelusuran gua merupakan hal yang penting untuk diidentifikasi di lapangan. Berdasarkan pengamatan, kondisi bahaya di
dalam gua diantaranya adalah atap dan dinding gua mudah runtuh, amoniak berlebih yang dihasilkan dari kotoran kelelawar, binatang gua, kepala terbentur,
banjir, licin, kondisi lorong yang sempit dan batu-batuan yang tajam.
5.2.1 Gua Si Kembar
Berdasarkan hasil penilaian skoring kriteria derajat kesulitan, gua Si Kembar memiliki derajat kesulitan mudah dengan nilai skoring sebesar 2,5. Gua
ini merupakan gua yang pendek sehingga skoring nilai yang yang diberikan adalah 1. Bentuk mulut gua Si Kembar horisontal sehingga nilai yang diberikan
adalah 0. Aktivitas gerakan tubuh yang dilakukan dalam gua ini adalah berdiri dan jongkok. Oleh karena itu, gua ini tidak memberikan dan tidak memperlihatkan
adanya bahaya yang cukup besar sehingga nilai skoring yang diberikan adalah 1. Penelusuran gua Si Kembar tidak memerlukan peralatan yang khusus
melainkan hanya menggunakan peralatan yang sederhana seperti senter, sepatu dan pelindung kepala. Kegiatan dalam penelusuran gua ini termasuk mudah
dengan kondisi lorong-lorong yang lebar dan tinggi. Hal yang perlu diperhatikan pada gua Si Kembar adalah kondisi air dan kondisi tanah gua yang licin. Ketika
musim hujan, air di dalam gua akan semakin tinggi karena debit air yang naik.
5.2.2 Gua Si Parat 1
Gua Si Parat 1 memiliki derajat kesulitan penelusuran yang sulit dengan nilai skoring sebesar 7. Gua ini termasuk dalam kategori sulit karena ketika
melakukan penelusuran pengunjung banyak melakukan aktivitas tubuh seperti merayap dan jongkok. Hal ini disebabkan oleh lorong-lorong gua yang sempit dan
atap yang rendah.
Gua ini termasuk gua yang pendek sehingga nilai skoring panjang gua sebesar 0. Adanya batuan yang tajam dan lorong yang rendah dengan aliran air
yang cukup deras akan menyulitkan bagi penelusur. Dengan kondisi demikian akan memberikan risiko bahaya yang cukup besar bagi penelusur gua ketika
melakukan penelusuran. Nilai skoring kondisi air adalah 2 karena air yang terdapat di dalam gua ini
dapat mencapai kepala penelusur ketika melakukan kegiatan merangkak sehingga diperkirakan dalam kondisi hujan air akan memenuhi lorong gua.
Gua ini sedikit rapuh dilihat dari adanya sisa-sisa runtuhan gua sehingga kondisi lorong gua menjadi sempit. Selain itu, bau guano sangat menyengat
sehingga kemungkinan amoniak berlebih dapat timbul dari kotoran kelelawar. Mulut gua yang dimiliki gua Si Parat 1 merupakan mulut gua horisontal sehingga
nilai yang diberikan untuk bentuk mulut gua adalah 0.
Gambar 20 Reruntuhan batu di dalam Gua Si Parat 1
5.2.3 Gua Si Parat 2
Gua Si Parat 2 memiliki derajat kesulitan penelusuran yang sangat sulit dengan nilai skoring 10. Mulut gua ini mencapai ± 80 cm. Kondisi mulut gua
yang ada telah memberikan tantangan yang menarik. Nilai skoring mulut gua 0 karena mulut gua yang dimiliki merupakan mulut gua horisontal. Beberapa meter
ke dalam gua, tubuh penelusur harus berjongkok dengan melewati aliran air dan kerikil-kerikil yang cukup banyak. Gua ini memiliki 2 cabang dengan cabang
yang satu kondisinya tidak terdapat aliran air, terdapat batuan-batuan yang cukup besar serta dilengkapi dengan lumpur dengan kondisi udara yang lembab. Selain
itu, lorong yang dimiliki cabang ini memiliki tinggi sekitar ± 1 meter sehingga
penelusur harus melaluinya dengan berjalan jongkok yang sesekali harus merangkak. Sedangkan cabang yang lainnya pada lorong dialiri air. Cabang ini
hanya dapat dilalui dengan merayap dan berenang karena kondisi ketinggian lorong gua mencapai ± 75 cm. Nilai skoring gua dalam melakukan aktivitas
tubuh sebesar 2,5 karena banyaknya aktivitas gerakan tubuh yang harus dilakukan dalam penelusuran gua.
Berdasarkan pengamatan, bahaya yang terdapat di gua ini adalah kondisi batuannya yang tajam sehingga ada kemungkinan penelusur mengalami luka.
Selain itu, atap gua yang cukup rendah dan lorong yang sempit memberikan bahaya terjadinya benturan terhadap kepala. Kondisi air juga perlu diperhatikan
karena dengan kondisi lorong yang sempit dan atap yang rendah memungkinkan meluapnya air sampai atap gua, khususnya ketika musim hujan. Kondisi air gua
memiliki nilai 2. Panjang yang dimiliki gua ini tidak terlalu panjang. Nilai skoring gua ini untuk panjang gua adalah 0,5.
5.2.4 Gua Si Aul Tengah
Gua Si Aul Tengah memiliki derajat kesulitan penelusuran yang sangat sulit dengan nilai skoring 11,5. Bentuk mulut gua vertikal sehingga nilai skoring
bentuk mulut gua adalah 0,5. Semakin ke dalam lorong gua, ketinggian gua mulai rendah sehingga badan tidak lagi berdiri tetapi harus merangkak dan merayap
dengan kondisi air masih dalam keadaan deras. Nilai skoring untuk aktivitas tubuh yang dilakukan adalah mencapai nilai 2,5.
Kondisi air dekat mulut gua mencapai betis orang dewasa tetapi semakin ke dalam lorong gua, kondisi air mencapai dada orang dewasa dengan lumpur
yang sangat tebal. Kondisi demikian akan sedikit mengganggu dalam penelusuran. Nilai skoring kondisi air gua ini mencapai nilai 2. Gua ini termasuk gua
terpanjang ke-3 dari 8 gua yang dikaji yaitu dengan panjang 175,02 meter. Nilai skoring gua ini untuk panjang adalah 1,5.
5.2. 5 Gua Si Aul Ujung Gua Si Aul Ujung memiliki derajat kesulitan penelusuran yang sedang
dengan nilai kriteria adalah 3,5. Memasuki gua ini harus melewati mulut gua yang vertikal sehingga nilai skoring mulut gua adalah 0,5. Kondisi lantai gua agak
curam sehingga kehati-hatian sangat diperlukan oleh para penelusur atau wisatawan. Ketika penelusur semakin ke dalam lorong gua maka akan
menemukan ceruk yang cukup besar dan mulut gua yang lain dengan bentuk mulut gua vertikal. Semakin ke dalam penelusur akan menemukan genangan air
setinggi lutut orang dewasa. Nilai kondisi air gua ini 0 karena tidak memiliki debit air. Tetapi perlu diperhatikan ketika musim hujan air dapat meningkat karena air
hujan yang turun melalui mulut-mulut gua yang vertikal. Aktivitas tubuh di dalam gua hanya berdiri dan merunduk sehingga nilai
yang diberikan hanya 0,5. Sedangkan nilai skoring untuk panjang gua 0,5 karena berada pada kisaran antara 50-100 m yaitu 77,07 meter.
Berdasarkan pengamatan, bahaya yang terdapat pada gua ini adalah kondisi air dan batuan yang tajam serta kondisi batuan yang kering karena
banyaknya ornamen-ornamen mati sehingga ada kemungkinan ornamen tersebut mengalami kerapuhan.
5.2.6 Gua Si Garaan
Gua Si Garaan memiliki derajat kesulitan penelusuran sedang dengan nilai skoring kriteria adalah 4,5. Untuk memasuki gua Si Garaan harus melalui tangga
yang telah dibuat oleh masyarakat. Pada bulan-bulan mendekati idul adha sering dikunjungi pendatang walaupun gua ini belum dikembangkan sebagai salah satu
gua untuk kegiatan wisata. Pada mulut gua cukup sempit sehingga penelusur harus jongkok dengan lumpur yang cukup memberikan kesulitan untuk berjalan.
Setelah beberapa meter ke dalam gua, maka penelusur akan menemukan cabang gua. Pada posisi ini kondisi tubuh dapat berdiri. Nilai skoring untuk aktivitas
tubuh mencapai nilai 2. Si Garaan merupakan gua yang cukup menarik untuk dikembangkan sebagai wisata minat khusus yang berbasis pendidikan.
Si Garaan merupakan gua yang terpanjang dari 8 gua yang dikaji selama penelitian yaitu mencapai ±183,51 meter. Maka nilai yang diberikan untuk
panjang gua ini adalah 1,5. Sedangkan bentuk mulut gua yang dimiliki adalah mulut gua horisontal maka nilai yang diberikan adalah nilai 0. Si Garaan
merupakan gua dengan sumber air perkolasi dengan kondisi menggenang maka nilai kondisi airnya adalah 0.
Bahaya-bahaya yang terdapat pada gua ini berdasarkan pengamatan adalah dengan keberadaan kelelawar yang banyak dimungkinkan amoniak berlebih yang
dihasilkan dari kotorannya merupakan salah satu bahaya yang dapat teridentifikasi. Banyaknya fauna gua dari jenis lain dimungkinkan adanya
binatang berbisa seperti kalajengking. Selain itu, kondisi batuan yang sedikit licin akan memungkinkan terjadinya kecelakaan.
5.2.7 Gua Si Cayur
Gua Si Cayur memiliki derajat kesulitan yang sulit dengan nilai skoring adalah 7. Kondisi gua yang memiliki mulut gua berbentuk vertikal sehingga nilai
yang dimiliki adalah nilai 0,5. Kondisi lorong yang sempit mengharuskan penelusur untuk berjalan jongkok dan merangkak ketika melewatinya. Gua Si
Cayur berbeda dengan kondisi gua lainnya yaitu kondisi lorongnya yang sempit. Nilai untuk aktivitas tubuh adalah 2. Kondisi air gua ini mengalir dengan nilai
skoring yang diberikan adalah nilai 0. Si cayur ini merupakan gua yang terpanjang ke-2 dari 8 gua yang dikaji dengan nilai yang diberikan untuk gua ini adalah 1,5.
Si Cayur memiliki lorong yang semakin ke dalam gua semakin menyempit sehingga oksigen yang tersedia semakin berkurang. Selain itu bau guano semakin
meningkat sehingga ada kemungkinan penelusur mengalami sesak napas. Semakin ke dalam penelusur berada di atas aliran sungai atau berjalan pada
dinding gua.
5.2. 8 Si Patahunan
Si Patahunan merupakan gua dengan derajat kesulitan mudah dengan nilai skoring 0,5 karena gua ini hanya memiliki panjang sekitar 12,19 meter dengan
kondisi gua yang buntu. Pada lorong gua ini penelusur dapat berdiri tegak. Pada beberapa titik terdapat atap yang rendah sehingga penelusur harus merunduk.
Nilai yang diberikan untuk aktivitas tubuh adalah nilai 0,5. Mulut gua yang dimiliki Si Patahuanan berupa mulut horisontal sehingga nilai yang diberikan
untuk bentuk mulut gua adalah 0. Gua ini merupakan gua terpendek dari 8 gua yang dikaji dengan nilai skoring 0. Dengan kondisi air menggenang maka kondisi
air dinilai 0.
Bahaya yang mesti diperhatikan dalam gua ini adalah kondisi air, dengan kondisi genangan air yang cukup besar akan adanya kemungkinan luapan air
sehingga terjadi banjir. Selain itu kondisi lumpur yang lengket perlu diperhatikan.
5.2.9 Si Langir dan Si Leseh Si Delon, Legok Picung
Si Langir dan Si Leseh merupakan gua dengan kondisi air yang sangat dalam sehingga kedua gua ini sangat sulit untuk dilakukan penelusuran tanpa alat
dan keterampilan khusus. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, pada tahun 2004 Si Delan merupakan gua yang pendek menyerupai sumur yang
dapat dimasuki manusia akan tetapi pada tahun 2007 gua ini tidak ditemukan. 5.3
Kriteria Penelusur
Bentangan kawasan karst sering menampakan keindahan, keunikan dan kelangkaan yang mempunyai nilai jual tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk
pariwisata. Oleh karena itu, salah satu yang dapat dijadikan obyek wisatanya adalah gua-gua yang telah diidentifikasi sehingga gua-gua yang ada dapat
disesuaikan dengan kriteria penelusur yang akan menjadi peminatnya. Wisata gua merupakan salah satu kegiatan yang sifatnya menantang yang dapat memberikan
kepuasan suatu petualangan. Hal ini sesuai dengan kondisi saat ini, wisata yang memberikan tantangan dan kesulitan merupakan wisata yang diminati beberapa
kalangan tertentu. Tetapi, untuk memberikan suatu petualangan yang sesuai maka gua-gua yang ada disesuaikan dengan kemampuan penelusur dan alat-alat yang
tersedia yaitu dengan cara membaginya ke dalam kriteria-kriteria untuk masing- masing gua berdasarkan potensi fisik gua yang telah dikaji.
Derajat kesulitan yang dimiliki gua-gua yang terdapat di kawasan karst Gudawang berbeda antara gua yang satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan
perbedaan kondisi fisik yang dimilki gua-gua tersebut. Kondisi demikian memberikan peluang yang cukup baik dalam pengembangan setiap gua yang akan
dikembangkan sebagai wisata minat khusus. Wisatawan yang akan menjadi kriteria setiap gua ditentukan berdasarkan kondisi derajat kesulitan yang dimiliki
setiap gua. Berdasarkan hasil kuisioner untuk pengunjung obyek wisata Gua Gudawang
dihasilkan data-data karakteristik pengunjung sebagai berikut.
Tabel 8 Karakteristik pengunjung obyek wisata Gua Gudawang
No. Parameter Pengunjung
Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin
Perempuan 12
40,0 Laki-laki
18 60 ,0
2 Umur 13-15
9 30 ,0
16-25 17
56,7 25
4 13,3
3 Pendidikan SD
- SLTP
3 10.0
SMA 8
26,7 Perguruan Tinggi
19 63,3
4 Pekerjaaan Wiraswasta
3 10,0
PNS 1
3,3 Mahasiswa
15 50 ,0
Pelajar 11
40,0 5 Asal
Luar Bogor 13
43,3 Bogor
17 56,7
6 Jenis kegiatan
Penelitian Penelusuran
17 56,7
Rekreasi 13
43,3
Berdasarkan karakteristik pengunjung didapatkan bahwa pengunjung berjenis kelamin laki-laki lebih banyak melakukan penelusuran, yaitu sebesar
60 dibandingkan perempuan yang hanya 40 . Pengunjung tersebut merupakan pelajar dan mahasiswa yang berasal dari wilayah Bogor. Pengunjung Gua
Gudawang yang melakukan penelusuran berumur mulai dari 13 – 25 tahun. Hal ini membuktikan bahwa kawasan Gua Gudawang belum dikenal masyarakat luar
wilayah Bogor dan wisata ini cenderung diminati oleh kalangan orang muda yang melakukan kegiatan penelusuran.. Banyaknya pengunjung dari daerah Bogor
disebabkan kurangnya promosi dan berbagai informasi mengenai keberadaan kawasan obyek wisata Gua Gudawang.
Berdasarkan derajat kesulitan gua yang ada, maka kriteria penelusur ditentukan berdasarkan umur dan kelompok peminat. Gua dengan derajat
kesulitan mudah diperuntukan bagi kelompok peminat anak-anak dan usia lanjut atau sekitar umur 10 - 50 tahun. Gua yang kelas mudah dalam penelusuran hanya
terdapat aktivitas berdiri dan merunduk sehingga tidak memerlukan keahlian
khusus dengan sedikit membutuhkan energi dalam menelusurinya. Gua yang termasuk kelas mudah ini adalah Gua Si Kembar dan Si Patahunan.
Gua dengan kelas kesulitan sedang adalah gua Si Garaan dan Si Aul Ujung. Gua ini diperuntukan bagi para penelusur antara umur 13-45 tahun dan
kelompok peminat anak usia sekolah SLTP dan umum pemula. Hal ini didasari atas tingkat kesulitan dalam penelusuran. Pada kelas gua sedang ini dalam
menelusuri gua tersebut penelusur harus melaluinya dengan merunduk, jongkok dan merangkak. Hal ini tidak terlalu memerlukan keahlian lebih dan alat
penelusuran yang lengkap. Akan tetapi pada kelas sedang ini kegiatan dalam penelusuran lebih sulit dibandingkan pada kelas mudah sehingga kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada gua ini tidak dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang usia lanjut. Sehingga untuk gua sedang ini direkomendasikan untuk umur
13 –45 tahun. Gua dengan kelas sulit adalah gua Si Parat 1 dan Si Cayur. Gua ini
diperuntukan bagi umur 15-40 tahun dan kelompok peminat anak usia SMU dan umum yang memiliki keterampilan dalam melakukan penelusuran. Pada kelas gua
ini keterampilan para penelusur sangat diperlukan karena kondisi kesulitan gua yang mengharuskan para penelusur untuk melakukan aktivitas tubuh jongkok,
merangkak bahkan merayap dalam melakukan penelusuran sehingga keterampuilan dalam menggunakan alat sangat diperlukan pada kelas ini.
Gua dengan derajat kesulitan gua sangat Sulit diperuntukan bagi para kelompok peminat yaitu pecinta ala dan para penelusur dengan umur antara 17-35
tahun. Hal ini didasarkan pada kondisi kesulitan gua yang memerlukan keterampilan khusus dan kondisi fisik yang maksimal karena dalam melakukan
penelusuran gua ini memerlukan fisik yang kuat karena lorong yang harus dilalui tidak hanya dengan jongkok, merangkak, merayap tetapi juga mesti berenang.
Gua yang termasuk dalam kelas sangat sulit adalah Si Parat 2 dan Si Aul Tengah. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan
penelusuran gua sangat ditentukan oleh derajat kesulitan gua. Semakin tinggi derajat kesulitan gua, maka kisaran umur penelusur dalam kesempatan
penelusuran semakin sempit. Penelusuran gua pada kondsi gua yang semakin sulit sangat diperlukan keahlian atau keterampilan dan kondisi fisik yang cukup
kuat. Sebelum penelusuran gua disarankan untuk dilakukan penyuluhan terlebih dahulu oleh pemandu untuk meminimalisasi resiko kecelakaan penelusur dan
kerusakan gua sebagai akibat dalam penelusuran yang mungkin terjadi. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam setiap penelusuran adalah kondisi kesehatan
penelusur sehingga direkomendasikan untuk menyertakan surat keterangan sehat dari dokter sebagai salah satu syarat dalam kelayakan penelusuran gua.
5.4 Penilaian Gua Menggunakan Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek
dan Daya Tarik Wisata Alam yang Dimodifikasi dalam Mengembangkan Wisata Minat Khusus
Gua merupakan obyek menarik yang dimiliki kawasan karst dengan berbagai fungsi baik fungsi ekologi, ekonomi maupun kemanusiaan Samodra
2001. Kawasan karst sebagai fungsi ekonomi salah satunya adalah dapat dimanfaatkan dari segi pariwisata, yaitu dengan mengembangkan gua yang ada
dimliki wisata. Wisata yang sesuai dengan kondisi yang ada dapat berupa wisata minat khusus. Hal ini dianjurkan selain untuk menjaga kondisi kawasannya
sendiri karena jumlah orang yang memiliki minat terhadap kawasan karst terbatas, baik dibatasi oleh kondisi fisik penelusur maupun keahlian dalam menggunakan
alat-alat penelusuran. Keberhasilan dalam pengembangan wisata minat khusus wisata gua
dipandang perlu suatu pedoman untuk mengembangkan wisata tersebut di kawasan karst agar dapat menjadi acuan dalam pembuatan suatu perencanaan
yang baik, salah satu yang dapat dilakukan dalam wisata minat khusus wisata gua adalah membuat kriteria-kriteria obyek dan menganalisis obyek wisata gua
tersebut. Kriteria - kriteria yang menjadi pedoman mengacu pada buku Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA
yang dimodifikasi. Kriteria - kriteria pedoman dalam pengembangan wisata gua di kawasan karst Gudawang berdasarkan data-data yang didapat di kawasan karst
tersebut adalah: 1.
Daya tarik obyek wisata alam berbentuk gua alam Unsur utama daya tarik wisata yang dinilai yaitu kondisi sumber daya
alam berupa gua-gua alam berair yang tersebar di kawasan karst Gudawang. Kawasan karst Gudawang merupakan kawasan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai wisata minat khusus. Obyek wisata minat khusus yang dikembangkan berupa wisata gua karena kawasan ini memiliki gua yang
memberikan daya tarik dan kepuasan bagi penelusur. Hal ini karena gua-gua yang ada masih dalam kondisi alami dan gua – gua yang ada memberikan petualangan
yang menarik. Unsur –unsur yang dinilai dari daya tarik wisata alam berbentuk gua alam adalah keanekaragaman bentuk gua yang berbeda-beda dan unik dan
daya pesona kondisi fisik. Selain itu segi keindahan ornamen-ornamen gua seperti adanya stalaktit, adanya stalakmit, adanya pilar, adanya sungai dalam gua
kawasan. Sedangkan kondisi fisik dari keaslian infrastrukturnya kawasan ini memiliki gua yang masih asli dan adanya sedikit perubahan. Selain itu keutuhan
tata lingkungan kawasan sangat penting dalam wisata minat khusus karena kondisi tersebut yang dapat dijual untuk wisata ini. Gua-gua banyak dianggap
memiliki nilai kepekaaan seperti nilai pengetahuan, budaya, kepercayan maupun pengobatan. Daya tarik obyek berupa gua memiliki nilai bobot 6 karena memiliki
nilai penting sebagai obyek yang sasaran utama. Nilai untuk daya tarik masing-masing gua berbeda karena masing - masing
gua memiliki potensi yang berbeda pula. Urutan gua dari yang memiliki nilai daya tarik terbesar adalah Si cayur dan Si Garaan merupakan gua yang paling tinggi, Si
Aul Ujung, Si Parat 2, Si Aul Tengah, Si Parat 1, Si patahunan dan Si Kembar. Nilai daya tarik obyek berbentuk gua untuk setiap gua di kawasan karst
Gudawang tertuang pada Tabel 9. Tabel 9 Unsur-unsur daya tarik wisata alam berbentuk gua alam
A
Daya Tarik Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaa n
Si patahunan
1 Keunikan dan
Kelangkaan 15 20 30 30 30 30 30
10
a. Sulit ditemukan ditempat lain 1
1 1
1 1
1 b. Memiliki daya pesona
1 1
1 1
1 1
1 c. Ada bentuk-bentuk yang unik
1 1
1 1
1 1
1 d. Bertingkat dan panjanglebar
1 1
1 1
1 1
2 Keaslian Optional
25 30 30 30 30 30 25 30
Asli 0 1 1 1 1 1 0
1 Sedikit
perubahan 1 0 0 0 0 0 1
Banyak perubahan
0 0 0 0 0 0 0 Rusak
0 0 0 0 0 0 0
A Daya Tarik
Si kembar
Si parat 1
Si parat 2
Si Aul tengah
Si Aul ujung
Si Cayur
Si Garaa
n Si
patahunan 3 KeindahanKeragaman
15 10 15 10 30 30 30 15
a. Konfigurasi
menarik 0 1 1 1 1 1 1
b. Ada banyak stalaktit 1
1 1
1 c. Ada banyak stalagmit
1 1
1 1
d. Ada
gourdam 1 0 1 0 1 1 1
1 e.
Ada pilar
0 0 0 0 1 1 1 f. Ada sungaidanau di bawah
1 1
1 1
1 1
1 1
4 Keutuhan tata
lingkungan 5 15 15 15 15 20 20
15
a. Masih
terlindung hutan
0 0 0 0 0 0 0 b. Terdapat binatang khas dalam gua
1 1
1 c. Tidak dipengaruhi pemukiman
1 1
1 1
1 1
1 d. Tidak dipengaruhi kegiatan industri
1 1
1 1
1 1
1 e. Tidak ada pengaruh lain yang merusak
5 Kepekaan 25 25 25 25 25 25 30
20
a. Ada nilai pengetahuan 1
1 1
1 1
1 1
1 b. Ada nilai budaya
1 1
1 1
1 1
1 1
c. Ada nilai pengobatan 1
d. Ada nilai kepercayaan 1
1 1
1 1
1 1
Nilai 85 100 115 110 130 135 135
90 Bobot
6 Skor
510 600 690 660 780 810 810 540
2. Iklim sangat menentukan dalam kegiatan penelusuran
Dalam suatu penelusuran kondisi iklim harus diperhatikan terutama untuk gua-gua yang basah. Unsur utama dalam kegiatan penelusuran dari kondisi iklim
diantaranya pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan, suhu udara rata – rata, kelembaban rata - rata dan lamanya musim kering di kawasan karst Gudawang.
Gua-gua yang terdapat di Kawasan tersebut berdasarkan pengamatan didominasi oleh gua dengan kondisi berair. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan penelusuran
dilakukan pada saat musim kemarau untuk mengurangi bahaya luapan air. Waktu kunjungan cenderung dilakukan pada musim – musim kering. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kondisi air gua yang semakin tinggi pada musim hujan. Suhu setiap gua berkisar antara 24
C – 31 C dan kelembaban sekitar 86 - 93 .
Peranan iklim sangat penting dalam melakukan penelusuran oleh karena itu bobot nilai yang dimiliki iklim adalah 5 karena penting dalam proses
keamanan penelusuran. Nilai kriteria iklim untuk masing – masing gua dapat di lihat pada Tabel 10. Nilai iklim dari tertinggi adalah Si Cayur dan Si Garaan
dengan nilai 325; Si aul Tengah, Si Aul Ujung Dan Si Patahunan dengan nilai 300; Si Kembar, Si Parat 1 dan Si Parat 2 dengan nilai 225.
Tabel 10 Unsur – unsur yang terdapat pada kriteria iklim
B Iklim Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaa n
Si patahunan
1 Pengaruh
iklim terhadap
Kunjungan 10 10 10 10 10 10 10
10
a. 10 – 12 bulan b. 7 – 9 bulan
c. 4 – 6 bulan d. 2 – 3 bulan
e. 2
bulan 1 1 1 1 1 1 1
1
2 Suhu udara pada musim hujan dalam gua 10
10 10
25 25
25 25
20 a. 20,0 - 22,9
b. 23,0 - 25,9 1
1 1
1 c. 26,0 - 28,9
1 d. 29,0 – 31
e. 31
1 1 1 0 0 0 0
3 Kelembaban rata - rata dalam gua 10
10 10
10 10
15 15
15
a. 40 – 50 b. 60 – 70
c. 80 – 90 1
1 1
d. 90 – 100 1
1 1
1 1
e. 100
0 0 0 0 0 0 0
4 Jumlah
bulan kering
rata-rata per
tahun 15 15 15 15 15 15 15 15
a. 8
bulan 0 0 0 0 0 0 0
b. 7
bulan 0 0 0 0 0 0 0
c. 6
bulan 1 1 1 1 1 1 1
1 d.
5 bulan
0 0 0 0 0 0 0 e.
4 bulan
0 0 0 0 0 0 0
Nilai 45 45 45 60 60 65 65
60 Bobot 5
Skor 225 225 225 300 300 325 325
300
3. Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk menuju kawasan obyek wisata Gua Gudawang sangat terjangkau oleh kendaraan umum baik oleh kendaraan beroda empat maupun
beroda dua. Unsur- unsur yang dinilai pada kriteria aksesibilitas adalah jarak dari pusat kota Bogor, jarak dari pemukiman, jalan raya Bogor-Jasinga serta jarak dari
kawasan yang telah dikembangkan. Obyek wisata Gua Gudawang dari pusat kota Bogor memiliki kondisi jalan yang bagus dan mudah untuk pencapaian lokasi
tersebut.
Keberadaan kawasan karst Gudawang dilewati oleh kendaraan umum jurusan Jasinga-Parung Panjang dan Kali Deres sehingga untuk menuju obyek ini
sangat mudah dengan kondisi jalan sedikit rusak. Kondis jalan raya Bogor-Jasinga dalam kondisi baik tetapi tidak melewati kawasan karst Gudawang.. Sedangkan
jarak dari pemukiman dengan kondisi jalan yang masih alami dan berlumpur memberikan perjalanan yang semakin menarik bagi para wisatawan minat khusus.
Nilai untuk kondisi dan jarak jalan dari masing – masing jenis jalan bervariasi dan relatif dekat sehingga dapat dijadikan sebagai suatu penarik wisatawan. Nilai
aksesibilitas dapat di lihat pada Tabel 11. Tabel 11 Unsur – unsur pada kriteria aksesibilitas
C Aksesibilitas Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si
patahunan 1 Kondisi dan jarak dari pusat kota Bogor
10 10
10 10
10 10
10 10
Baik 0 0 0 0 0 0 0
a. 0 - 15 km b. 16 - 30 km
c. 31 - 45 km d. 46 - 60 km
1 1
1 1
1 1
1 1
Sedang a. 0 - 15 km
b. 16 - 30 km c. 31 - 45 km
d. 46 - 60 km Buruk
a. 0 - 15 km b. 16 - 30 km
c. 31 - 45 km
2 Jarak
dari pemukiman
10 20 20 10 20 15 10 10
a. 5
km 0 0 0 0 0 0 0
b. 3,0 - 5 km c. 2,0 - 2,9 km
1 1
1 d. 1,0 - 1,9 km
1 e. 0.0 - 0,9 km
1 1
1 1
3 Jarak dari jalan raya Bogor - Jasinga 15
10 10
15 25
20 15
15
a. 11,0 km b. 10,0 - 11,0 km
1 c. 9,0 - 9,9 km
1 d. 8,0 - 8,9 km
1 1
1 1
e. 7,0 - 7,9 km 1
1
4 Jarak dari obyek wisata yang telah
dikembangkan
25 10 10 25 10 10 25 30
a. 0 - 0,5 km 1
b. 0,6 - 0,1 km 1
1 1
c. 1,1 - 1,5 km
C Aksesibilitas Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si
patahunan
d. 1,6 - 2 km e. 2 km
1 1
1 1
Nilai 60 40 40 50 55 45 50
55 Bobot 4
Skor 240 160 160 200 220 180 200
220
Aksesibilitas diberi bobot nilai 4 karena penting dalam melakukan penyebaran informasi dan kepuasan dalam perjalanan. Pelaksanaan wisata minat
khusus kondisi aksesibilitas yang mudah dalam melakukan perjalanan bukan hal penting tetapi yang menjadi utama adalah proses perjalanan atau kondisi-kondisi
yang dilalui selama perjalanan. Kondisi jalan yang berlubang seperti terlihat pada gmabar 19 tidak menjadi penghambat untuk melakukan kegiatan wista minat
khusus tersebut.
Gambar 21 Jalan alternatif Jasinga- Parung Panjang- Kali Deres yang melewati Kawasan Obyek Wisata Gua Gudawang
4. Fasilitas sarana untuk kegiatan wisata minat khusus
Fasilitas yang diberikan kawasan ini sangat menarik terutama gua-gua yang menjadi sasaran utama. Bobot nilai yang diberikan untuk fasilitas sarana 1
karena dalam kegiatan wisata minat khusus sarana hanya sebagai pelengkap dan tidak penting atau hanya penunjang. Unsur sarana yang dinilai dalam kawasan
obyek wisata diantaranya jalan kendaraan beroda, jalan setapak dan mushola., toilet dan shelter untuk istirahat tidak menjadi bahan utama dalam kegiatan wisata
jenis ini. Walaupun gua yang diberikan untuk wisata ini di luar komplek obyek wisata Gua Gudawang yang dimiliki PEMDA, penelusur dapat mengunjungi
kawasan obyek wisat Gua Gudawang. Fasilitas sarana dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Unsur – unsur pada kriteria fasilitas sarana
D. Sarana Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul ujung
Si Cayur Si Garaan Si patahunan
1 Sarana 15
15 15
10 10
10 10
15
a. Jalan
mobil 1 1 1
1 b. Jalan setapak
1 1
1 1
1 1
1 1
c. Shelter
0 0 d.
Warung 0 0
e. Mushola
0 0
Nilai 15 15 15
10 10
10 10
15 Bobot
1 Skor
15 15 15 10
10 10
10 15
Fasilitas yang menjadi utama dalam kegiatan wisata minat khusus diantaranya berupa peminjaman alat. Hal ini penting karena bagi para penelusur
pemula diperlukan adanya pengenalan dan cara penggunaan alat sebelum melakukan penelusuran. Peminjaman alat-alat dapat diperoleh dari instansi yang
mengadakan kegiatan wisata tersebut. Beberapa sarana yang terdapat di dalam kawasan obyek wisata Gua
Gudawang. Diantaranya Mushola, Toilet, Shelther dan warung.
a Mushola b Toilet
c Shelter d Warung
Gambar 22 Sarana prasarana penunjang 5. Kondisi sekitar kawasan
Unsur utama yang dinilai dari kriteria kondisi sekitar kawasan adalah lebih difokuskan pada tanggapan masyarakat terhadap orang luar pengunjung, tata
ruang wilayah obyek, tingkat pengangguran, pendidikan masyarakat, tanggapan masyarakat terhadap pengembangan obyek wisata gua dan status lahan.
Masyarakat sekitar kawasan ini dapat menerima keberadaan orang asing karena adanya partisipasi dari masyarakat seperti adanya masyarakat setempat membuka
warung, menjadi penjaga tempat parkir dan sebagian masyarakat bersedia menjadi pemandu bila ada pengunjung yang membutuhkannya. Kondisi masyarakat yang
menerima orang asing dapat memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan sehingga tingkat pengangguran dapat sedikit teratasi untuk sekitar
kawasan obyek wisata. Sedangkan kondisi masyarakat dipandang dari mata pencaharian sebagian besar masyarakat sekitar bekerja sebagai petani. Tingkat
pendidikan masyarakat merupakan hal diambil untuk melengkapi data yang telah ada. Sebagian besar masyarakat sekitar kawasan berpendidikan Sekolah Dasar
SD. Unsur yang dinilai selain masyarakat adalah tata ruang wilayah obyek. Unsur ini dilihat dari ada atau tidak ada, sesuai atau tidak sesuai dalam penataan
wilayah untuk obyek wisata. Bobot nilai yang diberikan untuk kondisi sekitar kawasan adalah 3 karena sangat mempengaruhi kenyamanan para wisatawan
dalam melakukan kegiatan wisata. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Unsur – unsur pada kriteria kondisi sekitar kawasan
E Kondisi Sekitar
Kawasan Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si Garaan Si patahunan
1 Tanggapan
terhadap orang
asing 30 30 30 30 30 30 30
30
a. Terbuka
1 1 1 1 1 1 1
1 b. Kurang terbuka
c. Tertutup
0 0 0 0 0 0
2 Tata
ruang wilayah
10 10 10 10 10 10 10
10
a. Ada dan sesuai b. Ada tapi tidak sesuai
c. Dalam proses penyusunan d.
Tidak ada
1 1 1 1 1 1 1
1
3 Pengangguran
20 20 20 20 20 20 20
20
a. 15
0 0 0 0 0 0 b. 10 - 15
c. 5 – 9 1
1 1
1 1
1 1
1 d.
5 0 0 0 0 0 0
4 Mata
pencaharian penduduk
20 20 20 20 20 20 20
20
a. Buruh
0 0 0 0 0 0 b.
Pedagang 0 0 0 0 0 0
c. Petani
1 1 1 1 1 1 1
1 d.
Pegawai 0 0 0 0 0 0
5 Pendidikan
20 20 20 20 20 20 20
20
a. SLTA
0 0 0 0 0 0 b.
SLTP 0 0 0 0 0 0
c. SD
1 1 1 1 1 1 1
1 d. Tidak lulus SD
6 Status
lahan 10
10 10 10 10 10 10 10
E Kondisi Sekitar Kawasan
Si kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si patahunan
a. Hutan
negara 0 0 0 0 0 0
b. Hutan
hak 0 0 0 0 0 0
c. Hutan
adat 0 0 0 0 0 0
d. Tanah
milik 1
1 1 1 1 1 1 1
Nilai 110
110 110 110 110 110 110 110
Bobot 3 Skor
330 330 330 330 330 330 330
330
6. Hubungan dengan obyek wisata di sekitarnya
Unsur utama untuk kriteria hubungan dengan obyek wisata di sekitarnya adalah ada tidaknya wisata yang sejenis ataupun tidak sejenis di kawasan obyek
wisata dalam jarak tertentu. Kawasan obyek wisata Gudawang merupakan obyek wisata yang dapat berkembang karena di sekitar kawasan ini tidak terdapat wisata
yang jenisnya sama yaitu wisata yang memberikan potensi gua-gua yang dapat digunakan dalam kegiatan wisata petualangan dengan menyusuri kegelapan gua
sehingga dalam pengembangannya dapat dilakukan dengan mengikutsertakan obyek wisata lain yang tidak serupa tetapi masih dalam jalur yang sama untuk
mencapainya. Bobot nilai yang diberikan untuk hubungan dengan obyek wisata disekitarnya adalah 2 karena dalam pelaksanaan kegiatan wisata dapat digabung
dalam satu perjalanan karena tidak ada obyek wisata yang sama atau sejenis yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi para peminat wisata dan pendiri
perusahaan wisata. Nilai obyek hubungan dengan wisata di sekitar kawasan dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah .
Tabel 14 Unsur – unsur pada kriteria hubungan dengan wisata di sekitar kawasan
F Hubungan dengan obyek wisata lain Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si patahunan
1 Terhadap
obyek wisata
sejenis 100 100 100 100 100 100 100
100
a. 0 - 25 km 1
1 1
1 1
1 1
1 b. 26 – 50 km
c. 51 – 75 km d. 76 – 100 km
2 Terhadap obyek wisata tidak sejenis 10
10 10
10 10
10 10
10
a. 0 - 25 km 1
1 1
1 1
1 1
1 b. 26 – 50 km
1 1
1 1
1 1
1 1
c. 51 – 75 km 1
1 1
1 1
1 1
1 d. 76 – 100 km
1 1
1 1
1 1
1 1
Nilai 110 110 110 110 110 110 110
110 Bobot
2 Skor
220 220 220 220 220 220 220 220
7. Keamanan
Unsur utama kriteria dalam keamanan diantaranya tidak adanya binatang yang membahayakan, adanya bahaya tetapi masih dalam kondisi petualangan
sehingga tidak dianggap bahaya tetapi suatu tantangan seperti luapan air, pertambangan. Berdasarkan pengamatan di kawasan obyek wista Gua Gudawang
untuk gangguan binatang sangat minim karena kawasan ini berada pada lokasi yang terjangkau masyarakat dan terbuka sehingga bila terjadi suatu kecelakaaan
sangat mudah terevakuasi. Menghindari terjadinya bahaya seperti luapan air maka dapat diantisipasi
dengan memberitahukan masyarakat sekitar atau juru kunci gua bahwa akan adanya penelusuran. Selain itu dalam kegiatan penelusuran dianjurkan tidak
sendiri. Berdasarkan pengamatan pula yang perlu diwaspadai di kawasan obyek
wisata Gua Gudawang ini adalah pertambangan. Pertambangan ini akan berpengaruh pada kondisi gua yang dijadikan lokasi penelusuran seperti
runtuhnya batuan – batuan dalam gua. Bobot nilai yang diberikan adalah 3 karena keamanan kadang diperhatikan para wisatawan terutama untuk wisatawan atau
penelusur pemula. Nilai kriteria keamanan masing masing gua dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Unsur-unsur pada kriteria keamanan
G Keamanan Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si patahunan
1 Keamanan
pengunjung 15 15 15 10 10 10 10
15
a. Ada binatang pengganggu 1
1 1
1 b.
Luapan air
1 1 1 1 1 1 1 1
c. Jarang gangguan kamtibmas 1
1 1
1 1
1 1
1 d, Tanah labil
1 1
1 1
1 1
1 1
2 Pertambangan
15 15 15 30 30 30 30 20
a. Sendiri
1 1 1 0 0 0 0 1
b. Kepentingan
umum 1 1 1 0 0 0 0
c. Diperjualbelikan
1 1 1 0 0 0 0 d. Skala besar
3 Penggunaan
lahan 20 15 15 25 20 20 25
20
a. Pemukiman
0 0 0 0 0 0 0 b.
Persawahan 0 1 1 0 0 0 0
c. Perkebunan
1 0 0 0 1 1 0 1
d. Perladangan
0 0 0 1 0 0 1 e.
Hutan 0 0 0 0 0 0 0
G Keamanan Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si patahunan
Nilai 50 45 45 65 60 60 65
55 Bobot
3 Skor
150 135 135 195 180 180 195 165
8. Daya dukung kawasan
Unsur dalam kriteria daya dukung kawasan dilihat dari jumlah pengunjung dan jenis kegiatan. Mengetahui potensi dari suatu obyek wisata diperlukan
mengetahui jumlah pengunjung sebagai bukti wisata tersebut diminati. Banyak tidaknya pengunjung bukan suatu bukti wisata tersebut diminati untuk wista minat
khusus tetapi dilihat dari pendapatan yang dapat diterima dan kondisi dalam keadan tidak rusak. Oleh karena itu, wisata minat khusus sangat dianjurkan.
Berdasarkan pengamatan, Gua Gudawang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata minat khusus dilihat dari pengunjung yang datang untuk
melakukan penelusuran dan bersedia untuk membayar lebih. Selain dari segi pengunjung daya dukung kawasan dilihat dari jenis
kegiatan. Berdasarkan potensi yang ada Gua Gudawang berpotensi untuk jenis wisata yang sifatnya petualangan dan pendidikan seperti penelusuran gua dan
kegiatan penelitian. Tetapi tidak menuntut kemungkinana untuk melakukan kegiatan yang hanya untuk menikmati kondisi kawasan karst tanpa memasuki gua.
Bobot nilai yang diberikan adalah 2 karena obyek wisata sebelum dibangun telah dibuat perencanaannya terlebih dahulu. Nilai daya dukung kawasan obyek wisata
Gudawang mencapai nilai 90. rincinya dapat di lihat dari Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16 Unsur – unsur daya dukung kawasan.
H Daya dukung kawasan
Si kembar
Si parat 1 Si parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si Cayur
Si Garaan
Si patahunan 1
Jumlah pengunjung 30 30 30
30 30 30 30 30
a. 20
orang 1 1 1
1 1 1 1 1
b. 21 - 40 orang c. 41 - 60 orang
d. 61 - 80 orang e.
80 orang
0 0 0 0 0 0 0
2 Jenis
kegiatan 15 15 15
15 15 15 15 15
a. Penelitian
1 1 1 1
1 1 1 1 b.
Penelusuran 1 1 1
1 1 1 1 1
c. Berkemah
0 0 0 0 0 0 0
d. Hanya
melihat 0 0 0
0 0 0 0
H Daya dukung kawasan
Si kembar
Si parat 1 Si parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si Cayur
Si Garaan
Si patahunan Nilai
45 45 45 45
45 45 45 45 Bobot
2 Skor
90 90 90 90
90 90 90 90
9. Pengaturan Pengunjung
Pengaturan pengunjung dalam wisata minat khusus bukan faktor utama karena sesuai dengan pengertian wisata minat khusus yaitu peminatnya sangat
terbatas sehingga pengaturan ini tidak dianggap penting dibandingkan dalam wisata masal. Oleh karena itu Bobot nilai yang diberikan adalah 1 dengan nilai
pengaturan pengunjung diantaranya unsur pembatasan pengunjung, musim kunjungan dan lama tinggal kunjungan. Nilai yang diberikan adalah 20. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Unsur-unsur pada kriteria pengaturan pengunjung
I Pengaturan pengunjung
Si kembar
Si parat 1
Si parat 2
Si Aul tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaa n
Si patahunan 1
Kenyamanan 20
20 20 20 20
20 20 20
a. Pembatasan pengunjung 1
1 1
1 1
1 1
1 b. Lama tinggal kunjungan
1 1
1 1
1 1
1 1
c. Musim kunjungan 1
1 1
1 1
1 1
1 d. Distribusi pengunjungan
e. Pemusatan kegiatan pengunjung
Nilai 20
20 20 20 20
20 20 20
Bobot 1
Skor 20
20 20 20 20
20 20 20
10. Ketersedian air bersih
Unsur – unsur yang dinilai dalam ketersediaan air bersih adalah volume dan kelayakan di konsumsi. Bobot nilai yang diberikan untuk kriteria ketersediaan
air bersih adalah 3 karena penting dalam suatu kegiatan wisata untuk sumber air minum dan bersih-bersih tubuh setelah melakukan penelusuran. Nilai ketersediaan
air bersih dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Unsur – unsur pada kriteria ketersedian air bersih
J Ketersediaan air
bersih Si
kembar Si parat 1 Si parat 2
Si Aul tengah
Si Aul ujung
Si Cayur
Si Garaan
Si patahunan
1 Volume 30
15 15
30 20
20 15
30
a. Banyak
1 1
1 b. Cukup banyak
1 1
c. Sedikit
1 1
1 d. Sangat sedikit
J Ketersediaan air
bersih Si
kembar Si parat 1 Si parat 2
Si Aul tengah
Si Aul ujung
Si Cayur
Si Garaan
Si patahunan
2 Kelayakan dikonsumsi
20 10
10 20
10 20
10 20
a. Dapat langsung b. Perlu perlakuan sederhana
1 1
1 1
c. Perlakuan dengan bahan kimia d. Tidak layak
1 1
1 1
Nilai 50
25 25 50 30 40 25
50 Bobot
3 Skor
150 75
75 150 90 120 75 150
Secara keseluruhan nilai–nilai gua yang terdapat di kawasan gua Gudawang khususnya yang dilakukan kajian memiliki nilai–nilai yang dapat
dikembangkan sebagai gua wisata minat khusus yang diambil dari berbagai kriteria yang telah disebutkan di atas. Di bawah ini terdapat nilai-nilai dari
berbagai kriteria untuk setiap gua. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Nilai masing –masing gua berdasarkan penilaian ADO- ODTWA
No Kriteria Si
kembar Si
parat 1 Si
parat 2 Si Aul
tengah Si Aul
ujung Si
Cayur Si
Garaan Si
patahunan
1 Daya tarik
510 600 690
660 780
810 810
540 2 Iklim
225 225 225
300 300
325 325
300 3 Aksesibilitas
240 160 160
200 220
180 200
220 4 Sarana dan prasarana
15 15
15 10
10 10
10 15
5 Kondisi sekitar kawasan 330
330 330
330 330
330 330
330 6 Hubungan dengan obyek wisata lain
220 220
220 220
220 220
220 220
7 Keamanan 150
135 135 195
180 180
195 165
8 Daya dukung kawasan 90
90 90
90 90
90 90
90 9
Keetersediaan air
150 75 75 150 90 120 75 150
10 Pengaturan pengunjung
20 20
20 20
20 20
20 20
11 Derajat Kesulitan
gua 250
700 1000 1150
350 450
700 50
Skor Total
2200 2570
2960 3325 2590
2735 2975 2100
Skor tertinggi gua yaitu gua Si Aul Tengah dengan skor 3325 dan skor gua terendah adalah Si Patahunan dengan skor 2100. Kriteria pada ADO-ODTWA
sebagai faktor luar yang mendukung untuk pengembangan wisata minat khusus gua adalah daya tarik wisata alam berbentuk gua, iklim, aksesibilitas, sarana,
kondisi sekitar kawasan, hubungan dengan obyek wisata lain,keamanan, daya dukung kawasan, pengaturan pengunjung dan ketersediaan air bersih. Terdapat
satu unsur yang sangat penting dalam penilaian krieria yang menjadi faktor utama dalam pengembangan gua–gua yang direncanakan untuk dikembangkan yaitu
derajat kesulitan gua. Bobot yang diberikan adalah 100 derajat kesulitan gua
menjadi kriteria sendiri karena sangat menentukan dalam penilaian kelayakan gua sebagai obyek wisata minat khusus.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pedoman analisis daya tarik wisata wisata alam. maka gua–gua yang terdapat di kawasan karst
Gudawang terbagi ke dalam 3 klasifikasi dengan interval klasifikasi 408,3333. Ketiga klasiikasi tersebut adalah sangat layak dengan kisaran nilai 2916,68 -
3325,00. Gua dengan klasifikasi layak memiliki kisaran nilai 2508, 34 – 2916,67. Sedangkan nilai untuk klasifikasi kurang layak adalah 2100 – 2508,33. Gua yang
termasuk dalam klasifikasi sangat layak untuk dikembangkan menjadi obyek wisata minat khusus adalah Gua Si Aul Tengah, Si Parat 2 dan Gua Si Garaan.
Gua yang termasuk dalam klasifikasi layak adalah Gua Si Parat 1, Si Cayur dan Si Aul Ujung. Untuk gua yang termasuk dalam klasifikasi kurang layak adalah Gua
Si Kembar dan Gua Si Patahunan. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Klasifikasi kelayakan pengembangan gua
No Nama Gua
Skor Klasifikasi
1 Si Aul Tengah
3325 Sangat layak
2 Si Garaan
2975 Sangat layak
3 Si Parat 2
2960 Sangat layak
4 Si Cayur
2735 Layak
5 Si Aul
Ujung 2590
Layak 6
Si Parat 1 2570
Layak 7 Si
Kembar 2200
Kurang layak
8 Si Patahunan
2100 Kurang layak
5.5 Konsep Pengembangan Obyek Wisata Minat Khusus