3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif menurut Kusmayadi dan Endar 2000 diacu dalam Widagti 2003 adalah penelitian yang berusaha menggambarkanmelukiskan
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. Analisis deskriptif dilakukan untuk menguraikan data-data yang
didapat sehingga diperoleh gambaran pengembangan jenis wisata minat khusus.
3.7.2 Metode Penggunaan Sofware cave- x
Menganalisis terhadap data-data pemetaan gua dilakukan dengan bantuan software cave-x
sehingga dihasilkan peta gua. Data pengukuran yang diperlukan untuk mengisi tabel isian dalam sofware ini adalah panjang gua, lebar gua dan
tinggi atap gua. Setelah mengisi tabel isian yang tersedia, analisis data pengukuran dilakukan oleh sofware tersebut sehingga peta gua akan tergambar otomatis.
3.7. 3 Pengukuran Debir Air Sungai
Parameter yang diukur adalah lebar sungai rata-rata, kedalaman sungai rata-rata, panjang sungai rata-rata dan kecepatan arus sungai rata-rata. Rumus
yang digunakan seperti tercantum di bawah ini,
Q = A x V ; A = l x d ; l = l
1
+ l
2
+ l
3
3 ; d = d
1
+ d
2
+ d
3
3 V = p t
Keterangan : Q
: Debit air sungai m
3
detik A
: Luas penampang sungai m
2
V :
Kecapatan arus
mdetik l
: Lebar
sungai rata-rata m d
: Kedalaman sungai rata-rata m
3.7.4 Metode Analisis Derajat Kesulitan Gua
Empat parameter yang telah ditentukan dianalisis dengan menggunakan rumus nilai maksimal dikurangi nilai minimal dari 4 parameter tersebut kemudian
dibagi banyaknya penentuan kelas. Nilai yang diperoleh maksimal 12 dan minimal 0.
Interval = Smax – Smin
Σ kelas
3.7.5 Metode ADO-ODTWA
Potensi-potensi wisata dianalisis menggunakan Penilaian Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen PHKA
2003 yang telah dimodifikasi. Data-data yang diperoleh kemudian diolah berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sehingga didapatkan pedoman
analisis wisata minat khusus berupa wisata gua. Obyek pengamatan yaitu daya tarik wisata dengan bobot nilai 6 karena
memiliki nilai penting sebagai obyek yang sasaran utama. Iklim dengan bobot nilai 5 karena iklim sangat mempengaruhi kondisi kunjungan, aksesibilitas dengan
bobot 4 karena terkait dengan kenyamanan perjalanan, Sarana dengan bobot nilai 1 karena sarana dalam wisata minat khusus tidak terlalu dianggap penting.
Kondisi sekitar kawasan dengan bobot nilai 3 sangat mempengaruhi kenyamanan para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata, hubungan dengan obyek wisata
sekitarnya dengan bobot nilai 2 karena dalam pelaksanaan kegiatan wisata dapat digabung dalam satu perjalanan karena tidak ada obyek wisata yang sama atau
sejenis yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi para peminat wisata dan pendiri perusahaan wisata.
Kriteria keamanan memiliki bobot nilai 3 karena keamanan diperhatikan para wisatawan terutama untuk wisatawan atau penelusur pemula, daya dukung
kawasan bobot nilai 2 karena obyek wisata sebelum dibangun telah dibuat perencanaannya terlebih dahulu, kondisi pengunjung dengan bobot nilai 1 karena
sudah adanya batasan pengunjung dalam wisata minat khusus maka kriteria ini tidak penting, ketersediaan air bersih dengan bobot nilai 3 karena penting sebagai
sumber air minum dan bersih-bersih setelah melakukan penelusuran. Jumlah nilai dari kriteria tersebut dihitung dengan persamaan Romani 2006:
S = N x B Keterangan : S = Skor Nilai
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai
Penghitungan untuk menentukan nilai selang klasifikasi kelayakan pengembangan gua menggunakan rumus:
Interval = Smax – Smin
Σ klasifikasi
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Sejarah