Perubahan struktur organ CMA dalam akar

97 Ada dua langkah penyebaran dan perkembangan ekstraradikal sistem monoaksenik in vitro yaitu, perkembangan hifa berfungsi sebagai alur meluas secara radikal, dan pengembangan struktur arbuskula berperan untuk mengambil nutrient Bago et al. 1998a. Miselium CMA adalah organ utama tidak bersekat dan mempunyai dua bentuk yaitu hifa jelajah berukuran lebih kecil dan hifa sekunder lebih besar Mosse 1981. Hifa tidak bersekat membawa sitoplasma dengan cepat, tidak hanya membawa sumber daya berkaitan dengan perkembangan dan penjelajahan hifa pada akar inang, tetapi juga mengangkut organel cendawan, yaitu mitokondria dan nukleus Bago et al. 1998b, Bago et al. 1999. Struktur miselia utama ditandai dengan struktur organ yang disebut arbuskula, yaitu struktur khusus berbentuk dikotomis, dan berkembang membentuk selaput penghub ung antara fungal dan selaput plasma tanaman. Arbuskula diduga sebagai alat penghubung lokalisasi nutrien dan pertukaran karbon antar kedua simbion tersebut, sehingga arbuskula dianggap struktur kunci simbiosis antara tanaman dan CMA. Struktur arbuskula umumnya berumur pendek 1–3 minggu, ditemukan di dalam akar muda dan pembentukan arbuskula dikendalikan oleh sifat tanaman inang, serta ketersediaan nutrisi Harrison 1999. Hifa internal berkembang membentuk gelembung yang disebut vesik ula berfungsi menyimpan lipid di dalam akar Declerck et al. 1998. Struktur tersebut jumlahnya meningkat sejalan berkembangnya koloni akar, dan hanya dibentuk oleh keluarga Acaulosporaceae, Glomeraceae , dan Pacisporaceae. Hasil penelitian tampak bahwa infeksi spora G. margarita dan A. tuberculata baik kondisi steril aksenik maupun tidak, memiliki pola perkembangan struktur organ yang sama, yaitu spora berkecambah, hifa berkembang dan menginfeksi akar. Di dalam korteks akar hifa internal berkembang membentuk arbuskula dan vesikula. Perkembangan struktur organ CMA sebagai ciri khas perkembangan stabil membentuk asosiasi atau simbiosis antara CMA dan inang. Hasil menunjukkan teknik kultur aksenik in vitro baik dikembangkan untuk produksi spora steril, mempelajari interaksi CMA dan tanaman inang, maupun sebagai sumber inokulum steril untuk perkembangan kultur aksenik CMA uji dengan akar mupun akar rambut. 98

5. SIMPULAN

1. Sterilisasi spora A. tuberculata dan G. margarita terbaik adalah MgSO

4 .7H 2 O 0,1 dan Tween 20 10 , NaOCl 2 0,52 Bayclin 10 , antibiotik gentamisin, streptomisin dan penisillin masing- masing 100 ppm serta tetrasiklin 2,5 ppm. 2. Spora A. tuberculata memerlukan waktu perkecambahan lebih lama dibandingkan dengan G. margarita. 3. Medium MM lebih baik dibandingkan dengan MSR untuk perkembangan dan atau penyediaan inokulum CMA uji steril A. tuberculata dan G. margarita. 4. Wortel dan tomat kompatibel bersimbiosis dengan CMA uji. Wortel inang terbaik untuk penyediaan inokulum steril CMA uji in vitro dibandingkan dengan tomat . 5. Inokulum A. tuberculata dan G. margarita baik dikembangkan dalam kultur aksenik in vitro dengan inang ekspla n wortel dan media MM. . .

BAB VII Perkembangan

Gigaspora margarita dan Acaulospora tuberculata In Vitro Dengan Teknologi Akar Rambut Wortel ABSTRAK CMA pada umumnya dimanfaatkan untuk perbaikan lingkungan, meningkatkan pertumbuhan tanaman, daya tahan terhadap pathogen serta kekeringan atau meningkatkan efisiensi penyerapan hara nutrisi. Salah satu upaya perbanyakan yang dilakukan adalah menggunakan kultur aksenik akar rambut in vitro. Tujuan penelitian untuk mengetahui i pertumbuhan akar rambut wortel pada medium MM dan MSR, ii pertumbuhan akar rambut wortel diinokulasi dan tidak diinokulasi G. margarita dan A. tuberculata steril iii perkembangan G. margarita dan A. tuberculata steril dengan inang akar rambut. iv perkembangan struktur organ G. margarita dan A. tuberculata steril ke dalam akar rambut. Bahan yang digunakan adalah G. margarita dan A. tuberculata steril, medium MM dan MSR kultur ganda, dan inang akar rambut wortel. Rancangan percobaan dengan RAL faktorial 2x3x5, ulangan lima kali. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bobot basah dan bobot kering akar rambut dalam medium MM dan MSR tidak berbeda nyata, demikian pula untuk akar rambut diinokulasi dan yang tidak, sehingga kedua medium tersebut digunakan untuk percobaan berikutnya. Waktu perkecambahan G. margarita antara 11-15 hari, sedang A. tuberculata 40-55 hari. Dalam medium MM dan MSR dengan inang akar rambut G. margarita dan A. tuberculata mampu berkecambah, menghasilkan hifa eksternal dan berkembang menginfeksi akar rambut wortel, membentuk hifa interna l, arbuskula, dan vesikula, serta bersporulasi. Dapat disimpulkan bahwa G. margarita dan A. tuberculata steril dan dapat dikembangkan secara in vitro dengan teknologi akar rambut. ----------------------- Kata kunci : Akar rambut-wortel, G. margarita, A. tuberculata, kultur ganda, in vitro In Vitro Development of Gigaspora margarita and Acaulospora tuberculata with Carrot Hairy Root Technique Abstract Numerous studies have demonstrated the beneficial role of arbuscular mycorrhizal fungi in improving plant growth by increasing resistance to drought and disease or by enhancing the efficiency of nutrient absorption. One of the efforts is to use axenic culture of hairy root in vitro. The objectives of this research were to study i the growth of carrot hairy root on the MM and MSR medium, ii the growth of carrot hairy root compared to non-inoculated hairy root, iii the development of G. margarita and A. tuberculata inoculated on hairy root culture, iv the structure organ of G. margarita and A. tuberculata