Harga Pokok Break Even Point Profitabilitas Keadaan Umum Usaha Madu Odeng

B uj = P UL 8 dimana : B uj : Biaya upah langsung untuk memproduksi produk ke-j Rpkg UL : Upah langsung Rphari P : Produktifitas pekerja kghari

3.8 Harga Pokok

Harga pokok dihitung dengan menggunakan persamaan 9 : HP = Q BP P 1 + 9 dimana : HP : Harga pokok madu Rpkg BP : Total biaya untuk memproduksi madu Rptahun Q : Rata-rata produksi kgtahun p : Persen keuntungan yang ingin diperoleh per tahun

3.9 Break Even Point

Perhitungan break even point menggunakan persamaan 10. BEP j = C R Qj − x F 10 dimana : BEP j = Tingkat produksi produk ke-j pada titik impas kgtahun Q j = Produksi produk ke-j kgtahun R = Penerimaan total per tahun Rptahun C = Biaya variabel total per tahun Rptahun F = Biaya tetap total per tahun Rptahun

3.10 Profitabilitas

Analisis Profitabilitas dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dan kelayakan usaha. Kemampuan perusahaan memperoleh laba dapat dilihat dari nilai ROI yang dihasilkan dengan menggunakan persamaan 11. Semakin besar nilai ROI yang dihasilkan, maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkannya. Layak atau tidaknya suatu usaha dinilai dari BC Ratio yang dihitung berdasarkan persamaan 12 jika nilai BC Ratio ≥ 1, maka usaha tersebut layak dilakukan. Sebaliknya jika BC Ratio nya 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. ROI = AV NI x 100 11 dimana : ROI : Kemampuan perusahaan memperoleh laba NI : Laba bersih perusahaan per tahun Rptahun AV : Semua asetmodal yang dimiliki perusahaan Rptahun BC ratio = ts PV revenues PV cos 12 dimana : BC ratio : Laba yang dihasilkan perusahaan; PV revenues : Seluruh pendapatan yang dihasilkan berdasarkan nilai sekarang Rptahun; PV cost : Seluruh biaya yang dikeluarkan berdasarkan nilai sekarang Rptahun. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Usaha Madu Odeng

Madu Odeng merupakan suatu perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk lebah yang terdiri dari madu, bee pollen, royal jelly. Adapun jenis madu yang diproduksi Madu Odeng adalah Madu Kapuk, Madu Karet, Madu Rambutan, Madu Mangga, Madu Kaliandra, Madu Klengkeng, dan Madu Pahit. Selain menjual madu murni Madu Odeng juga memproduksi madu olahan seperti Madu Pollen dan Madu Super Strong. Madu Pollen merupakan hasil pencampuran antara Madu Kapuk KA 21 dan Bee Pollen kering dengan perbandingan 11 liter madu dan 2 kg bee pollen kering. Madu Super Strong merupakan pencampuran antara 11 liter Madu Kapuk KA 21 , 2 kg bee pollen kering, dan 800 cc 880 gram royal jelly. Madu Kapuk dengan KA 21 digunakan untuk menjaga kualitas produk dari Madu Odeng. Semakin rendah tingkat kadar air madu maka semakin tinggi kualitas madu tersebut Sihombing, 1997. Produk madu olahan tersebut dikemas ke dalam botol berukuran 300 ml dan 600 ml. Jumlah produksi Madu Odeng dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan jenis produk Madu Odeng Jenis Produk Produksi kgtahun Madu Kapuk Madu Karet Madu Rambutan Madu Mangga Madu Kaliandra Madu Klengkeng Madu Pahit Madu Pollen Madu Superstrong Bee Pollen Royal Jelly 3.831 692 1.105 238 350 1.191 242 737 1076 14 4 Jumlah 9.480 Untuk memproduksi produknya Madu Odeng menggunakan bahan baku yang berasal dari peternakan lebah Madu Odeng dan pembelian dari peternak lain. Hal ini dilakukan karena jumlah bahan baku yang dihasilkan peternakan Madu Odeng tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi Madu Odeng. Pada tahun 2007 peternakan Madu Odeng hanya mampu menghasilkan 1.850 kg madu dan 70 kg bee pollen, sedangkan kebutuhan produksi Madu Odeng mencapai 9.209 kg madu, 215 kg bee pollen, dan 56 kg royal jelly. Untuk dapat memenuhi kebutuhan produksi Madu Odeng maka Madu Odeng harus melakukan pembelian bahan baku dari peternak lain. Adapun jumlah bahan baku yang diproduksi sendiri dan yang dibeli dari peternak lain dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah dan Asal Bahan Baku Madu Odeng Jenis Madu Sumber Perolehan Total Peternakan Sendiri Peternak Rekanan kg kg kg Madu 1.850 20,1 7.359 79,9 9.209 100 Madu Kapuk 1.000 10,55 2.831 29,86 3.831 41,6 Madu Kapuk 21 1.560 16,46 1.560 16,96 Madu Karet 350 3,69 342 3,61 692 7,5 Madu Rambutan 150 1,58 955 10,07 1.104 12 Madu Mangga 238 2,51 238 2,59 Madu Klengkeng 1.191 12,56 1.190 12,95 Madu Kaliandra 350 3,69 350 3,78 Madu Pahit 242 2,55 242 2,63 Bee Pollen 70 0,74 145 1,53 215 2,27 Royal Jelly 56 0,59 56 0,59 Total 1.920 20 7.560 80 9.480 100 Peternakan lebah Madu Odeng didirikan oleh H. Odeng Alm. pada bulan Oktober 1985. Peternakan ini berdiri dengan modal awal yang berasal dari Hibah Dirjen industri kecil, Departemen Perindustrian, yaitu 25 koloni lebah dan lahan seluas 2.000 m 2 di Sukabumi. Dengan berbekal pengalaman sebagai pengelola Apiari Pramuka 1980-1990, maka H. Odeng terus mengembangkan peternakan lebahnya. Pada tahun 1992 H. Odeng meninggal dunia dan pengelolaan peternakan lebah diteruskan oleh bapak Ade Karna yang merupakan anak dari H. Odeng. Jenis lebah yang dibudidayakan adalah Apis mellifera. Sampai dengan tahun 2007 jumlah lebah yang dibudidayakan mencapai 86 koloni. Proses produksi Madu pada peternakan ini pada dasarnya sama dengan proses produksi Madu pada peternakan lebah lainnya seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara umum, keadaan peternakan lebah Madu Odeng adalah sebagai berikut : Jenis lebah : Apis mellifera Jumlah koloni : 86 koloni Lokasi peternakan : Desa Bantar Jaya, Kecamatan Bantar Kambing, Kabupaten Bogor Pengadaan lebah : Hibah Pemeliharaan lebah : Pemeriksaan dilakukan setiap 1 kali seminggu Migratory : Dilakukan dengan pakan Jagung, Kapuk Randu, Rambutan, Karet, Kaliandra Pengobatan lebah : Dilakukan saat musim paceklik Hama : Varroa sp., semut, predator Penyakit : Busuk larva Pemanenan : Pemanenan dilakukan setiap 10-15 hari selama 6 bulan Mei - Oktober Pengemasan : Pengemasan dilakukan dengan botol, plastik, tabung film Pemasaran : Dilakukan di outletkedai Madu Odeng Gambar 2 Peternakan lebah Madu Odeng Saat ini peternakan lebah Madu Odeng dikelola sendiri oleh pemilik usaha Madu Odeng, yaitu bapak Ade Karna. Peternakan ini memiliki 1 orang tenaga kerja tetap yang bertugas untuk pemeliharaan lebah. Pada masa panen Madu Odeng juga mempekerjakan tenaga borongan untuk membantu kegiatan pemanenan produk lebah di peternakan Madu Odeng. Pada musim bunga, lebah diangon oleh petugas pemeliharaan lebah ke daerah Pati, Pasuruan serta daerah yang banyak terdapat pohon Randu dan biasanya dilakukan pada bulan Mei-Juli. Memasuki bulan Agustus biasanya lebah diangon ke Sukabumi untuk mendapatkan bunga Kaliandra. Setelah Kaliandra selesai maka lebah diangon ke Purwakarta untuk mendapatkan bunga Karet, yaitu pada bulan September. Pada bulan Oktober-November biasanya lebah diangon ke daerah Subang untuk mendapatkan bunga Rambutan. Pada saat musim paceklik lebah diangon ke daerah pakan jagung, yaitu di daerah Bantar Kambing Kabupaten Bogor. Pada masa ini biasanya dimanfaatkan untuk perawatan, pengobatan dan perkembangbiakan lebah. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan lebah untuk memasuki musim bunga berikutnya. Karena musim bunga telah berakhir maka lebah tidak dapat memperoleh madu sebagai makanan. Oleh karena itu dilakukan pemberian stimulan berupa larutan gula. Pada masa ini juga dapat dilakukan panen produk lebah lainnya seperti Bee Pollen dan Royal Jelly, namun pada tahun 2007 peternakan lebah Madu Odeng tidak memproduksi Royal Jelly karena pada tahun tersebut kondisi lebah tidak memungkinkan untuk melakukan produksi Royal Jelly. Peternak lebih memilih mempersiapkan lebah untuk panen Madu pada periode berikutnya. Gambar 3 Pemanenan Bee Pollen

4.2 Biaya Usaha Madu Odeng