melakukan berbagai tugas dalam koloni, seperti membuat sarang, membersihkan sarang, mengisi madu, memberi makan larva, mengangkut pollen, maupun
menjaga sarang Pusat Pelebahan Apiari Pramuka, 2003.
2.3 Lokasi Peternakan Lebah madu
Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka 2003, pemilihan lokasi peternakan lebah madu merupakan faktor penting karena berpengaruh terhadap
produktifitas dan perkembangbiakan lebah madu. Lokasi peternakan yang dipilih sebaiknya memiliki persyaratan sebagai berikut :
1. Kaya akan tanaman pakan lebah yang mengandung nektar dan pollen dengan jarak terjauh 1-2 km.
2. Terdapat sumber air bersih. 3. Tidak ada angin kencang.
4. Terhindar dari polusi udara dan suara serta jauh dari keramaian. 5. Ketinggian tempat 200-1.000 mdpl dengan suhu 20-30
o
C. 6. Lokasi mudah dijangkau dengan kendaraan.
2.4 Proses Produksi Madu
Proses produksi madu meliputi persiapan peralatan dan perlengkapan, pengadaan lebah, perawatan lebah, pembuatan madu, dan pemanenan madu Pusat
Pelebahan Apiari Pramuka, 2003. a.
Persiapan peralatan dan perlengkapan Dalam proses produksi peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
meliputi peralatan utama, peralatan pelengkap, dan perlengkapan petugas Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2003.
Peralatan utama dalam beternak lebah madu adalah stup. Dengan adanya stup maka setiap koloni dapat diperiksa setiap saat dengan cara mengangkat
sisiran-sisiran sarang satu persatu dan pemanenan madu dapat dilakukan dengan selektif tanpa merusak sisiran sarang. Stup terbuat dari bahan kayu dengan
ketebalan 2 cm, panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm, sedangkan frame mempunyai panjang 48 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm. Bahan kayu yang
digunakan sebaiknya tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat.
Peralatan pelengkap digunakan untuk kelancaran dan tertibnya pelaksanaan pemeliharaan lebah madu.
1. Pondasi sarang, digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang. 2. Penyekat ratu, berfungsi untuk menahan gerak atau menghalangi ratu
supaya tidak naik ke kotak di atasnya. 3. Kurungan ratu, digunakan untuk mengamankan ratu atau untuk
mengenalkan ratu pada koloni yang membutuhkan ratu baru. 4. Mangkokan ratu, digunakan untuk menempatkan calon-calon ratu baru.
5. Bingkai stimulasi, digunakan untuk wadah atau tempat pakan tambahan.
Dalam kegiatan perlebahan petugas lapangan wajib menggunakan perlengkapan petugas. Perlengkapan petugas tersebut berguna untuk melindungi
petugas dari serangan lebah. Perlengkapan petugas meliputi : 1. Pengasap, digunakan untuk menjinakkan lebah.
2. Penutup muka, digunakan untuk melindungi muka dari sengatan lebah. 3. Pengungkit, digunakan untuk membantu mengangkat sisiran yang melekat
kuat pada stup. 4. Sarung tangan untuk melindungi tangan dari sengatan lebah.
5. Sikat lebah untuk menghalau lebah dari sisiran sarang.
b. Pengadaan lebah
Lebah madu yang banyak dibudidayakan adalah jenis lebah unggul Apis mellifera. Lebah ini tidak hidup liar kecuali di Papua, sehingga untuk
mendapatkan bibit lebah ini dapat diperoleh di peternak lebah atau Apiari. Bibit yang baik dicirikan dengan keadaan yang sehat dan dalam satu koloni terdapat
banyak lebah, calon anakan, dan ratu produktif Pusat Pelebahan Apiari Pramuka, 2003.
c. Perawatan perlebahan
Seminggu sekali lebah perlu diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan tenang, teliti dan cekatan. Petugas pemeriksa harus memakai perlengkapan secara
lengkap. Selain itu kandang juga harus dibersihkan dari kotoran untuk
menghindari penyebaran dan penularan hama penyakit. Pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat persediaan pakan dan telur. Pemeriksaan yang intensif
dilakukan terutama pada saat panceklik. Kegiatan pemeriksaan antara lain pembenahan dan penggantian bingkai sarang dengan dilengkapi sarang pondasi
Sarwono, 2001. Pemeriksaan juga harus memperhatikan ketersediaan pakan lebah. Sumber
pakan bagi lebah madu sebagian dihasilkan oleh tanaman, yaitu berupa pollen tepung sari dan nektar cairan manis di bunga atau eksreakfroral, yaitu cairan
manis pada bagian tanaman selain bunga Perum Perhutani, 1992. Tanaman pakan lebah yang ideal adalah yang memenuhi persyaratan:
a. Menghasilkan pollen dan nektar yang disukai oleh lebah. b. Pollen hendaknya bernilai gizi tinggi.
c. Nektar tersedia dalam jumlah yang cukup dan bisa diambil oleh lebah. d. Tanaman dapat menyediakan pakan dan nektar secara terus menerus.
Pakan berupa nektar berguna bagi lebah sebagai sumber karbohidrat untuk energi, sumber air, sumber vitamin dan mineral. Oleh lebah nektar disimpan
cairan kental yang dinamakan madu. Pollen berguna bagi lebah sebagai sumber protein untuk kesehatan tubuh dan pertumbuhan anakan, sumber vitamin dan
mineral. Jenis tanaman yang merupakan sumber pakan lebah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Beberapa jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah Nama Tanaman
Kandungan N Nektar
P Pollen Keterangan
Tanaman kehutanan
Kaliandra Calliandra callothyrsus N
Sangat baik Aren Arenga pinnata
N, P Sangat baik
Petai cinaLamtoro Leucaena glauca P Baik
Kayu putih Melaleuca leucadendron N,P Baik
Acacia mangium N,P Cukup
baik Eukaliptus Eucalyptus spp N,P
Cukup baik
Lamtoro gung Leucaena leucocephala P Cukup
baik Sonobrit Dalbergia sisso N
Cukup baik
Sengon Paraserianthes falcataria N, P
Cukup baik Acacia auriculiformis P
Cukup baik
Tanaman buah-buahan
Klengkeng Euphorbia longan N, P
Sangat baik Rambutan Nephelium lappaceum N,
P Baik
Mangga Mangifera indica N, P
Cukup baik Durian Durio zibethinus
N, P Cukup baik
Jambu air Eugenia spp N, P
Cukup baik Apokat
N, P Cukup baik
Jeruk Citrus spp N, P
Cukup baik
Tanaman perkebunanindustri
Kapuk randu Ceiba petandra N,P Sangat
baik Kelapa Coccos nucifera P
Sangat baik
Karet Hevea brasiliensis N Sangat
baik Jambu mete Anacardium occidentale N,P
Cukup baik
Sumber : www.dephut.go.idinformasihumaslebah.htm
, 2007.
Pemeriksaan juga dilakukan pada saat panceklik, yaitu pada saat tanaman pakan lebah tidak berbunga atau tidak tersedia di lapangan dalam jumlah yang
cukup sehingga koloni lebah kurang pakan. Untuk mengatasi masalah panceklik, langkah yang terbaik yang harus dilakukan yaitu dengan memindahkan atau
mengangon koloni-koloni lebah ke lokasi yang baru yang mempunyai ketersediaan pollen yang cukup banyak. Untuk mengatasi kekurangan nektar,
dapat diberikan stimulan berupa larutan gula 1 bagian gula + 1 bagian air. Pemberian stimulan gula diharapkan dapat merangsang peletakan telur dan
memacu aktivitas lebah pekerja lapangan dalam mengumpulkan pollen.
Menurut Sihombing 1997, hama dan penyakit biasanya menyerang lebah pada masa panceklik, namun lebah Apis cerana lebih tahan terhadap hama dan
penyakit dibandingkan lebah Apis mellifera. Beberapa hama yang menyerang lebah baik Apis cerana maupun Apis
mellifera antara lain adalah ngengat lilin Galleria mellonella, semut, kutu Verroa Jacobsoni, cecak dan tokek serta tikus sedangkan predator lebah antara
lain tabuhan, katak, burung pemakan lebah dan laba-laba Warisno, 1996. Penyakit yang umumnya menyerang lebah ada tiga macam yaitu, Foul
Brood, Stone Brood dan Aricane. Penyakit Foul Brood terbagi menjadi dua yaitu, American Foul Brood yang disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul
Brood yang disebabkan oleh Streptococus plutan. Cara pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan serbuk sulfatiazol pada sisiran setiap 10
hari sekali sampai penyakit ini hilang. Penyakit Stone Brood disebabkan oleh jamur Asfergillus flavus dan Asfergillus fumigatus. Cara mengatasi penyakit ini
adalah dengan menjauhkan peti lebah dari suhu dingin dan lembab dan sirkulasi sekitar peti diatur sebaik mungkin. Acarine disebabkan oleh kutu, yakni jenis
parasit yang dinamakan Acarapis woodi Rennie. Cara mengatasi penyakit ini adalah dengan membersihkan tempat-tempat di sekitar stup, menjauhkan lokasi
stup dari tempat-tempat becek dan tempat pembuangan sampah Warisno, 1996.
d. Proses pembuatan
madu Madu adalah cairan manis yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar
bunga. Pembuatan madu diawali dari lebah pekerja mengumpulkan nektar dengan cara menghisap melalui mulut dan asafagus, yang kemudian masuk ke dalam
perut. Dalam perut lebah, nektar bercampur dengan saliva yang mengandung enzim invertise, amylase dan glucose oxidase. Sesampainya di sarang nektar
ditransfer ke lebah lain yang bertugas khusus sebagai penerima kemudian disimpan dalam sel sarang. Perubahan nektar menjadi madu melalui proses kimia
dan fisik. Secara kimiawi ditandai dengan proses perubahan gula nektar senyawa kompleks menjadi gula sederhana yaitu fruktosa, glukosa, oleh enzim invertase
dan amylase ketika enzim tetap bekerja. Secara fisik perubahan nektar manjadi madu melalui proses penguapan yang menyebabkan turunnya kadar air nektar
secara signifikan selama proses transfer antara lebah pekerja dan penyimpan dalam sarang. Madu yang sudah matang ditandai dengan sel sarang yang tutup
lapisan lilin dan kadar air rata-ratanya 21 Sumaprasto dan Suprapto, 1980 dalam Kurniastuti, 2004.
e. Pemanenan madu
Pemanenan madu dilakukan bila sisiran sarang yang berisi madu telah tertutup oleh lilin lebah. Sebagai patokan saat panen madu yaitu paling sedikit
sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup lilin dengan tujuan agar kadar air madu tidak terlalu tinggi atau 20 .
Pemanenan madu tidak begitu sulit bahkan teramat mudah dan pelaksanaannya pun sangat sederhana, yaitu :
1. Membuka tutup stup lebah dan hembuskan asap ke dalam stup melalui penutup dalam kasa.
2. Buka tutup dalam kasa dan angkat sisiran. 3. Hentakan sisiran sarang kea rah dalam stup sehingga lebah lepas dari sisiran
dan jatuh ke dasar stup. Lebah yang masih menepel pada sisiran dibersihkan dengan
sikat lebah.
4. Kupas lilin penutup madu dengan pisau. Lilin tersebut lalu ditempatkan pada wadah penampung.
5. Sisiran yang telah dikupas lilinnya, dimasukkan ke dalam ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Ekstraktor kemudian diputar agar madu keluar dari
sarang lebah.
6. Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan ke dalam stup agar dapat diisi kembali oleh lebah.
7. Madu yang tertampung dalam ekstraktor disaring dan ditempatkan ke dalam drum penampung madu. Kemudian, madu dibawa ke gudang untuk dikemas
ke dalam botol dengan beberapa macam ukuran.
2.5 Produk Lebah Madu