Pemasaran Dampak terhadap Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan

ROI di atas 50 dan BC Ratio di atas 1,5. Tingginya nilai BC Ratio dan ROI kedua perlebahan tersebut disebabkan oleh tingginya jumlah madu yang diproduksi. Selain itu juga, seluruh madu yang diproduksi oleh perlebahan Harapan Maju Semesta dan Putera Apiari merupakan madu yang dihasilkan sendiri oleh kedua perlebahan tersebut, sedangkan Madu Odeng sebagian besar madunya 80 berasal dari pembelian dari peternak lain. Akibatnya biaya produksi madu yang siap dijual menjadi tinggi dan menyebabkan rendahnya nilai BC Ratio-nya. Jika Madu Odeng dibandingkan dengan perlebahan Kaliandra Sari, maka Madu Odeng memiliki nilai ROI dan BC Ratio yang lebih rendah dari pada Kaliandra Sari. Hal ini terjadi karena madu yang diproduksi oleh perlebahan Kaliandra Sari juga merupakan madu yang dihasilkan dari peternakan sendiri, sedangkan pada Madu Odeng tidak semua produknya dihasilkan dari peternakan Madu Odeng, tetapi sebagian besar 80 diperoleh dari pembelian dari peternak lain. Nilai BC Ratio Puspa Alas Roban adalah sebesar 1,42. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut memang layak untuk dilakukan dan dikembangkan. Untuk nilai ROI, Puspa Alas Roban mempunyai nilai sebesar 19,79 tingkat suku bunga 8,5 . Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat laba bersih Puspa Alas Roban sebesar 19,79 persen dari total investasi. Bila dibandingkan dengan Puspa Alas Roban, Madu Odeng memiliki nilai ROI yang lebih tinggi, karena Madu Odeng menjual produknya secara eceran botolan. Harga jual madu secara eceran lebih tinggi dari pada secara curah, seperti yang dilakukan oleh Puspa Alas Roban, sehingga keuntungan yang diperoleh dari penjualan secara botolan menjadi lebih tinggi. Selain itu juga Puspa Alas Roban menjual produknya dibawah harga pokok, sehingga keuntungan yang diperoleh Puspa Alas Roban tidak optimal.

4.7 Pemasaran

Dalam memasarkan produknya Madu Odeng membuka outletkedai madu pada berbagai daerah di Jakarta dan Jawa Barat. Sampai tahun 2007 Madu Odeng sudah memiliki 10 kedai, yaitu Cibubur, Depok, Bekasi, Parung Bogor, Bantar Kambing Bogor, Parung Kuda Sukabumi, Nagrek Bandung, Cianjur, Sumedang dan Purwakarta. Setiap kedai, kecuali Cibubur yang dijaga oleh pihak keluarga, terdapat satu orang pegawai tetap yang bertugas menjaga kedai sekaligus memasarkan produk Madu Odeng. Untuk meningkatkan penjualannya Madu Odeng menerapkan sistem bonus kepada penjaga kedai untuk meningkatkan penjualannya. Selebihnya pemasaran berjalan dengan sendirinya yaitu dari mulut ke mulut. Intinya Madu Odeng tetap menjaga kualitas produknya sehingga tidak mengecewakan konsumen Madu Odeng. Madu Odeng juga telah mendapatkan ijin dari Departemen Kesehatan RI untuk memproduksi produk lebah. Pengiriman produk Madu Odeng dilakukan 2 kali dalam satu bulan, yaitu setiap tanggal 14-15 dan 24-25. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan mobil pemilik Madu Odeng, motor, dan kendaraan umum. Pengiriman dilakukan sendiri oleh pemilik Madu Odeng, dan terkadang penjaga kedai yang menjemput Madu ke rumah produksi Madu Odeng, yaitu di Cibubur. Oleh karena itu dalam biaya produksi terdapat biaya konsumsi BBM dan transportasi. Gambar 6 Salah satu kedaioutlet Madu Odeng Berbeda dengan peternakan lainnya yang menjual produknya secara curah, Madu Odeng lebih memilih menjual produknya secara eceran karena harga jualnya lebih tinggi dari pada secara curah. Produksi lebah Madu Odeng yang sangat rendah akan menyebabkan kerugian apabila dijual secara curah.

4.8 Dampak terhadap Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan

Usaha perlebahan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, karena usaha ini dapat memberikan manfaat langsung seperti menciptakan lapangan usaha baru, menyerap tenaga kerja serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Pengelolaan lebah relatif mudah apabila kita memahami karakteristik lebah yang kita kelola dan diperlukan ketelitian serta ketekunan dalam mengelola koloni lebah. Dari hasil penelitian terhadap Madu Odeng, keuntungan bersihnya dapat mencapai Rp 152.229.573tahun atau sekitar Rp. 16.100kg. Apabila kemampuan produksi lebah adalah 22,32 kgkolonitahun, maka dengan memelihara 86 stup lebah, maka dapat diperoleh keuntungan bersih sekitar Rp. 30 juta per tahun. Selain itu, peternakan lebah juga berdampak positif bagi hasil perkebunan, karena dalam aktifitas hidupnya lebah membantu proses penyerbukan bunga. Hal ini tentu saja dapat membantu meningkatkan hasil perkebunan buah tanaman pakan lebah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Biaya produksi setiap jenis produk Madu Odeng masing-masing adalah : Madu Kapuk Rp. 30.771kg, Madu Karet Rp. 25.193kg, Madu Rambutan Rp. 32.235kg, Madu Mangga Rp. 34.641kg, Madu Klengkeng Rp. 45.030kg, Madu Kaliandra Rp. 30.540kg, Madu Pahit Rp. 36.547kg, Madu Pollen Rp. 36.726kg, Madu Superstrong Rp. 82.208kg, Bee pollen Rp. 111.705kg, dan Royal jelly Rp. 984.065kg. Biaya produksi tersebut terdiri dari biaya tetap yang berkisar antara Rp. 10.556kg sampai Rp. 322.919kg dan biaya variabel yang berkisar antara Rp. 14.638kg sampai Rp. 661.146kg. 2. Pada analisis harga pokok, dengan asumsi keuntungan 20 dari biaya produksi, maka harga pokok berbagai jenis madu bervariasi mulai dari Rp. 30.232kg sampai Rp. 98.650kg. Harga pokok Bee Pollen dan Royal Jelly berturut-turut Rp. 111.705kg dan Rp. 1.180.878kg. Keuntungan Madu Odeng telah optimum, karena semua produk dijual pada tingkat harga yang lebih tinggi dari pada harga pokok. 3. Tingkat BEP Madu Odeng bervariasi antar jenis produk. Untuk Madu Murni berkisar antara 112 kgtahun sampai 1.804 kgtahun, sedangkan Madu Pollen 347,05 kgtahun, Madu Super Strong 507 kgtahun, Bee Pollen 6,59 kgtahun, dan Royal Jelly 1,88 kgtahun. 4. Menurut hasil analisis rugi laba, Perlebahan Madu Odeng layak untuk diusahakan dengan nilai BC Ratio bervariasi mulai dari 1,21 sampai 1,94. Tingkat ROI Perlebahan Madu Odeng mencapai 49,25 . Usaha ini layak untuk dijalankan.

5.2 Saran

1. Untuk Perlebahan Madu Odeng, dengan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa usaha ini menguntungkan. Untuk itu Madu Odeng sebaiknya tetap menjaga keadaan tersebut atau meningkatkannya, yaitu dengan pengembangan strategi pemasaran yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan membuka kedai baru di daerah lain sehingga penjualan meningkat.