Tabel 2 Produksi dan konsumsi madu Indonesia tahun 2002-2006 Tahun
Produksi Madu ton
Konsumsi ton
Populasi juta jiwa
Konsumsi per Kapita
gramkapita 2002
2003 2004
2005 2006
1.944,9 1.948,7
3.841,5 3.145,6
3.259,2 2.701,3
2.572,8 3.902,4
3.917,8 3.368,6
211,6 214,4
261,8 220,1
224,7 12,8
12,0 18,0
17,8 15,0
Sumber : Sensus penduduk Indonesia Badan Pusat Statistik Statistik Kehutanan Indonesia tahun 2002 – 2006 Departemen Kehutanan
Dari rata-rata perbandingan terhadap volume ekspor Indonesia dengan volume impor ke Indonesia kurun waktu 2002 – 2006 Tabel 3 terlihat bahwa
volume ekspor madu Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan volume impor madu ke Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah produksi madu dalam
negeri belum dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Rata-rata ekspor madu kita ialah 830,26 tontahun sedangkan impor madu kita rata-rata ialah
982,36 tontahun.
Tabel 3 Jumlah Ekspor dan Impor Madu di Indonesia tahun 2002 – 2006 Tahun Ekspor
ton Impor
ton 2002
2003 2004
2005 2006
13,3 208,4
1.270,5 1.478,6
1.180,5 1.039,3
1.166,9 1.071,8
776,3 857,5
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia tahun 2002 – 2006 BPS
Untuk dapat memenuhi kebutuhan madu dalam negeri, Indonesia selalu mengimpor madu dari beberapa negara penghasil madu seperti Amerika Serikat,
Saudi Arabia, Vietnam, China dan Australia. Walaupun demikian, ternyata masih ada madu dari Indonesia yang di ekspor. Negara utama tujuan ekspor Indonesia
adalah Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darrusalam. Badan Pusat Statistik, 2007.
2.7 Biaya Produksi
Menurut Kuswadi 2005, biaya adalah pengorbanan atau nilai sumber
ekonomis economic resources yang dikeluarkan karena memproduksi atau melakukan sesuatu yang membutuhkan biaya. Biaya ini mengandung 2 unsur,
yaitu : •
Kuantitas sumber daya yang digunakan •
Harga tiap unit sumber daya yang digunakan itu Garrison 1997 menyebutkan biaya sebagai pengorbanan yang dilakukan
untuk mendapatkan barang atau jasa. Pengorbanan tersebut dapat diukur sebagai uang tunai yang dikeluarkan, harta yang dialihkan, jasa yang diberikan, dan
sebagainya. Produksi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan proses
menciptakan dan menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa. Untuk melakukan kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu
ekonomi meliputi tanah, modal, tenaga kerja, dan keahlian Assauri, 1999. Menurut Mulyadi 1990 dalam Nugroho 2002 biaya produksi adalah
biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Misalnya adalah biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead. Berdasarkan
perilaku biaya terhadap perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibedakan ke dalam 2 jenis yaitu :
1. Biaya tetap
fixed cost Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya totalnya tetap dalam satuan unit
waktu tetentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika volume produksi persatuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus dikeluarkan, walaupun
tidak berproduksi. Misalnya depresiasi penyusutan, bung modal, pajak langsung, gaji karyawan tetap dan lain sebagainya.
2. Biaya variabel
variable cost Biaya variabel adalah biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi
akan berubah jumlah totalnya jika volume produksi berubah. Biaya ini tidak diperlukan apabila tidak berproduksi. Misalnya upah borongan, bahan baku,
pemeliharaan dan perbaikan, dan lain sebagainya.
2.8 Analisis Harga Pokok
Harga pokok adalah gambaran jumlah pengorbanan yang harus dijadikan pegangan oleh produsen pada waktu penukaran barang atau jasa. Tujuan
dilakukannya analisis harga pokok adalah untuk mengetahui harga pokok dari hasil produksi yang akan dijual. Harga pokok ini ditetapkan berdasarkan jumlah
biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Menurut Kartadinata
dalam Purnama 2005, ada tiga metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok, yaitu metode kalkulasi, metode angka
pembanding, dan metode kalkulasi tambahan. Dalam metode kalkulasi, harga pokok dihitung dengan membagi semua biaya yang dikeluarkan dengan jumlah
satuan yang dihasilkan. Pada metode angka pembanding harga pokok dihitung dengan cara menetapkan angka-angka pembanding antara jenis atau tipe yang
berbeda-beda. Metode kalkulasi tambahan menghitung harga pokok dengan cara terlebih dahulu menentukan perkiraan atau taksiran biaya-biaya yang perlu
dikeluarkan untuk memproduksi dalam periode yang akan datang, yang terperinci ke dalam biaya bahan, upah langsung dan biaya fabrikasi tak langsung. Kemudian
dihitung harga pokok dengan kalkulasi yang dilakukan, dan biasanya dilakukan sebanyak dua kali.
2.9 Analisis Break Even Point BEP