sarangnya secara tunggal atau selembar dan menggantungnya di tempat-tempat terbuka pada cabang pohon atau bukit batu yang terjal. Lebah madu ini dapat
ditemukan di daerah pemukiman dan hutan-hutan pada ketinggian tempat 500 mdpl. Sampai sekarang jenis ini belum berhasil dibudidayakan dan informasi
mengenai jenis ini sangat terbatas.
c. Apis florea
Ukuran tubuh jenis ini paling kecil diantara jenis lebah madu lainnya. Jenis ini tersebar mulai dari Oman dan Iran di Asia Barat terus ke dataran India hingga
Indonesia, tetapi tidak terdapat di utara Pegunungan Himalaya. Satu
koloni A. florea biasanya membangun sarang tunggal satu sisiran
dengan lebar ± 35 cm, tinggi ± 27 cm, dan tebal ± 1,8 cm. Sisiran sarang tersebut menggantung pada sehelai daun atau melingkari dahan pohon. Terkadang sarang
dibangun juga dalam rongga liang atau gua, ataupun rongga pohon. Jenis ini termasuk lebah liar dan tidak dibudidayakan karena produksi madu yang rendah,
yaitu sekitar 1-3 kg per koloni per tahun.
d. Apis laboriosa
Jenis ini hanya terdapat di Pegunungan Himalaya, pada ketinggian tempat lebih dari 1.200 mdpl. Informasi mengenai jenis ini masih sangat terbatas.
2.2 Kelompok Sosial Lebah
Lebah madu mempunyai satu karakteristik yang sangat unik, yaitu merupakan kelompok sosial yang sangat terorganisasi dengan baik yang disebut
dengan koloni lebah. Koloni tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi melalui pembagian tenaga kerja dan untuk memperpanjang umur dari lebah betina.
Sebuah koloni berperan sebagai individu yang mengumpulkan dan memakan bahan makanan, melindungi diri sendiri, dan berkembang biak. Koloni lebah
madu yang sangat terorganisasi dengan baik tidak akan pernah mati walaupun komponen individu lebah madu yang menyusunnya telah mati dan digantikan
dengan individu yang baru Gojmerac, 1983.
Koloni lebah memiliki sifat polimorfisme, yaitu setiap anggota koloni memiliki keunikan anatomis, fisiologis, dan fungsi biologi yang berbeda satu
golongan dengan golongan lainnya Pusat Pelebahan Apiari Pramuka, 2003. Dalam satu koloni lebah madu, terdapat hanya satu ekor ratu queen,
beberapa puluh sampai ratusan lebah jantan drones, belasan ribu sampai puluhan ribu lebah pekerja worker-bees, ditambah anggota lainnya seperti telur, larva,
dan pupa. Jumlah anggota masing-masing strata, kecuali ratu lebah madu yang hanya satu ekor, tergantung dari spesies lebah, dan kondisi lingkungan, terutama
ketersediaan pakan lebah dan temperatur lingkungan. 1. Ratu
queen Ratu lebah berperan sebagai penghasil telur. Lebah ratu kehilangan
kemampuannya dalam beberapa hal penting seperti pengasuh keturunan telur, larva, pupa, menghasilkan malam lilin lebah, wax, membuat sarang dan
mencari makan, berukuran dua kali panjang lebah pekerja dan bobotnya mencapai 2,8 kali bobot lebah pekerja. Ovarium lebah tersebut berkembang dengan
sempurna sehingga mampu menghasilkan telur sebanyak 1.000-2.000 butir telur per hari tertunas dan tidak tertunas. Lebah ratu mampu bertelur hingga umur 3-5
tahun dengan masa produktif 2 tahun. Untuk mempertahankan diri, lebah ini memiliki sengat yang digunakan untuk menyengat ratu lawannya.
2. Lebah jantan drones
Lebah jantan berukuran lebih besar dan stouter dari lebah ratu atau lebah pekerja. Lebah ini hanya berperan sebagai pejantan dalam proses reproduksi
sehingga tidak memiliki keranjang pollen, sengat, dan wax. Setelah mengawini lebah ratu maka alat vital lebah jantan akan terlepas dari tubuhnya sehingga lebah
jantan akan mengalami pendarahan dan mati Gojmerac, 1983.
3. Lebah pekerja workers
Lebah pekerja merupakan lebah yang berukuran paling kecil di dalam suatu koloni. Lebah pekerja ini merupakan lebah betina yang memiliki ovarium relatif
kecil sehingga tidak mampu menghasilkan telur dalam kondisi normal Gojmerac, 1983. Lebah pekerja memiliki organ tubuh yang memungkinkannya untuk
melakukan berbagai tugas dalam koloni, seperti membuat sarang, membersihkan sarang, mengisi madu, memberi makan larva, mengangkut pollen, maupun
menjaga sarang Pusat Pelebahan Apiari Pramuka, 2003.
2.3 Lokasi Peternakan Lebah madu