2.5.4 Malam lilin lebah, wax
Malam lilin yang tersusun dari senyawa hidrokarbon, alkohol monosiklik, asam amino, eter, kolesterol, zat mineral, dan zat warna banyak diperlukan
industri kosmetik, batik, dan industri lilin penerang. Lilin malam dapat diambil dengan cara mengumpulkan sisiran sarang lebah yang sudah tidak difungsikan
lagi, misalnya lilin penutup sel larva, lilin penutup sel madu, dan lilin penutup sel royal jelly Halim dan Suharno, 2001.
2.5.5 Propolis
Propolis adalah bahan perekat atau dempul bersifat resin yang dikumpulkan lebah pekerja dari kuncup, kulit, atau bagian lain tumbuhan. Dalam sarang,
propolis berguna untuk menutup celah-celah, mendempul retakan, mengurangi atau mengecilkan lubang pintu masuk, atau menutup lubang dari luar Pusat
Perlebahan Apiari Pramuka, 2003.
2.5.6 Apitoxin bee venom
Apitoxin adalah sengat lebah berupa cairan bening, rasanya pahit-pedas, dan berbau spesifik yang keluar dari sengat lebah banyak diyakini memiliki daya
terapiotik terhadap beberapa jenis penyakit. Cairan sengat dapat diambil dan dikumpulkan sebagai produk tersendiri dengan jalan memasang schock electronic
di pintu stup Halim dan Suharno, 2001.
2.6 Usaha Budidaya Lebah Madu
Rata-rata produksi madu Indonesia hanya sekitar 2.828 ton per tahun. Sebagian besar madu tersebut dihasilkan oleh perlebahan di daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur, NTT, NTB dan Riau. Namun nilai tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan madu untuk konsumsi dan industri di Indonesia yang
mencapai 3.292,6 ton per tahun Tabel 2. Padahal kebutuhan madu untuk bahan industri, seperti industri kosmetik, rokok, obat, makanan, minuman dan lainnya
diperkirakan akan terus meningkat Kurniastuti, 2004.
Tabel 2 Produksi dan konsumsi madu Indonesia tahun 2002-2006 Tahun
Produksi Madu ton
Konsumsi ton
Populasi juta jiwa
Konsumsi per Kapita
gramkapita 2002
2003 2004
2005 2006
1.944,9 1.948,7
3.841,5 3.145,6
3.259,2 2.701,3
2.572,8 3.902,4
3.917,8 3.368,6
211,6 214,4
261,8 220,1
224,7 12,8
12,0 18,0
17,8 15,0
Sumber : Sensus penduduk Indonesia Badan Pusat Statistik Statistik Kehutanan Indonesia tahun 2002 – 2006 Departemen Kehutanan
Dari rata-rata perbandingan terhadap volume ekspor Indonesia dengan volume impor ke Indonesia kurun waktu 2002 – 2006 Tabel 3 terlihat bahwa
volume ekspor madu Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan volume impor madu ke Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah produksi madu dalam
negeri belum dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Rata-rata ekspor madu kita ialah 830,26 tontahun sedangkan impor madu kita rata-rata ialah
982,36 tontahun.
Tabel 3 Jumlah Ekspor dan Impor Madu di Indonesia tahun 2002 – 2006 Tahun Ekspor
ton Impor
ton 2002
2003 2004
2005 2006
13,3 208,4
1.270,5 1.478,6
1.180,5 1.039,3
1.166,9 1.071,8
776,3 857,5
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia tahun 2002 – 2006 BPS
Untuk dapat memenuhi kebutuhan madu dalam negeri, Indonesia selalu mengimpor madu dari beberapa negara penghasil madu seperti Amerika Serikat,
Saudi Arabia, Vietnam, China dan Australia. Walaupun demikian, ternyata masih ada madu dari Indonesia yang di ekspor. Negara utama tujuan ekspor Indonesia
adalah Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darrusalam. Badan Pusat Statistik, 2007.
2.7 Biaya Produksi