Analisis Break Even Point BEP Analisis Profitabilitas

2.8 Analisis Harga Pokok

Harga pokok adalah gambaran jumlah pengorbanan yang harus dijadikan pegangan oleh produsen pada waktu penukaran barang atau jasa. Tujuan dilakukannya analisis harga pokok adalah untuk mengetahui harga pokok dari hasil produksi yang akan dijual. Harga pokok ini ditetapkan berdasarkan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan yang dikehendaki. Menurut Kartadinata dalam Purnama 2005, ada tiga metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok, yaitu metode kalkulasi, metode angka pembanding, dan metode kalkulasi tambahan. Dalam metode kalkulasi, harga pokok dihitung dengan membagi semua biaya yang dikeluarkan dengan jumlah satuan yang dihasilkan. Pada metode angka pembanding harga pokok dihitung dengan cara menetapkan angka-angka pembanding antara jenis atau tipe yang berbeda-beda. Metode kalkulasi tambahan menghitung harga pokok dengan cara terlebih dahulu menentukan perkiraan atau taksiran biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk memproduksi dalam periode yang akan datang, yang terperinci ke dalam biaya bahan, upah langsung dan biaya fabrikasi tak langsung. Kemudian dihitung harga pokok dengan kalkulasi yang dilakukan, dan biasanya dilakukan sebanyak dua kali.

2.9 Analisis Break Even Point BEP

Break even point BEP atau titik impas adalah titik yang menunjukkan kombinasi tingkat volume penjualan dan harga jual perusahaan, yang tidak mendapatkan laba ataupun menderita kerugian. Titik impas menggambarkan jumlah hasil produksi sama dengan jumlah biaya produksi. Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya melampaui titik impas. Apabila penjualan masih berada di bawah titik impas, berarti perusahaan menderita kerugian Kuswadi, 2005. Menurut Kuswadi 2005, ada beberapa manfaat memahami dan menghitung analisis break even point, yaitu : 1. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan produksi, harga jual, biaya produksi dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi perusahaan. A TR B BEP A 2. Sebagai sarana merencanakan laba profit planning. 3. Sebagai alat pengendalian controlling kegiatan operasi yang sedang berjalan. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual. 5. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan, misalnya menentukan usaha yang perlu dihentikan atau yang harus tetap dijalankan ketika perusahaan dalam keadaan tidak mampu menutup biaya-biaya tunai. Salah satu cara untuk mengetahui break even point adalah dengan membuat gambar break even. Perusahaan dengan jumlah produksi berada sebelum titik impas akan mengalami kerugian, sedangkan bila jumlah produksinya berada setelah titik impas maka perusahaan akan memperoleh keuntungan Hidayat, 2005. TC TR : Total Penerimaan TR TC : Total Biaya BEP : Titik impasTR=TC A : Daerah Rugi TRTC B : Daerah Untung TRTC Q : Jumlah produksi Gambar 1 Break even point pada pasar persaingan sempurna

2.10 Analisis Profitabilitas

Waldiyono et al. 1989 dalam Hidayat 2005 menyatakan bahwa analisis profitabilitas pada dasarnya adalah penelahan untuk menentukan sampai dimana suatu proyek dapat dipertanggungjawabkan. Profitabilitas atau disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, jumlah karyawan dan sebagainya. Profitabilitas umumnya dinyatakan dalam Return on Investment ROI. ROI diperoleh dengan membagi laba bersih yang dihasilkan Q perusahaan dengan seluruh aset atau modal yang dimilikinya. Selain itu, menurut Klemperer dalam Kurniastuti 2004, Benefit Cost Ratio BC juga digunakan sebagai penunjuk profitabilitas. BC dihitung dengan membagi present value pendapatan dengan present value biaya. Suatu proyek dapat diterima jika memiliki nilai BC ≥ 1.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada Perlebahan Madu Odeng, di Desa Bantar Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2008.

3.2 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan meliputi : 1. Proses produksi serta peralatan dan perlengkapan yang digunakan. 2. Pengadaan lebah, tenaga kerja, pakan lebah, serta peralatan dan perlengkapan beternak lebah. 3. Jenis dan jumlah unit sumberdaya yang tersedia dan digunakan untuk menghasilkan produk lebah. 4. Kegiatan pengemasan dan pemasaran. Data sekunder yang diperlukan antara lain : 1. Nilai perolehan, nilai rongsokan, masa pakai dan suku bunga untuk bangunan, kendaraan, barang inventaris, ratu lebah, serta peralatan dan perlengkapan perlebahan. 2. Jumlah produksi dan harga jual madu dan produk sampingannya. 3. Data statistik kehutanan untuk madu. 4. Data ekspor-impor produk madu di Indonesia.

3.3 Cara Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dan wawancara di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dengan mempelajari dan data dokumentasi perusahaan.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,