7
2.1.2. Perencanaan Konsep Conceptual Design
Pada perancangan konsep dibahas tentang permasalahan abstraksi, pembuatan struktur fungsi, kemudian dilakukan pencarian prinsip pemecahan
masalah yang cocok dan kombinasi dari prinsip pemecahan masalah tersebut. Pemecahan masalah dari konsep ini terdiri dari bagian-bagian dasar solusi
yang rumit. Perancangan konsep mencakup tahap-tahap yang ditunjukan pada gambar 2.3.
Gambar. 2.3. Tahapan perancangan konsep Pahl dan Beintz, 1976 a. Abstraksi
Abstraksi digunakan untuk memecahkan masalah utama yang berdasarkan pada pendapat dan ide yang dituangkan dalam perancangan dengan
menghilangkan hal-hal yang bersifat khusus dan menekankan pada hal-hal yang bersifat umum. Langkah pertama dalam penyusunan abstraksi adalah
Spesifikasi
Penentuan masalah utama
Pembuatan struktur utama
Kombinasi pemecahan masalah Penentuan prinsip pemecahan masalah
Pemilihan kombinasi yang sesuai
Pembuatan varian konsep
Pengecekan varian teknik yang bertentangan
Konsep
8 dengan menganalisis daftar spesifikasi lalu menghubungkannya dengan
fungsi yang dinginkan serta memfokuskan secara jelas dan sesuai dengan urutan daftar spesifikasi tersebut.
Untuk lebih jelasnya abstraksi dilakukan dengan langkah-langkah berikut: - Menghilangkan pilihan-pilihan pribadi
- Mengabaikan syarat-syarat yang tidak ada hubungannya dengan fungsi - Mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif
- menyamakan hasil dari langkah sebelumnya - Merumuskan masalah agar menjadi bebas solution-neutral terms
b. Pembuatan Struktur Fungsi Dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Fungsi keseluruhan Setelah masalah utama dirumuskan, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan struktur fungsi berdasarkan aliran energi dan material dengan menggunakan diagram blok yang menunjukan hubungan antara input
dan output. Hubungan tersebut harus dapat dijelaskan setepat mungkin. - Pembagian menjadi sub fungsi
Hasil dari struktur fungsi akan menjadi rumit, tergantung dari masalah yang dihadapi. Kerumitan ini tergantung dari hubungan antara input dan
output yang kurang jelas, proses-proses yang relatif rumit dan banyaknya komponen-konponen yang terlibat. Namun hubungan antara input dan
output dapat diperjelas dengan adanya analisa logika. Oleh karena rumitnya struktur fungsi yang ada, maka dibuat beberapa sub fungsi agar
masing-masing sub fungsi dapat menggambarkan struktur fungsi secara keseluruhan.
Adapun tujuan dari pembagian menjadi sub fungsi adalah: 1. Penentuan dari masing-masing sub fungsi akan memudahkan untuk
mencari solusi lebih lanjut. 2.
Kombinasi dari masing-masing sub fungsi akan menghasilkan struktur fungsi yang sederhana dan jelas.
9 c. Pencarian dan kombinasi prinsip solusi
Dalam pencarian prinsip solusi dari masing-masing sub fungsi ditekankan bahwa pemecahan masalah yang diperoleh bertujuan untuk mendapatkan
sebanyak mungkin variasi solusi. Menurut Pahl dan Beintz 1976, metode pencarian prinsip pemecahan masalah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
- Metode konvensional Perincian data yang up to date sangat penting untuk mendapatkan
informasi yang terbaru. Data-data tersebut dapat dicari melalui literatur, teks book, jurnal dan brosur-brosur. Menganalisa gejala-gejala yang
terjadi seperti gejala alam atau tingkah laku makhluk hidup sangat berguna dalam pencarian solusi. Di samping itu pembuatan model dan
eksperimen sangat membantu untuk mencari solusi-solusi yang akurat. - Metode intuisi
Solusi dengan intuisi biasanya datang dengan sekejap, tetapi melalui proses yang cukup lama. Solusi ini datang secara tiba-tiba dalam pikiran
yang sadar tanpa diketahui asal usulnya. Ada beberapa hal yang mendorong proses intuisi ini, antara lain adalah dengan melakukan
diskusi dengan orang lain. - Metode kombinasi
Pada metode ini dilakukan pengkombinasian beberapa solusi yang telah dihasilkan. Untuk mendapatkan kombinasi secara sistematik, maka perlu
dibuat skema atau matriks. Dalam rangka memperoleh solusi keseluruhan, setidaknya satu prinsip
solusi harus dipilih dari setiap sub fungsi dan untuk setiap prinsip solusi dan sub fungsi harus dikombinasikan secara sistematik kedalam solusi
keseluruhan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tebel 2.2. jika ada m
1
prinsip solusi untuk F1 sub fungsi, m
2
prinsip solusi untuk F2 sub fungsi dan seterusnya, setelah dilakukan kombinasi akan didapatkan secara
teoritis N variasi solusi keseluruhannya, dimana N = m
1
.m
2
.m
3
..m
n
10 Tabel 2.2. Contoh kombinasi prinsip solusi
Sub fungsi 1 2 ... j ... m
1 F
1
S
11
S
12
S
1
j S
1
m 2 F
2
S
21
S
22
S
2
j S
2
m ...
... ...
... ...
I Fi Si
1
Si
2
Sij Sim ...
... ...
... ... N Fn
Sn
1
Sn
2
Snj Snm
d. Pemilihan kombinasi yang sesuai
Untuk mendapatkam kombinasi yang terbaik harus dilakukan pengeliminasian dan pemilihan, karena kombinasi yang didapat terlalu
banyak dan untuk memilihnya memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu kombinasi tersebut harus dapat dikurangi.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih kombinasi: -
Sesuai dengan fungsi keseluruhan -
Memenuhi demand dari daftar kehendak -
Dapat diwujudkan -
Sesuai dengan biaya yang diijinkan Apabila kombinasi masih cukup banyak, maka dalam memilih kombinasi
yang terbaik ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perancang, yaitu:
- Segi keamanan dan kenyamanan
- Ada kemungkinan pengembangan
Penambahan kriteria dalam suatu pemilihan dapat dilakukan apabila kriteria tersebut dapat membantu menentukan kombinasi yang terbaik.
1 2
11 e.
Pembuatan varian konsep Sebuah varian konsep harus dapat memenuhi beberapa persyaratan seperti
keamanan, kenyamanan, kemudahan dalam produksi, kemudahan dalam perakitan, kemudahan dalam perawatan dan sebagainya. Oleh karena itu
untuk membuat varian konsep diperlukan informasi lebih lanjut yang diperoleh dari:
- Perhitungan kasar sesuai dengan asumsi yang sederhana
- Sketsa atau gambar lay out, bentuk dan lain-lain
- Eksperimen atau pengujian model
- Konstruksi dari model untuk dianalisis
- Analogi model dan simulasi sistem, biasanya dilakukan dengan
komputer -
Penelitian lebih lanjut f.
Evaluasi Evaluasi berarti menentukan nilai, kegunaan atau kekuatan dari solusi dan
membandingkan dengan solusi tersebut secara ideal. Evaluasi meliputi penilaian teknis, keamanan, lingkungan, nilai-nilai ekonomis. Secara garis
besar langkah-langkah untuk mengevaluasi menurut metode Pahl dan Beintz 1976 adalah sebagai berikut:
- Menggunakan kriteria evaluasi Identifying evaluation criteria
Kriteria evaluasi didasarkan pada spesifikasi yang telah dibuat. -
Memberikan bobot kriteria evaluasi weighting evaluation criteria Kriteria evaluasi yang dipilih mempunyai tingkat pengaruh yang
berbeda dan untuk memudahkan kemudian dibuatlah pohon obyektif. -
Mengumpulkan parameter Compiling parameter Agar perbandingan setiap variasi konsep dapat dilihat dengan jelas,
maka dipilih suatu parameter atau besaran yang dipakai oleh setiap varian.
- Menilai Assessung values
Sebaiknya harga yang dimasukan adalah harga nominal seperti pada tabel 2.3.
12 Tabel 2.3. Daftar nilai parameter
SKALA NILAI
Analisis nilai yang digunakan Petunjuk VDI 2221
Nilai Arti Nilai Arti
Solusi yang sangat tidak berguna Tidak
memuaskan 1
Solusi yang sangat tidak memadai 2 Solusi
yang lemah
1 Agak baik
3 Solusi yang agak baik
4 Solusi yang
memadai 2 Memadai
5 Solusi yang
memuaskan 6
Solusi yang baik dengan sedikit kekurangan
3 Baik 7 Solusi
yang baik
8 Solusi yang sangat baik
4 Sangat baik
9 Solusi yang melebihi persyaratan
- Menentukan nilai keseluruhan Determining overall values
Nilai keseluruhan untuk varian konsep dihitung dengan rumus:
∑ ∑
= =
= =
n i
ij ij
n i
i
WV V
W OWV
1 1
.............................................................2.1 Dimana:
Wi = bobot kriteria evaluasi I
Vij = nilai kriteria evaluasi varian Vij
- Memperkirakan ketidakpastian dari evaluasi Estimating evaluation uncertainties
Kesalahan evaluasi bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: -
Kesalah subyektif, seperti kurangnya informasi -
Kesalahan perhitungan parameter -
Evaluasi terhadap titik lemah Searching for weak spots Apabila terdapat OWV yang berdekatan dari dua varian konsep, maka
akan dilakukan evaluasi titik lemah. Dengan menggunakan metode
13 evaluasi diatas diharapkan akan diperoleh konsep sosial yang cukup
memuaskan.
2.1.3. Perancangan Wujud Embodiment Design