Lebar Rangka Optimum Tinggi Rangka Optimum

53

BAB 5 ANALISIS TEKNIK

Analisis teknik diperlukan untuk perancangan atau desain-desain yang memerlukan ketelitian dan ketepatan perhitungan untuk mengetahui kekuatan bahan, gaya-gaya yang bekerja dan daya rencana agar sesuai dengan rancangan awal dan target dari alat yang diharapkan untuk melakukan pengeboran tanah sehingga dapat menyesuaikan karateristik bahan teknik dan kinerja alat.

5.1. RANGKA

Rangka merupakan tempat dudukan motor penggerak, sistem transmisi dan batang kendali untuk operator. Penentuan dimensi rangka sangat berpengaruh terhadap kenyaman dari operator. Untuk itulah perlu ditentukan lebar kemudi optimum dan tinggi alat optimum yang nyaman bagi operator terutama operator orang Indonesia.

5.1.1. Lebar Rangka Optimum

Lebar rangka optimum ditentukan oleh lebar bahu, panjang lengan bagian atas dan sinus sudut yang terbentuk antara lengan bagian atas dengan tubuh. Untuk lebar rangka optimum, sudut yang terbentuk antara lengan bagian atas dengan tubuh antara 0º sampai 30º Zander, 1972. Untuk menghitung lebar rangka optimum rumus yang digunakan adalah: LR maks = LB + 2 x PLBA x sin 30º .........................................5.1 LR min = LB ...............................................................................5.2 Dimana : LR maks = lebar rangka maksimum cm LR min = lebar rangka minimum cm LB = lebar bahu cm PLBA = panjang lengan bagian atas cm Penggunaan persentil ke-50 pada penentuan lebar rangka optimum karena persentil ke-50 merupakan persentil rata-rata yang dapat dipakai agar seluruh operator dengan panjang lengan yang berbeda-beda dapat 54 menggunakan alat pengebor tanah dengan nyaman. Berdasarkan data anthropometri pada tabel 2.4 dan dengan menggunakan persamaan 5.1 dan 5.2 maka didapatkan lebar rangka maksimum dan minimum dari operator petani di daerah Jawa Barat. Tabel 5.1. Lebar rangka minimum dan maksimum operator di Jawa Barat pada persentil ke-50 Operator Lebar rangka minimum cm Lebar rangka maksimum cm Darmaga 42.1 76.5 Bogor 42.0 76.3 Indramayu 38.7 73.3 Subang 38.9 73.4 Karawang 42.6 76.4 Rata-rata 40.86 75.18 Berdasarkan data di atas maka didapatkan lebar rangka optimum untuk petani di Jawa Barat adalah antara 40.86 cm sampai 75.18 cm. Pada perancangan rangka alat pengebor tanah lebar rangka yang direncanakan adalah 46 cm sehingga masih dalam batas lebar rangka minimum dan maksimum diatas.

5.1.2. Tinggi Rangka Optimum

Menurut Kastaman 1999, tinggi tangan minimum ditentukan oleh tinggi siku, panjang lengan bagian bawah dan sudut yang terbentuk antara lengan bagian bawah dengan tubuh operator yaitu 40º sedangkan tinggi tangan maksimum ditentukan oleh tinggi bahu, panjang lengan bagian atas dan sudut yang terbentuk antara lengan bagian atas dan tubuh operator sebesar 30º. Rumus yang digunakan untuk menghitung tinggi tangan minimum dan maksimum adalah: T maks = TB - PLBA x sin 30º ..................................................5.3 T min = TS – PLBB x cos 40º...................................................5.4 Dimana : 55 T maks = tinggi tangan maksimum operator cm T min = tinggi tangan minimum operator cm TB = tinggi bahu cm TS = tinggi siku cm PLBB = panjang lengan bagian bawah cm PLBA = panjang lengan bagian atas cm Berdasarkan data anthropometri persentil ke-50 petani di Jawa Barat pada tabel 2.4 dan berdasarkan persamaan 5.3 dan 5.4 maka didapatkan tinggi rangka minimum dan tinggi maksimum seperti pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Tinggi rangka minimum dan maksimum operator di Jawa Barat pada persentil ke-50 Operator Tinggi rangka minimum cm Tinggi rangka maksimum cm Darmaga 78.8 106.1 Bogor 79.1 103.6 Indramayu 80.8 102.3 Subang 80.1 105.3 Karawang 77.0 105.9 Rata-rata 79.16 104.64 Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil perhitungan tinggi rangka operator di Jawa Barat adalah 79.16 cm sampai 104.64 cm. Sedangkan pada perancangan rangka alat pengebor tanah direncanakan memiliki tinggi 98.5 cm sehingga masih diantara batas tinggi minimum dan maksimum diatas.

5.2. ULIR