Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

B. Penelitian yang Relevan

Pengembangan alat evaluasi berupa soal pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam hal ini berpikir kritis sudah pernah diteliti oleh Poppy Kamalia Devi 2010. Dalam artikelnya yang berjudul “Pengembangan Soal “Higher Order Thinking Skill ” Dalam Pembelajaran IPA SMPMTs” dijelaskan bahwa dalam pembentukan sistem konseptual IPA proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir kritis. Kesimpulanya adalah pengembangan soal HOTS dalam pembelajaran IPA dapat dikembangkan lagi dalam berbagai tingkat berpikir dan bervariasi agar seluruh keterampilan berpikir untuk level SMP dapat dilatih dan dikembangkan pada setiap siswa. Pengembangan soal berpikir tingkat tinggi juga pernah dilakukan oleh Lewy dan kawan-kawan 2009 dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Bilangan Di Kelas Ix Akselerasi Smp Xaverius Maria Palembang ”. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Prototype validasi, evaluasi, revisi soal yang dikembangkan valid dan praktis yang tergambar dari hasil penilaian validator dan uji coba soal.

C. Kerangka Pikir

Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran Surapranata 2005. Guru biasanya menggunakan alat evaluasi berupa soal-soal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA N 1 Weleri, diketahui bahwa dalam pembelajaran siswa sudah menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Hal tersebut dilihat dari adanya siswa yang bertanya dan mengungkapkan pandapat saat pembelajaran. Penilaian yang dilakukan pada materi sistem gerak biasanya berupa soal obyektif yang hanya menghafal bagian- bagian rangka manusia, jenis otot, kelainan dan gangguan pada sistem gerak. Di dalam indikator, siswa dituntut untuk dapat menjelaskan struktur dan fungsi rangka, menjelaskan hubungan antar tulang yang membentuk berbagai persendian, menjelaskan struktur dan fungsi otot, menghubungkan berbagai gerakan dan persendian yang terlibat, mendiskripsikan struktur tulang, dan mengidentifikasi berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia. Indikator tersebut termasuk dalam kategori berpikir kritis. Permasalahan yang ada di SMA N 1 Weleri yaitu soal-soal yang digunakan dalam materi sistem gerak belum mampu menumbuhkan dan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Karakter berpikir kritis penting dimiliki oleh siswa untuk menjadi manusia yang mandiri dalam kehidupan masa depan yang kompetitif. Berdasarkan permasalahan yang ada, perlu dikembangkan alat evaluasi berbasis berpikir kritis pada materi sistem gerak. Pengembangan alat evaluasi ini diharapkan dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa di SMA N1 Weleri. Kerangka pikir penelitian ini disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Siswa sudah memperlihatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Mengembangkan alat evaluasi berbasis berpikir kritis pada materi sistem gerak dengan bentuk soal pilihan ganda, sebab-akibat, dan uraian Indikator pembelajaran materi sistem gerak menuntut siswa untuk berpikir kritis Soal evaluasi yang digunakan di SMA 1 Weleri belum mampu menumbuhkan dan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa Karakter berpikir kritis penting bagi siswa untuk menjadi manusia mandiri dalam kehidupan masa depan yang kompetitif. - Alat evaluasi berbasis berpikir kritis pada materi sistem gerak layak digunakan di SMA N 1 Weleri - Kemampuan berpikir kritis siswa dapat diukur

D. Pertanyaan penelitian