adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis dan evaluasi, jadi soal yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa meliputi soal ranah analisis, evaluasi,
dan mencipta. Kemampuan berpikir kritis berhubungan dengan perolehan hasil belajar
yang erat kaitannya dengan kemampuan mengolah informasi pada materi yang dipelajari Oktaviana 2011. Karakter berpikir kritis merupakan salah satu modal
utama siswa untuk menjadi manusia mandiri dalam kehidupan masa depan yang kompetitif Widowati 2010. Oleh sebab itu, karakter berpikir kritis penting
dimiliki oleh siswa untuk mengolah informasi, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah sehingga menjadi manusia mandiri yang dapat bersaing
dalam kehidupan yang kompetitif Materi sistem gerak merupakan materi yang diajarkan pada kelas XI
semester ganjil dengan materi pembelajaran yaitu komponen penyusun alat gerak manusia, hubungan antar tulang, macam persendian, gerak yang dapat dilakukan
oleh manusia, dan gangguan pada sitem gerak manusia. Penilaian yang dilakukan pada materi ini biasanya berupa soal obyektif yang hanya menghafal bagian-
bagian rangka manusia, jenis otot, kelainan dan gangguan pada sistem gerak, padahal di dalam indikator siswa dituntut untuk dapat menjelaskan struktur dan
fungsi rangka, menghubungkan berbagai gerakan dan persendian yang terlibat, mendiskripsikan struktur tulang, dan menjelaskan struktur dan fungsi otot yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan permasalahan yang ada, perlu dikembangkan alat evaluasi
berbasis berpikir kritis pada materi sistem gerak. Pengembangan alat evaluasi ini diharapkan dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dan mengukur hasil
belajar siswa di SMA N 1 Weleri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut. 1.
Bagaimana mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem gerak di SMA N 1 Weleri?
2. Bagaimana kelayakan alat evaluasi yang dikembangkan menurut validator?
3. Bagaimana karakteristik butir dan tes yang dikembangkan?
C. Penegasan Istilah
1. Alat Evaluasi Berbasis Berpikir Kritis
Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan
Sukardi 2010. Evaluasi dalam pembelajaran merupakan suatu proses dimana seorang pendidik menggali informasi yang diperlukan tentang siswa, untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi yang diberikan saat pembelajaran. Salah satu cara mengetahui tingkat pemahaman dan
penguasaan siswa pada materi pembelajaran dengan menggunakan alat evaluasi. Salah satu alat evaluasi tersebut yaitu dengan instrumen tes tertulis.
Berpikir kritis yaitu kegiatan berpikir dengan mengekspresikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan
Arthana 2010. Selanjutnya menurut Johnson 2007, berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Kurniawan 2002 menyatakan tujuan keterampilan
berpikir kritis adalah pembentukan anak didik yang mampu berpikir netral, objektif, beralasan atau logis, dan selalu ingin mendapatkan kejelasan dan
ketepatan. Berpikir kritis ini memiliki karakter antara lain, sikap berhati-hati dan bersengaja ketika memutuskan untuk menerima, menolak atau menangguhkan
sikapjudgement. Alat evaluasi berbasis berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah instrumen tes tertulis yang dapat mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dalam menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan. Tes
tertulis berupa soal pilihan ganda ranah analisis, evaluasi, dan mencipta dan soal uraian.
2. Materi Sistem Gerak
Materi sistem gerak merupakan materi yang diajarkan di kelas XI semester ganjil. Standart kompetensi untuk materi ini adalah menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan hewan tertentu , kelainanpenyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. Pada materi ini guru dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui alat evaluasi yang dapat mengukur kemampuan tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem gerak di SMA N 1 Weleri.
2. Mengetahui kelanyakan alat evaluasi yang dikembangkan menurut validator.
3. Mengetahui karakteristik butir dan tes yang dikembangkan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi mafaat sebagai berikut. 1.
Meningkatkan motivasi belajar dan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, serta menambah pengalaman siswa pada materi sistem gerak.
2. Menambah kreativitas peneliti dalam mengembangkan teknik evaluasi hasil
belajar siswa. 3.
Sebagai tambahan referensi bagi sekolah contoh pengembangan alat evaluasi materi sistem gerak.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu Alat evaluasi berbasis berpikir kritis berupa soal pilihan ganda, sebab-akibat, dan soal uraian
yang jumlahnya masing-masing 10, 5, dan 5 butir. Soal yang dikembangkan meliputi ranah analisis, evaluasi dan mencipta. Produk yang dihasilkan layak dan
baik jika soal tersebut dinyatakan minimal layak oleh validator, daya pembeda soal
minimal ≥0,3, tingkat kesuaran antara 0,3-0,7, reliabilitas minimal ≥0,6, tanggapan siswa minimal 75 positif.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Alat Evaluasi Berbasis Berpikir Kritis
Menurut kamus besar bahasa indonesia alat berarti benda yang digunakan untuk mencapai maksud. Selanjutnya, menurut Rudyatmi dan Rusilowati 2012
evaluasi merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan informasi, dan menentukan tingkat keberhasilan siswa
terhadap tujuan pembelajaran. Jadi alat evaluasi merupakan benda yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan informasi,
dan menentukan tingkat keberhasilan siswa terhadap tujuan pembelajaran. Dalam menggunakan alat evaluasi ada dua macam teknik yaitu teknik tes dan teknik non
tes. Rudyatmi dan Rusilowati 2012 menjelaskan bahwa teknik tes merupakan teknik penilaian untuk mengukur baik ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa. Sedangkan teknik non tes merupakan teknik penilaian untuk mengukur ranah psikomotorik dan afektif siswa. Surapranata 2005 menjelaskan tujuan tes
adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Melalui tes guru dapat memperoleh informasi tentang berhasil
tidaknya siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Berdasarkan cara pelaksanaannya teknik tes dibedakan menjadi tes tertulis dan tes lisan. Sedangkan teknik non tes dibedakan menjadi wawancara, pemberian
angket, observasi, laporan atau paper. Berdasarkan macamnya, ada dua macam instrumen tes yaitu tes obyektifpilihan ganda dan non obyektifuraian Rudyatmi
dan Rusilowati 2012. Tes obyektif merupakan soal tes yang dalam menjawabnya diharuskan memilih satu jawaban benar dari sejumlah jawaban yang telah
disediakan oleh evaluator, sedangkan tes non obyektif merupakan soal tes yang dalam menjawabnya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa Sukardi
2010. Surapranata 2005 menjelaskan terdapat kelebihan dan kelemahan
masing-masing bentuk. Kelebihan tes obyektif pilihan ganda yaitu 1 cakupan