Sistem Gerak Kualitas Alat Evaluasi

Muhfahroyin 2009 menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis seyogyanya dikembangkan sejak usia dini. Supaya siswa memiliki keterampilan intelektual tingkat tinggi, maka sejak usia dini siswa dilatih keterampilan kritis, kreatif, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Menurut Hashemi 2011 kemampuan berpikir kritis membantu orang bertindak secara logis dan berperilaku baik dalam masyarakat. Kategori berpikir kritis menurut Carin Sund dalam Dwijananti dan Yulianti 2010, yaitu : 1 mengklasifikasi; 2 mengasumsi; 3 memprediksi dan hipotesis; 4 menginterpretasi data, mengiferensi atau membuat kesimpulan; 5 mengukur; 6 merancang sebuah penyelidikan; 7 mengamati; 8 membuat grafik; 9 meminimalkan kesalahan percobaan; 10 mengevaluasi; dan 11 menganalisis. Soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis dan evaluasi dari suatu konsep. Soal-soal yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yaitu soal ranah analisis, evaluasi, dan mencipta. Devi 2010 menjelaskan bahwa berpikir kritis merupakan proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan. Gokhale 1995 menyatakan taksonomi bloom kategori berpikir kritis meliputi ranah analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah tersebut merupakan taksonomi bloom versi lama, berarti jika dilihat pada taksonomi bloom versi baru adalah analisis, evaluasi, dan mencipta. Alat evaluasi berbasis berpikir kritis adalah instrumen tes yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Intrumen tes tersebut merupakan soal tes tertulis yang dapat mengukur ranah kognitif tipe analisis, evaluasi, dan mencipta. Soal berbentuk tes pilihan ganda, sebab-akibat, dan uraian. Kelebihan dari bentuk-bentuk tes tersebut menurut Rudyatmi dan Rusilowati 2012, soal bentuk sebab-akibat memilki tingkat kesukaran yang relatif tinggi. Tes uraian sangat baik untuk mengukur proses mental tingkat tinggi. Tes pilihan ganda dapat merangkum keseluruhan materi.

2. Sistem Gerak

Materi sistem gerak merupakan salah satu materi pembelajaran biologi di kelas XI semester ganjil. Pada materi ini, standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah dapat menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainanpenyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi dasar yang harus dicapai adalah siswa dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia BSNP 2006. Materi sistem gerak mempunyai indikator pembelajaran yaitu menjelaskan struktur dan fungsi rangka, menjelaskan hubungan antar tulang yang membentuk berbagai persendian, menjelaskan struktur dan fungsi otot, menghubungkan berbagai gerakan dan persendian yang terlibat, mendiskripsikan struktur tulang, dan mengidentifikasi berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia. Materi yang diajarkan yaitu komponen penyusun alat gerak, hubungan antar tulang, macam persendian, berbagai gerak yang dapat dilakukan manusia, dan gangguan pada sistem gerak manusia.

3. Kualitas Alat Evaluasi

Sudjana 2009 menjelaskan, alat penilaian yang baik adalah alat yang mampu mengunggkapkan hasil belajar secara objektif. Suatu alat penilaian dikatakan dapat mengungkap hasil belajar siswa secara objektif sangat bergantung pada kualitas alat penilaiannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi kriteria ketepatan Validity dan ketetapan Reliabiliy. Untuk memperoleh alat evaluasi yang valid dan reliabel maka dilakukan analisis butir soal. Analisis butir soal mencakup analisis kualitatif validitas isi dan konstruk dan analisis kuantitatif tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal Arikunto 2009 menyatakan, terdapat empat jenis validitas yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas konkuren, dan validitas prediksi. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Menurut Widyoko 2010, untuk tes hasil belajar, validitas isi merupakan aspek validitas yang paling penting. Validitas isi ditentukan melalui penilaian para pakar. Monica 2005 menjelaskan, tes dikatakan valid jika memperoleh penilaian pakar minimal 70. Tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila item item soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Validitas konkuren merupakan derajat skor suatu tes dihubungkan dengan skor tes lain yang telah dibuat. Validitas prediksi merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi kemampuan seseorang akan dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang telah direncanakan. Analisis butir soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal yang didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik tersebut diperoleh dari soal yang telah diujikan. Setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang tidakkurangbelum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal antara lain untuk meningkatkan mutu setiap butir soal. Berdasarkan indeks daya pembeda dapat diketahui apakah butir soal itu diterima, direvisi, atau ditolak. Daya pembeda digunakan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggisukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendahmudah. Tingkat kesukaran juga dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Arikunto 2009 menyatakan, reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Subali 2010 menjelaskan reliabilitas berlaku pada tingkat suatu perangkat tes. Jadi tidak berlaku untuk masing-masing butir. Menurut Azwar 2001 tes yang reliabel adalah tes yang hasil pengukurunnya dapat dipercaya. Dalam arti jika tes digunakan pada waktu yang berbeda untuk kelompok yang sama, akan diperoleh hasil yang relatif sama.

B. Penelitian yang Relevan