24
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu Departemen Pertanian, 1983.
Pada dasar bunga terdapat radicula daun bunga yang telah berubah bentuknya. Radicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu
berbunga ia menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka Hasyim,
2000.
2.2.6. Buah
Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan
pembuahan yang mempunyai bagian – bagian yaitu :
1. Embrio lembaga, yaitu calon batang dan daun.
2. Endosperm, yaitu bagian buah atau biji padi yang besar.
3. Betakul, yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat Mubaroq, 2013
2.3. Syarat tumbuh padi
2.3.1. Iklim
Faktor iklim memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi di suatu daerah melalui perbedaan curah hujan, suhu, kelembaban
udara, sinar matahari, kecepatan angina dan perbedaan gas dalam atmosfer. Tanaman padi tumbuh di daerah tropis subtropis pada 45
LU sampai dengan 45
LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mmbulan atau 1500-2000
mmtahun.Padi tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan udara
25
banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi di tanam dari dataran rendah sampai 1300 mdpl Sumartono dkk, 1990.
2.3.2. Tanah
Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22 cm dengan pH tanah berkisar antara 4-7.Pada tanah yang asam
efisiensi bakteri dalam mengikat N dari udara berkurang.Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia Tjitrosoepomo, 2007.
Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman,
tanah tersebut gembur. Sedangkan kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25. Selain hal tersebut, tanaman padi dapat tumbuh baik
dengan pemberian pupuk organik Tjitrosoepomo, 2007.
2.4. Pengaruh jumlah bibit per rumpun terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman padi.
Pemakaian jumlah bibit yang tepat merupakan salah satu upaya dalam peningkatan efesiensi penggunaan input pada tanaman padi. Di Sumatera Barat,
petani masih menggunakan bibit dengan jumlah bibit yang relatif banyak 7-10 batang per rumpun, bahkan lebih dari 10 batang per rumpun. Penanaman bibit
dengan jumlah yang relatif lebih banyak menyebabkan terjadinya persaingan sesama tanaman padi kompetisi inter spesies yang sangat keras untuk
mendapatkan air, unsur hara, CO
2
, O
2
, cahaya dan ruang untuk tumbuh sehingga pertumbuhan akan menjadi tidak normal. Akibatnya, tanman padi menjadi lemah,
mudah rebah, mudah terserang penyakit, dan lebih lanjut keadaan tersebut dapat mengurangi hasil gabah. Sedangkan penggunaan jumlah bibit yang lebih sedikit
26
1-3 bibit per lubang tanam menyebabkan persaingan sesama tanaman padi akan lebih ringan, lebih sedikitnya jumlah benih yang digunakan sehingga mengurangi
biaya produksi, dan penghasilan gabah akan meningkat Atman, 2007. Teknologi yang dimungkinkan dapat meningkatkan produktivitas adalah
jumlah bibit per rumpun. Hal ini dilandasi masih banyak petani yang menggunakan bibit dengan jumlah yang relatif banyak 7-10 batang per rumpun,
bahkan lebih dari 10 batang per rumpun. Padahal rekomendasi umum untuk penggunaannya pada padi sawah maksimum 3 batang per rumpun. Bahkan pada
teknologi SRI The System of Rice Intensification adalah satu batang per rumpun Kasim, 2004.
Menurut Hasrizal Ani 2010 bibit padi yang ditanam 1 bibit per lubang tanam memberikan hasil yang lebih tinggi 0,5. Pada perlakuan penanaman bibit
1 per lubang tanam sejak awal pertumbuhan tanaman tidak mengalami persaingan sehingga tanaman lebih leluasa menumbuhkan anakan yang maksimal dan leluasa
dalam penyerapan unsur hara dan didukung oleh tinggi tanaman yang tinggi sehingga penampang daun lebih leluasa menyerap sinar matahari untuk proses
fotosintesis. Penggunaan 1 bibit per lubang tanam pada awalnya memang menunjukan pertumbuhan yang lamban akan tetapi pada minggu-minggu
selanjutnya mulai berkembang dengan pesat dan bahkan dapat melampaui 2 dan 3 bibit per lubang tanam. Pemakaian bibit 2 atau 3 per lubang tanam sudah mulai
terjadi persaingan antar tanaman, sedangkan dengan 1 bibit per lubang tanam persaingan ini dapat dikurangi, sehingga perkembangan anakan tetap berjalan
dengan baik. Peningkatan pertumbuhan dengan jumlah 1 bibit per lubang tanam
27
berkembang cepat dengan semakin pesatnya pertambahan jumlah anakan per rumpun.
2.5. Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi