Jumlah anakan batang respon pertumbuhan dan produksi padi sawah terhadap jumlah bibit per rumpun pada berbagai pupuk organik

45 adalah dengan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah, baik berupa perombakan sisa tanaman atau hewan oleh mikroorganisme. Gambar 1. Memperlihatkan Histogram tinggi tanaman cm pada perlakuan pemberian berbagai pupuk Organik P pada umur pengamatan minggu setelah tanam. Gambar 1. Histogram tinggi tanaman cm pada perlakuan pemberian berbagai pupuk organik P pada umur pengamatan minggu setelah tanam.

b. Jumlah anakan batang

Berdasarkan hasil analisis ragam dari perlakuan jumlah bibit per rumpun dan perlakuan pemberian berbagai pupuk organik terhadap parameter jumlah anakan batang tanaman padi dapat dilihat pada lampiran 18 sampai lampiran 32. Perlakuan jumlah bibit per rumpun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan batang pada semua umur pengamatan umur 3 MST sampai 11 MST, demikian juga interaksi dari perlakuan jumlah bibit per rumpun dan perlakuan pemberian berbagai pupuk organik terhadap jumalah anakan batang tidak memberikan pengaruh yang nyata pada semua umur pengamatan. Perlakuan pemberian berbagai pupuk organik terhadap jumlah anakan batang tidak memberikan pengaruh yang nyata pada pengamatan 3 MST, sementara 20 40 60 80 100 120 3 MST 5 MST 7 MST 9 MST 11 MST T in ggi T an am an Cm Umur Pengamtan Minggu Setelah Tanam MST P0 P1 P2 P3 46 untuk pengamatan 5 MST sampai 11 MST memberikan pengaruh yang nyata setelah dilakukan uji berganda Duncan taraf 5 . Rata-rata jumlah anakan batang tanaman padi dari perlakuan jumlah bibit per rumpun dan perlakuan pemberian berbagai pupuk organik serta interaksinya pada semua umur pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan batang tanaman padi dari perlakuan jumlah bibit per rumpun dan pemberian berbagai pupuk organik serta interaksinya pada semua umur pengamatan minggu setelah tanam MST. Perlakuan Umur Pengamatan Minggu Setelah Tanam MST 3 5 7 9 11 B1 1.17 5.00 15.92 33.33 42.92 B2 1.42 5.58 17.17 35.42 50.67 B3 1.50 7.75 22.00 40.67 55.25 P0 0.89 5.11 b 11.67 b 20.78 b 29.78 c P1 1.33 4.89 b 14.33 b 26.16 b 42.11 bc P2 1.44 4.33 b 13.11 b 28.44 b 45.00 b P3 1.78 10.11 a 34.33 a 70.56 a 81.56 a B1 P0 0.67 3.00 7.67 15.00 20.33 B1 P1 1.33 4.67 1.33 28.00 35.33 B1 P2 1.00 4.00 10.67 23.67 39.67 B1 P3 1.67 8.33 33.00 66.67 76.33 B2 P0 1.33 5.33 11.33 20.33 26.33 B2 P1 1.33 3.33 13.00 22.67 42.33 B2 P2 1.33 4.00 13.00 26.67 45.00 B2 P3 1.67 9.67 31.33 72.00 89.00 B3 P0 0.67 7.00 16.00 27.00 42.67 B3 P1 1.33 6.67 17.67 27.67 48.67 B3 P2 2.00 5.00 15.67 35.00 50.33 B3 P3 2.00 12.33 38.67 73.00 79.33 Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji ganda Duncan α = 0.05. Berdasarkan Tabel 2 dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jumlah bibit per rumpun pada semua umur pengamatan minggu setelah tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Namun secara rata-rata jumlah anakan batang tertinggi terdapat pada perlakuan B3 dan yang terendah pada 47 perlakuan B1. Hal ini disebab pada jumlah bibit yang lebih banyak 3 batang rumpun tersebut masih terjadi kompetisi inter spesies diantara tanaman padi, sedangkan yang ditanam 1 batangrumpun tidak terjadi kompetisi tersebut, sehingga lebih mendorong pertumbuhan kearah samping atau memperbanyak jumlah anakan. Penelitian Wangiyana et al. 2009 penanaman jumlah 3 bibit per lubang tanam memberikan hasil yang lebih produktif. Penggunaan 3 bibit per lubang tanam menghasilkan jumlah daun, jumlah anakan dan berat kering jerami yang lebih tinggi dari pada penanaman jumlah 1 dan 2 bibit perlubang tanam, namun semua penelitian ini dilakukan pada lahan sawah. Menanam bibit dengan jumlah yang relatif lebih banyak 3 batangrumpun juga mendorong pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibanding dengan tanam 1 batangrumpun Burbey et al, 2014. Perlakuan pemberian berbagai pupuk organik dari hasil uji ganda Duncan dapat dilihat bahwa jumlah anakan umur pengamatan 5 MST, 7 MST dan 9MST pada perlakuan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P2, P1 dan P0. Perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan P1, tetapi berbeda nyata dengan P0, demikian pula P1 tidak berbeda nyata dengan P0 yang ditunjukkan dengan notasi yang sama Hal ini karena kandungan terbesar dalam pupuk kandang ayam yaitu unsur P. Unsur hara N dan P sangat diperlukan tanaman untuk pertumbuhan. Pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun dan jumlah gabah dipengaruhi oleh ketersediaan N. Daradjat dkk., 2008 menyatakan bahwa hara P sangat diperlukan tanaman padi terutama pada saat awal pertumbuhan, pada fase pertumbuhan tanaman tersebut, P berfungsi memacu pembentukan akar dan penambahan 48 jumlah anakan. Suatu tanaman akan tumbuh dengan baik apabila segala elemen unsur hara yang dibutuhkannya tersedia dengan lengkap dan unsur hara tersebut terdapat dalam jumlah cukup dan berimbang untuk diserap oleh tanaman. Kandungan hara dalam kompos tithonia kususnya unsur Nitrogen N sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan fase fegetative. Hasil pengamatan jumlah anakan produktif menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit buah kakao secara mandiri berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan produktif padi sawah varietas Situ Bagendit Nasruddin, dkk, 2012. Perlakuan interaksi dari jumlah bibit per rumpun dan pemberian berbagai pupuk organik, secara rata- rata tanaman tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan B2P3 dan yang terendah B1P0. Tiap batang bibit dapat membentuk anakan, kemudian anakannya juga membentuk anakan lagi, demikian secara bertingkat menurut teori phyllochron, maka juga ada peluang terjadinya pertambahan jumlah anakan batang dengan bertambahnya bibit per lubang tanam. Namun, karena dapat terjadi persaingan, baik ruang maupun nutrisi dan air antar tanaman atau anakan dalam satu rumpun, maka ada kemungkinan pertambahan jumlah anakan per bibit akan tidak sama besarnya antar jumlah bibit per lubang tanam yang berbeda. Wangiyana et al. 2009. Gambar 2 memperlihatkan Histogram jumlah anakan batang pada pemberian berbagai pupuk organik pada umur pengamatan minggu setelah tanam MST. 49 Gambar 2. Histogram jumlah anakan batang pada perlakuan pemberian berbagai pupuk organik P pada umur pengamatan minggu setelah tanam.

4.2. Parameter Produksi