30
diversifolia cukup tinggi, yaitu 1.35 N; 0.93 P; 1.27 K, 1.98 Ca; dan 0.54 Mg Hartatik, et al., 2005.
Menurut Sanchez dan Jama 2000, paitan sudah dimanfaatkan sebagai sumber hara N dan K oleh petani di Kenya Afrika dan memberikan hasil yang
tinggi. Hasil penelitian Hartatik 2007 menunjukkan bahwa jagung yang dipupuk dengan urea 60 kg Nha hasilnya 3,7 tonha lebih rendah dibandingkan jagung
yang dipupuk dengan Tithonia setara dengan 60 kg Nha hasilnya 4,0 tonha. Penelitian lainnya yaitu dengan pemberian pupuk kandang sapi 20 tonha dan
kompos tithonia 3 tonha dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman sayuran yang dibudidayakan secara organik.
2.7. Kulit buah kakao Theobroma cacao L.
Tanaman kakao Theobroma cacao L. adalah tanaman perkebunan yang umumnya tumbuh di daerah tropis. Produksi yang tinggi menghasilkan kulit buah
kakao sebagai limbah perkebunan meningkat. Menurut Darmono dan Panji,T 1999, limbah kulit buah kakao yang dihasilkan dalam jumlah banyak akan
menjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik. Produksi limbah padat ini mencapai sekitar 60 dari total produksi buah.
Spillane 1995 mengemukakan bahwa kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara tanaman dalam bentuk kompos, pakan
ternak, produksi biogas dan sumber pektin. Sebagai bahan organik, kulit buah kakao mempunyai komposisi hara dan senyawa yang sangat potensial sebagai
medium tumbuh tanaman. Kandungan hara mineral kulit buah kakao cukup tinggi, khususnya hara
Kalium dan Nitrogen. Dilaporkan bahwa 61 dari total nutrien buah kakao
31
disimpan di dalam kulit buah. Kadar air dan bahan organik pada produk samping kakao sekitar 86, pH, 5,4, N- total 1,30 , C-organik 33,71, P2O5 0,186 .
K2O 5,5 , CaO 0,23 , dan MgO 0,59 Soedarsono et al, 1997. Sedangkan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Goenadi et.al 2000 menemukan bahwa kandungan hara kompos yang dibuat dari kulit buah kakao adalah 1,81 N,
26,61 C-organik, 0,31 P2O5, 6,08 K2O, 1,22 CaO, 1,37 MgO, dan 44,85 cmolkg KTK. Aplikasi kompos kulit buah kakao dapat meningkatkan
produksi hingga 19,48. Menurut Darmono dan Panji 1999, produk samping kulit kakao yang
dihasilkan dalam jumlah banyak akan menjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik. Kompos yang sudah matang siap diaplikasikan ke lahan. Kompos ini
dapat langsung diaplikasikan apabila tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, terutama jika digunakan untuk kebutuhan sendiri.
2.8. Pupuk kandang kotoran ayam
Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Di samping mengandung unsur hara makro seperti N, P,
K, pupuk kandangpun mengandung unsur hara mikro seperti : kalsium ca, magnesium Mg, dan sulfur s. Unsur P dalam pupuk kandang sebagian besar
dari kotoran padat dan N, K berasal dari kotoran cair Musnamar, 2005. Penggunaan bahan organik hingga saat ini dianggap sebagai upaya terbaik
dalam perbaikan produktifitas tanah marginal termasuk tanah masam. Menurut Dinesh et al. 2010 bahwa aplikasi bahan organik dapat memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan kehidupan biologi tanah. Lebih jauh Acquaah 2005 menyatakan bahwa bahan organik berperan
32
penting dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.
Kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih besar dari hewan ternak lain sapi, kambing dan kuda. Hal ini disebabkan lubang pembuangan
ayam hanya satu sehingga kotoran cair dan padat tercampur. Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti jenis ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, serta perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan Musnamar, 2004. Menurut
Sutanto 2002 bahwa kotoran ayam mengandung 29 senyawa organik, 1,0 –
2,1 N, 8,9 – 10,01 P, dan 0,4 K. Melihat kan-dungan hara yang dimiliki
oleh kotoran ayam tersebut dinilai sangat berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik.
Sebagai persediaan zat makanan di dalam tanah ternyata pupuk kandang ini mempunyai pengaruh susulan waktu lama, artinya secara bertahap akan bebas,
tetapi secara bertahap pula akan tersedia kembali bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang secara teratur kedalam tanah, maka daya menghasilkan tanah tersebut
dalam jangka waktu yang lama akan tetap baik , hal ini karena di dalam tanah terbentuk sejumlah unsur hara atau zat makanan yang esensial bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman yang ditanam pada tanah ini Sutedjo, 1995
33
BAB. III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu penelitian