B1 P1 respon pertumbuhan dan produksi padi sawah terhadap jumlah bibit per rumpun pada berbagai pupuk organik

43 Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman cm padi dari perlakuan jumlah bibit per rumpun dan pemberian berbagai pupuk organik serta interaksinya pada semua umur pengamatan minggu setelah tanam MST. Perlakuan Umur Pengamatan Minggu Setelah Tanam MST 3 5 7 9 11 B1 28.81 41.47 60.58 79.11 91.32 B2 27.08 40.85 59.41 79.07 94.53 B3 28.14 41.03 59.01 81.17 98.33 P0 30.21 42.01 56.68 b 79.11 b 85.86 c P1 26.06 39.69 57.61 b 77.46 b 96.23 b P2 27.14 37.22 55.66 b 75.46 b 91.41 bc P3 28.63 45.53 68.72 a 93.13 a 105.24 a B1 P0 29.03 37.73 53.70 67.07

77.40 B1 P1

26.96 42.20 61.33 81.53 94.53 B1 P2 28.63 40.23 56.77 77.63 91.87 B1 P3 30.63 45.70 70.53 90.20 101.13 B2 P0 29.17 44.20 59.73 73.97 85.53 B2 P1 23.93 37.57 53.63 73.23 94.70 B2 P2 26.63 34.27 52.70 74.17 89.43 B2 P3 28.60 47.40 71.57 94.90 108.47 B3 P0 32.43 44.10 56.60 78.23 94.63 B3 P1 27.30 39.33 57.87 77.60 99.47 B3 P2 26.17 37.17 57.50 74.57 93.10 B3 P3 26.67 43.50 64.07 94.27 106.13 Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji ganda Duncan α = 0.05. Berdasarkan Tabel 1 dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jumlah bibit per rumpun pada semua umur pengamatan minggu setelah tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Namun secara rata-rata tinggi tanaman cm tertinggi terdapat pada perlakuan B3 3 bibit lobang tanam dan yang terendah pada perlakuan B1 1 bibit lobang tanam. Sejalan dengan penelitian Husein 2012 penggunaan jumlah bibit per rumpun tidak memberikan pengaruh yang nyata parameter tinggi tanaman cm pada umur 9 MST, 11 MST dan 13 MST. Perlakuan pemberian berbagai pupuk organik dari hasil uji ganda Duncan dapat dilihat bahwa tinggi tanaman umur pengamatan 7 MST dan 9 MST pada 44 perlakuan P3 kompos kotoran ayam berbeda nyata pada P1 kompos paitan, P2 kompos kulit buah kakao dan P0 kontrol. Perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan P2 dan P0. Umur pengamatan 11 MST pada perlakuan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, dan P0. Perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan P2, tetapi bebeda nyata dengan P0, demikian pula P1 tidak berbeda nyata dengan P0 yang ditunjukkan dengan notasi yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramli, 2011 pengamatan tinggi tanaman kompos kotoran ayam memberikan hasil yang tertinggi 110.44 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan kompos kotoran sapi 107.48 cm dan kompos berangkasan kacang hijau 107.18 cm. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara N, P dan K yang lebih banyak daripada pupuk kandang jenis ternak lainnya karena kotoran padat pada ternak unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Perlakuan interaksi dari jumlah bibit per rumpun dan pemberian berbagai pupuk organik, secara rata- rata tanaman tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan B2P3 dan yang terendah pada perlakuan B1P0. Hal ini di duga karena penyediaan hara lambat, menyediakan hara dalam jumlah terbatas dan proses dekomposisi bahan organik lambat. Handayanto 1996 menyatakan bahwa dekomposisi bahan organik mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kesuburan tanah. Pengaruh langsung disebabkan karena pelepasan unsur hara melalui mineralisasi, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah menyebabkan akumulasi bahan organik tanah, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan penyediaan unsur hara tanaman. Salah satu upaya perbaikan bahan organik tanah yang cukup murah 45 adalah dengan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah, baik berupa perombakan sisa tanaman atau hewan oleh mikroorganisme. Gambar 1. Memperlihatkan Histogram tinggi tanaman cm pada perlakuan pemberian berbagai pupuk Organik P pada umur pengamatan minggu setelah tanam. Gambar 1. Histogram tinggi tanaman cm pada perlakuan pemberian berbagai pupuk organik P pada umur pengamatan minggu setelah tanam.

b. Jumlah anakan batang