35
Jumlah plot perlakuan : 12 x 3 = 36 plot perlakuan
Jumlah tanamanpot : 1
Kebutuhan pot seluruhnya : 36 pot
Sampelplot : 1
Jarak antar sampel : 30 cm
Jumlah ulangan : 3
Jarak antar perlakuan : 30 cm
Jarak antar ulangan : 50 cm
Analisis data yang digunakan sesuai dengan model matematika menurut Gomez and Gomez 1995 adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + αβ jk + ∑ijk
Yijk : Hasil pengamatan blok ke- i dengan perlakuan jumlah bibit per rumpun
pada taraf ke- j dan berbagai pupuk organic ke- k µ
: Nilai tengah perlakuan ρi
: Pengaruh blok ke-i αj
: Pengaruh jumlah bibit per rumpun pada taraf ke-j βk
: Pengaruh berbagai pupuk organik pada taraf ke -k αβ jk : pengaruh interaksi antara jumlah bibit per rumpun pada taraf ke-j dan
berbagai pupuk organik pada taraf ke-k ∑ijk
: Pengaruh galat percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan jumlah bibit per rumpun dengan berbagai pupuk organik taraf ke-k Gomez and
Gomez, 1995. Kemudian dilanjutkan menggunakan uji berganda Duncan taraf 5.
3.4. Pelaksanaan penelitian
3.4.1. Pembuatan pupuk organik
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik adalan paitan Tithonia diversifolia, kulit buah kakao Theobroma cacao L kotoran ayam dan
36
bahan campuaran yang digunakan dedak padi dan sekam padi, EM4 Effective microorganism, gula aren. Perbandingan masing
– masing titonia, kulit buah kakao kotoran ayam dengan dedak padi dan sekam padi 2:1:1 yaitu : paitan, kulit
buah kakao dan kotoran ayam sebanyak 10 kg perlakuan sedangkan untuk dedak padi dan sekam padi masing-masing 3 kgperlakuan, jadi untuk setiap perlakuan
pupuk organik kebutuhan paitan, kulit buah kakao dan kotoran ayam serta bahan tambahan dedak padi dan sekam padi sebanyak 13 kgperlakuan dan total
keseluruhan pupuk organik yang di butuhkan dalam penelitian ini sebanyak 39 kg Adapun tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik pengomposan
adalah sebagai berikut: 1.
Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan
alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan air. 2.
Paitan Tithonia diversifolia, kulit buah kakao Theobroma cacao L terlebih dahulu di potong kecil-kecil 2- 5 cm, agar proses pembusukan
berlangsung lebih cepat. 3.
Campurkan masing- masing bahan organik paitan Tithonia diversifolia, kulit buah kakao Theobroma cacao L dan kotoran ayam dengan sekam
padi yang telah di sterilisasi dikukus dengan suhu ± 100 C dan dedak
padi. Adapun perbandingan antara masing- masing bahan organik paitan, kulit buah kakao dan kotoran ayam dengan sekam padi dan dedak padi
yaitu; 2:1:1, diaduk merata, kemudian tabur kapur pertanian sebanyak 0,97 kg 0,32 kg perlakuan.
37
4. Untuk mempercepat proses pembusukan dilakukan penyiraman dengan
menggunakan EM4 Effective microorganism sebanyak 390 cc 130 cc perlakuan, dan gula aren sebanyak 39 gram 13 gramperlakuan yang
dilarutkan dalam air. kemudian di tutup dengan lembaran plastik terpal 5.
Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan selama 3-4 minggu Tahir, 2008
3.4.2. Persiapan lahan penelitian
Area penelitian dibersihkan dari rerumputan, Permukaan tanah diratakan serta dibuat parit draenase untuk menghindari terjadinya penggenangan air bila
turun hujan.
3.4.3. Pengambilan tanah
Tanah yang di jadikan sebagai media tanam adalah tanah lahan sawah di Desa Panompuan Jae Kec. Angkola Timur , Kab. Tapanuli Selatan, dengan pH
tanah 6. Adapun taksonomi tanah di Desa Panompuan Jae adalah sebagai berikut : Ordoorder
: Inceptisol Sub ordo
: Tropepts Great group
: Dystropepts USDA, 1975 Pengambilan tanah dilakuan dengan mencangkul tanah sampai dengan
kedalaman 20 cm dari permukaan, sebelum di bawa ke lokasi penelitian terlebih dahulu tanah distrerilisasikan dengan cara menjemur tanah di terik sinar matahari
dengan tujuan, agar gas beracun yang ada di dalam tanah tersebut menguap ke atas sehingga tanah menjadi lebih steril.
3.4.4. Pengisian pot
Pada pengisian tanah ke pot terlebih dahulu tanah digemburkan dan dibersihkan dari akar-akar, batu-batu kerikil dan sisa tanaman lainnya. Tanah
38
sawah yang diambil sampai dengan kedalaman 20 cm dari permukaan sebanyak 18 kgpot, kemudian dicampur dengan pupuk organik sesuai dengan perlakuan ,
dan diaduk hingga merata, kemudian diberikan air secukupnya hingga tanah dalam keadaan macak-macak.
3.4.5. Persemaian
Sebelum melakukan penyemaian, benih direndam terlebih dahulu menggunakan garam. Benih yang mengapung akan dibuang, biji yang tenggelam
direndam selama 24 jam dan diperam 24 jam hingga berkecambah. Bibit padi di semaikan dalam botol air mineral ukuran 125 ml, dengan 1
bibitpot, tujuannya yaitu; untuk memudahkan penanaman, pada saat penanaman tidak terjadi stress pada bibit.
3.4.6. Penanaman
Penanaman dilakukan secara bersamaan pada setiap perlakuan penanaman dengan model dangkal dan tegak. Umur bibit 14 hari setelah semai dengan jumlah
bibit lobang tanam 1, 2 dan 3 sesuai pada perlakuan.
3.4.7. Pemeliharaan tanaman a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat penyiangan pertama atau ke dua. Penyulaman tanaman dilakukan dengan memindahkan tanaman lengkap dengan
tanahnya. Penyiangan tanaman dilakukan sebanyak empat kali yaitu waktu
tanaman berumur 10, 20, 30, dan 40 hari HST. b. Pengairan
Pengelolaan air dilakukan 1:2 yaitu penggenangan satu hari dan dua hari dalam keadaan macak-macak. Pengelolaan air dilakukan sesuai dengan fase
pertumbuhan tanaman padi yaitu: Fase vegetatif kebutuhan air dalam keadaan
39
macak- macak tujuannya: untuk memicu pembentukan akar dan pertumbuhan anakan.
Pada fase generatif, kebutuhan air dalam kondisi tergenang 2 cm, tujuannya : untuk memicu pembentukan malai dan pembungaan. Pada fase pemasakan
kebutuhan air sedikit dan diperlukan pengeringan , tujuannya: agar pemasakan bulir serentak. Penggunaan air dalam penelitian ini yaitu dengan siklus tertutup.
Siklus tertutup merupakan penggunaan air yang ber ulang-ulang pada tanaman, tujuannya agar hara yang terlarut dalam air tidak terbuang percuma dan kembali
dipergunakan oleh tanaman.
c. Pemupukan