Metode Analisis Instrumen METODE PENELITIAN

Gambar 4. Alur Penelitian

H. Metode Analisis Instrumen

Setelah dilakukannya proses pembelajaran maka perlu dilakukannya proses evaluasi atau penilaian. Evaluasi pendidikan dapat diartikan melalui dua jalur, yaitu evaluasi pendidikan merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan. Kemudian evaluasi pendidikan juga dapat diartikan dengan melakukan usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan feedback bagi penyempurnaan pendidikan Anas Sudijono,2009;2. Evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes. Tes sebelum adanya Ejaan Yang Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia ditulis dengan test merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengancara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan Arikunto,2005;52. Untuk evaluasi pendidikan dengan non tes, perbedaannya dengan tes jika saat melakukan tes yang diuji adalah peserta didiknya langsung apabila non tes proses pengujian dilakukan dengan cara pengamatan Anas Sudijono,2009;76. 1. Uji Validitas Dalam sebuah website http:dunia-penelitian.blogspot.com 201111cara-uji-validuitas-dan-reliabilitas.html yang membahas mengenai uji validitas dan rebilitas suatu penelitian dijabarkan tentang beberapa pengertian dan teori tentang validitas penelitian. Menurut Gronlund dan Linn 1990, validitas merupakan ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2007:64 validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumenbersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Dalam sebuah penelitian, penelitian tersebut dikatakan absah sering kali hanya dilihat dari uji validitas dan reliabilitasnya. Menurut Sugiyono 2012: 267, validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 326, validitas butir soal dicari dengan rumus korelasi point biserial: √ ...................................................................... . 1 Keterangan: r pbis : Koefisien korelasi point biserial Mp : Skor rata-rata hitung untuk butir jawaban benar Mt : Skor rata-rata dari skor total Sd t : Standar deviasi skor total p : proporsi siswa yang menjawab benar pada butir yang diuji validasi q : proporsi siswa yang menjawab salah pada butir yang diuji validasi Suharsimi Arikunto,2008:79 Hasil perhitungan rpbis selanjutnya dibandingkan denganharga t tabel dengan taraf signifikan 5 . Jika rpbis r tabel maka butir soal tersebut valid. Sugiyono, 2012: 134. Uji validitas instrument untuk hasil belajar siswa dilakukan dengan kelas XI Jurusan Multimedia SMK N 1 Cepu yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas MM1 dan MM2. Siswa akan mengerjakan soal sebanyak 50 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan empat opsi dimasing-masing butir soal. Sedangkan untuk uji instrument keaktifan belajar siswa akan menggunakan lembar observasi. Peneliti akan mengisi lembar observasi mengenai keaktifan belajar siswa tiap metodenya. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Dalam sebuah website http:dunia-penelitian.blogspot.com 201111cara-uji-validuitas-dan-reliabilitas.html yang membahas mengenai uji validitas dan rebilitas suatu penelitian dijabarkan tentang beberapa pengertian dan teori tentang reliabilitas penelitian. Menurut Gronlund dan Linn 1990 reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dalam suatu pengukuran. Sukadji 2000 berpendapat bahwa reliabilitas bahwa reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang dikur. Sedangkan Anastasia dan Susana 1997 beranggapan bahwa sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang bersamaan, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen equivalent items yang berbeda, atau dibawah kondisi pengujian yang berbeda. Ada beberapa rumus yang dapat digunakan dalam penentukan hubungan reliabilitas antara setiap butir soal dalam suatu tes atau tes itu sendiri secara keseluruhan, yaitu : 1. Rumus Spearman Brown Split Half 2. Rumus KR 20 21 menurut Kuder-Richardson KR 21 3. Rumus Anova Hoyt Menurut Arief Furchan 2007,323 diantara rumus rumus tersebut, rumus KR 20 21 dianggap paling mudah untuk diproses dikarenakan hanya memerlukan jumlah item instrument, mean skor total, dan variasi total. Berikut ini rumus KR 20 yang digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu penelitian : Rumusnya adalah sebagai berikut : ……………………………………….2 Keterangan : r1 : relibitiras tes secara keseluruhan n : banyaknya butir soal yang valid s 2 : standar deviasi tes p : proporsi subjek yang menjawab benar q : proporsi subjek yang menjawab salah N : jumlah siswa Arief Furchan,2007:323 Setelah nilai dari r i sudah diketahui kemudian akan dibandingkan dengan tabel product moment. Jika nilai r i r tabel maka instrument tersebut tidak reliable tetapi jika r i r tabel maka instrument dinyatakan reliable. 3. Tarif Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran soal adalah suatu analisis untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong soal yang susah atau mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkan soal tersebut. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak semangat untuk menyoba lagi karena diluar jangkauannya Suharsimi Arikunto 2008:207. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan persamaan sebagai berikut : Keterangan P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal benar J x : jumlah seluruh siswa tes. Suharsimi Arikunto,2008:208 Kemudian hasilnya dapat diklarifikasikan dengan tabel klarifikasi tingkat kesukaran soal berikut : Tabel 2. Klarifikasi Tingkat Kesungkaran Soal Rentang Tingkat Kesukaran 0,00p0,30 Sukar 0,30p0,70 Sedang 0,70p1,00 Mudah 4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Bagi sebuah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah dianggap tidak baik. Hal ini karena soal tersebut tidak memiliki daya pembeda, demikian pula sebaliknya. Soal yang baik merupakan sebuah soal yang hanya dapat dijawab oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Suharsimi Arikunto,2008:211 Daya pembeda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumua sebagai berikut : Keterangan : DP : Indeks daya pembeda B A : Banyaknya peserta tes kelas atas yang menjawab benar B P : Banyaknya peserta tes kelas bawah yang menjawab benar J A : Banyaknya peserta tes kelas atas J B : Banyaknya peserta tes kelas bawah Suharsimi Arikunto,2008:213 Kemudian setelah diketahui indeks daya pembeda maka diklasifikasikan berdasarkat tabel berikut Tabel 3. Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 - 1,00 Baik Sekali Suharsimi Arikunto,2008:218 5. Uji prasyarat analisis a. Uji normalitas Dalam sebuah penelitian, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian uji normalitas yang dilakukan adalah Uji Kolmogorov —mirnov. Perhitungannya menggunakan softmare SPSS untuk mengolah datanya. Output yang dihasilkan oleh SPSS setelah data diolah nantinya yang akan menentukan apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Data penelitian tersebut dinyatakan normal apabila nilai Asymp.Sig2-tailed bernilai diatas level signifikansi yaitu 5 atau 0.05. b. Uji homogenitas Uji homogenitas adalam sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa data populasi variannya sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji ANOVA. Asumsi yang mendasari dalama analisis varian ANOVA adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikasi lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama 6. Uji hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai sesuatu yang perlu diuji kebenarannya. Untuk mengetahui kebenarannya tersebut dilakukan penelitian dan analisis. Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah uji t. dimana uji t digunakan untuk mengetahui apakah variable-variabl independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variable dependen. Derajat signifikasi yang digunakan dalah 0.05. apabila nilai signifikasi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan suatu variabel independen secara parsial berpengaruh pada variable dependen. Dalam prosesnya uji ini juga menggunakan software SPSS. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 23

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Eksperi

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII A SMP Muhammadiyah 8

0 1 9