5.3 Upaya Kegiatan Berbasis Partisipatif
Hasil penelitian pada 10 sekolah dasar di Kota Medan menunjukkan bahwa masing-masing sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam pencapaian
adiwiyata terkait dengan kegiatan berbasis partisipatif diantaranya : A.
Mengembangkan Kegiatan Ektrakurikuler di Sekolah Terhadap Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Penelitian pada 10 sekolah dasar di Kota Medan dengan wawancara menunjukkan bahwa semua sekolah dasar telah mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler dengan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas
pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan
manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan masing-masing sekolah telah diarahkan untuk mendukung siswa
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan, diantaranya melaksanakan kegiatan jum’at bersih di sekolah, pada setiap kegiatan ekstrakurikuler
disampaikan juga kepada siswa agar peduli dan mencintai lingkungan dan menghubungkan antara kegiatan, seni dan keterampilan.
B. Memanfaatkan Lahan dan Fasilitas Sekolah
Penelitian pada 10 sekolah dasar di Kota Medan dengan wawancara menunjukkan bahwa semua sekolah dasar telah memanfaatkan lahan atau fasilitas
sekolah. Keberadaan lahan atau fasilitas pada masing-masing sekolah telah dimanfaatkan untuk pengelolaan lingkungan hidup, seperti menanam tanaman di
Universitas Sumatera Utara
sekitar sekolah, membuat kolam ikan sebagai sarana untuk adiwiyata, menjaga dan menata tanaman-tanaman yang ada di sekolah, menanam tanaman apotek
hidup di sekolah dan melakukan penghijauan di lingkungan sekolah. Penghijauan sangat penting bagi sekolah, selain menyejukkan udara di
sekitarnya, dapat juga memperindah pemandangan sekolah. Selain itu, penghijauan berguna untuk mengurangi peristiwa global warming, salah satu
caranya dengan menanam pohon dan berbagai tanaman apotek hidup. Hal ini dapat memanfaatan sebagian lahan tanah atau pekarangan sekolah untuk ditanami
dengan berbagai jenis tanaman obat-obatan untuk keperluan sehari-hari, seperti tanaman lidah buaya, sirih, jahe, kencur dan mahkota dewa.
C. Adanya Kreativitas dan Inovasi Warga Sekolah
Terdapat 9 dari 10 sekolah yang telah membuat kreativitas dan inovasi warga sekolah yang memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang berguna,
seperti memanfaatkan koran bekas menjadi peta, membuat hasil karya dari bahan- bahan bekas seperti gantungan tanaman, membuat bunga beserta potnya dari botol
air mineral dan membuat alat musik dari bahan bekas. Pengolahan barang bekas atau yang lebih sering dianggap menjadi sampah dapat dijadikan sebagai hasil
karya seperti daur ulang yang bertujuan untuk memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Sampah jika tidak dikelola
dengan baik berpotensi merusak lingkungan dan dapat mengakibatkan pencemaran baik pada tanah, air atau pun udara. Menurut Hutagalung dalam Rio
2014 tujuan suatu sistem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efesien dan ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
D. Mengikuti Aksi Lingkungan Hidup yang Dilakukan oleh Pihak Luar
Terdapat 6 dari 10 sekolah yang mengikuti aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, seperti menghadiri sosialisasi daur ulang sampah yang
diselenggarakan oleh pihak luar, menghadiri acara yang bertema cinta lingkungan dan program penghijauan serta menumbuhkan kesadaran untuk melestarikan
lingkungan dalam bentuk perkemahan, berpartisipasi dalam acara tanam seribu pohon dan ikut serta dalam perlombaan sekolah sehat yang disponsori oleh pihak
luar. Melibatkan warga sekolah dalam berbagai aktivitas pembelajaran mengenai lingkungan hidup merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan sekolah dalam
melaksanakan kegiatan berbasis partisipatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata mengenai kegiatan lingkungan berbasis partisipatif memiliki standar: a Melaksanakan
kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah; diantaranya mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar b Menjalin
kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak, antara lain masyarakat, pemerintah, swasta, media, dan sekolah
lain; diantaranya memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 sekolah dasar tersebut belum sepenuhnya memenuhi standar kegiatan lingkungan berbasis
partisipatif. Sejalan dengan penelitian Ariffandi 2012 yang menyimpulkan bahwa perlu lebih serius lagi pihak SDN Lidahkulon I pada penambahan kegiatan
yang berwawasan lingkungan hidup disekolah untuk mendukung pelaksanaan Program Adiwiyata seperti penanam pohon dan tanaman hias diwilayah sekolah
yang belum tersentuh penghijauan, daur ulang sampah yang ada disekitar sekolah, serta mengajak semua warga sekolah untuk menghemat sumberdaya alam seperti
air agar tidak dibuang percuma dan kalau bisa dimanfaatkan kembali air hasil pembuangan untuk menyirami tanaman. Selain itu, penelitian Monalisa 2013
juga menyimpulkan bahwa pelaksanaan program Adiwiyata di SMPN 24 Padang mengenai k
egiatan lingkungan berbasis partisipatif melalui program “Sabtu Peduli Lingkungan”.
5.4 Upaya Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan