Pola pembagian ruang Strategi Penataan Ruang Kawasan

istiadat yang sangat ketat. Dominasi rumah rumah panggung yang tersusun secara random juga mempengaruhi view dari perkampungan tersebut . 5.Lansekap kawasan bersejarah. Lansekap kawasan bersejarah terdapat pada beberapa daerah diantaranya kawasan pelabuhan tua yang masih menyimpan potensi nilai kesejarahan dan budaya masyarakat yang sangat tinggi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata.

7.6.1 Pola pembagian ruang

Dengan mempertimbangkan keserasian tata ruang kawasan, pengelolaan kawasan suaka margasatwa Mampie lampoko merupakan satu kesatuan ruang untuk terlaksananya program konservasi sumber daya alam yang meliputi; perlindungan terhadap ekosistem pengawetan plasma nutfah, pelestarian dan pemanfaatan. Maka ditetapkan pola pembagian ruang yang didasarkan pada PP no. 68 tahun 1998. Pola peruntukan ruang dalam kawasan tersebut diatur dengan sistem blok yang terdiri dari blok inti, blok rimba dan daerah pemanfatan intensif yang dapat berbentuk daerah pertanian, pertambakan yang mempunyai fungsi penyangga bagi kawasan suaka margasatwa tersebut. Pola pembagian ruang pada suaka margasatwa ditetapkan dengan berbagai pertimbangan diantaranya: kekayaan biologis, kondisi lansekap kemiringan, rawan erosi potensi wisata dan lain lain. Untuk lebih jelasnya secara umum dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini: Tabel 46. Dasar pola pembagian ruang suaka margasatwa Mampie- lampoko No Blok Bahan pertimbangan 1 Inti • Hutan sekunder dengan kekayaan biotic masih tinggi khususnya endemic ♦ Habitat utama satwa endemis 2 Rimba ♦ Hutan sekunder dengan kekayaan biotic lebih rendah ♦ Dukungan kekayaan biotic untuk satwa endemis ♦ Potensi ODTW dan ecotourism terbatas ♦ Daerah satwa migran 3 Daerah Penyangga Intensif ♦ Hutan sekunder dengan kekayaan biotic relative rendah akan tetapi sangat potensi untuk wisata ♦ Tidak jauh dari akses jalan ♦ Memungkinkan pembangunan sarana dan prasarana pengunjung dan pengelola ♦ Lokasi perambahan Pola kegiatan pada masing masing blok dibagi atas; Pada Blok inti kegiatan yang dilakukan adalah upaya perlindungan dengan kegiatan penelitian dan pendidikan. Sedangkan pada blok rimba dapat dikembangkan berbagai kegiatan yang sifatnya lebih moderat seperti: wisata terbatas, dan berbagi hal lainnya yang berhubungan dengan perlindungan dan pelestarian habitat. Pada daerah penyangga berbagai kegiatan seperti pembangunan sarana dan prasarana pengunjung, pengelolaan dan pengembanga n budi daya dan pengelolaannya disesuaikan dengan peruntukan tata ruang wilayah daerah. daerah penyangga intensif secara ekonomi yang berguna untuk menunjang kehidupan masyarakat. Jenis kegiatan yang diperbolehkan dan dilarang dalam setiap blok dan daerah penyangga. Tabel 47. Pola aktifitas pada setiap blok Blok Daerah penyangga Kegiatan Inti Rimba Intensif Ekstensif Menyelam Tidak boleh Tidak boleh Boleh Boleh Fishing Game Tidak boleh Tidak boleh Boleh Boleh Berlayar Tidak boleh Ijinkhusus Boleh Boleh Berjalan kaki hiking Tidak boleh Ijin khusus Boleh Boleh Bersepeda Tidak boleh Ijin khusus Boleh Boleh Penelitian Boleh Boleh Boleh Boleh Sightseeing Tidak boleh Ijin khusus Boleh Boleh Berkemah camping Tidak boleh tidak boleh Boleh Boleh Penangkaran satwa endemis Tidak boleh tidak boleh Ijin khusus Ijin khusus Penangkaran flora Tidak boleh Ijinkhusus Boleh Boleh Budi daya tanaman Tidak boleh Tidak boleh Boleh Boleh Pembuatan sarana dan prasarana wisata Tidak boleh Tidak boleh Boleh Boleh Pendidikan wisata Ijin khusus Ijin khusus Boleh Boleh Berdasarkan pola dasar dan pola aktifitas maka disusunlah peruntukan ruang seperti dalam gambar dibawah ini: Gambar 26. Peta Pola Pembagian Ruang kawasan Mampie –Lampoko

7.6.2 Rencana peruntukan ruang