pengaruh tinggi dan ketergant ungan rendah sehingga berpengaruh yang sangat besar terhadap keseluruhan sistem yang akan dikembangkan, sedangan faktor
yang terdapat pada kuadran ke III merupakan faktor yang akan menjadi penentu output dari sistem yang akan dikembangkan. Sementara faktor yang terdapat
dikuadran ke IV merupakan faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang sangat kecil dalam sistem yang akan dikembangkan.
c. Tahap III . Dilakukan pengembangan skenario dengan melakukan pendefinisian
asumsi dan batasan faktor untuk dapat menentukan skenario yang mereka inginkan dalam pengembangan kawasan tersebut. Skenario yang dikembangkan
dapat dilakukan mulai dari yang optimis, hingga skenario pesimis
4.6.5 Analisis keruangan
Analisa spasial digunakan untuk memperlihatkan potensi sumber daya pada kawasan suaka margasatwa. Indikator dan kriteria yang dibangun
berdasarkan data dan analisis yang telah didapatkan berdasarkan kondisi biofisik kawasan. Dalam analisis spasial dilakukan optimasi pada masing masing unsur
kegiatan lansekap untuk masing masing blok pada suaka margasatwa. Sedangkan pertimbangan jenis kegiatan didalam kawasan tersebut mempertimbangkan
karakteristik pengunjung itu sendiri yang antara lain ind ikator yang dipergunakan adalah: pelaku kegiatan, bentuk kegiatan, sifat kegiatan, tuntutan kegiatan dan
persyaratan kegiatan. Berdasarkan beberapa penelitian pada daerah pesisir dan kelautan lihat Suprianto, 2000 terdapat matriks kesesuaian kawasan disusun
untuk menilai kelayakan atas dasar pemberian bobot dan skor pada parameter pembatas kegiatan wisata.
V. KONSEP MODEL EKOWISATA
Bab ini bertujuan untuk menjabarkan dan merancang model dinamik pengembangan ekowisata pada kawasan suaka margasatwa. Metode yang
dipergunakan adalah pendekatan sistem, dimana jabaran analisis yang telah dijabarkan dalam bab IV metodologi penelitian.
5.1 Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dilakukan untuk dapat menghasilkan sebuah model operasional dari pengembangan ekowisata. Dalam pendekatan sistem terdapat
beberapa tahapan analisis yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah; analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, pembuatan pemodelan,
verifikasi dan validasi model serta implementasi. Sehingga untuk dapat menyusun sistem ekowisata perlu diketahui elemen atau faktor penting yang menyusunnya.
Fokus dalam penyusunan model ekowisata adalah mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada dalam sebuah kawasan untuk dapat melestarikan atau
mempertahankan kondisi habitat dan ekosistem yang menjadi syarat minimum bagi keberlanjutan suaka margasatwa
Analisis kebutuhan merupakan awal dari pengkajian dari sebuah sistem, dalam melakukan analisis ini dicoba untuk mendata kebutuhan dari para stakeholder.
Hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi stakeholder utama dalam sistem ekowisata. Kemudia n dilakukan tahap identifikasi terhadap kebutuhan
masing masing stakeholder tersebut. Dalam analisis ini telah ditetapkan penge lompokkan stakeholder atas:
1. Pemerintah didefinisikan sebagai pemerintah pusat diwakili ole h balai konservasi sumberdaya alam BKSDA mengingat skala penelitian pada
kawasan suaka margasatwa, sedangkan pemerintah daerah diwakili oleh pemerintah daerah kabupaten Polewali- mandar serta beberapa instansi terkait
diantaranya; BAPEDA, Dinas perkebunan dan kehutanan, BAPEDALDA.
2. Pelaku wisata diwakili oleh Asosiasi Tours and Travel ASITA, Perhimpunan Hotel Republik Indonesia PHRI, Asosiasi Kerajinan Nasional
AKN, Perhimpunan Pemandu wisata Indonesia PGI. 3. Masyarakat adalah masyarakat lokal yang berada dalam kawasan, dan terkait
dengan pengembangan wisata, termasuk didalamnya Lembaga Sosial