Daya dukung efektif ECC

d. Faktor disturbance of wildlife burung endemis Diperhitungkan satuan waktu yang merupakan waktu untuk breeding dimana diasumsikan selama 30 hari dalam setahun sehingga faktor koreksi 30360 hari x 100 = 8,33 Tabel 38. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi RCC No Faktor Koreksi Persentase CF 1 Iklim 40,55 3 Kemampuan tanah 4,7 4 Aksesibilitas 3 5 Disturbance of wild life 8,33 56, 585 RCC = 25 000 x 1-0,56585 = 10.787 wisatawan tahun

3. Daya dukung efektif ECC

Daya dukung efektif adalah kemampuan efektif dari kawasan untuk pengunjung dengan memperhitungkan kemampuan pengelolanya. Untuk dapat menganalisa nilai efektifitas dari pengelolaan maka diperkirakan faktor koreksi terhadap pengelolaan sebesar 25 dari kebutuhan minimum yang ditetapkan. Hal ini diperhitungkan dengan asumsi kemampuan dari pihak pengelola kawasan. Adapun faktor koreksi tersebut disusun berdasarkan kemamp uan dari pihak pengelola dalam melakukan pengawasan dimana asumsi yang dipergunakan adalah kebutuhan tenaga polisi hutan setiap harinya dalam pengawasan kawasan dimana setiap polisi hutan diberikan kewenangan dengan segala bentuk sarana dan prasarana yang mereka miliki setiap harinya untuk melakukan patroli pada kawasan sebesar 500 hektar per hari sehingga dari kemampuan tersebut didapatkan faktor koreksi sebesar: 500 ha 2000 ha x 100 = 25 sehingga ECC = RCC x Fc = 10.787 x 0.25 = 2.696 wisatawan tahun

VII. STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA

Dalam tahapan analisis sebelumnya yang memberikan gambaran secara deskriptif berbagai indikator dalam penerapan ekowisata sebagai basis dalam pengembangan wisata dilanjutkan dengan rancangan sistem dinamik untuk melihat model pengembangan ekowisata. Selanjutnya bab ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata pada kawasan suaka margasatwa Mampie lampoko dan merancang tata ruang kawasan dan menjabarkan kegiatan yang diperlukan dalam pengelolaan kawasan wisata dengan menggunakan analisis prospektif dan analisis keruangan

7.1 Analisa Strategi Pengembangan Ekowisata

Strategi pengembangan ekowisata dirumuskan untuk dapat menghindari berbagai konflik kepentingan antar masing masing stakeholder dan menjamin upaya keberlanjutan kawasan konservasi, yang menjadi output yang diharapkan dalam penerapan konsep ekowisata. Terdapat tiga tahap analisis yang perlu dilakukan dalam teknik prospektif yaitu: 1. Mengidentifikasi faktor kunci. 2. Menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama. 3. Mendefinisikan dan mendeskripsikan kemungkinan masa depan sekaligus menentukan strategi prioritas sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasi bagi sistem yang dikaji. Untuk dapat menemukan faktor kunci penentu dalam pengembangan sistem pengembangan ekowisata dimasa yang akan datang maka dilakukan dengan dua tahap yaitu: mengidentifikasi stakeholder kunci yang paling berpengaruh dalam pengembangan ekowisata. Kedua, menentukan beberapa faktor kunci yang diperoleh dari need analisis yang dikaji melalui diskusi pakar dan berdasarkan teori dalam sistem kepariwisataan.

7.1.1 Identifikasi faktor kunci

Berdasarkan teori yang dikembangkan terdapat beberapa faktor kunci yang berpengaruh dalam pengembangan ekowisata diantaranya Obyek dan Daya Tarik Wisata ODTW, infrastruktur, kelembagan, transportasi atau aksesibilitas, akomodasi, fasilitas dan pelayanan serta implikasi terhadap lingkungan dan