sosial budaya kabupaten Polewali- mandar masih dalam kondisi baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel indikator dibawah ini:
Tabel 29. Hasil analisis dari kriteria kelestarian
Kriteria Indikator
Satuan pengukuran
Tata cara pengukuran
Penilaian Keterangan
Kondisi Bio fisik kawasan
Baku mutu lingkungan
Kepmen dan Kep.Ka
Positif Secara umum masih
berada dibawah Baku Mutu
lingkungan
Pola spesies pada SMLL
Identifikasi spesies
Survey Beragam
Positif Biodiversity flora
dan fauna cukup Keunikan Budaya keseharian
masyarakat Survey
Positif Keterlibatan
masyarakat dalam melestarikan budaya
masih tinggi kelestarian
SDA dan budaya
Persepsi tentang keunikan budaya
responden Kuesioner Positif
43 menyatakan khas
6.2 Dampak Negatif Minimum
Kriteria lainnya yang dianalisis untuk pengembangan ekowisata adalah kemampuan kawasan untuk dapat mengasimilasi polusi sebagai dampak kegiatan
wisata, sehingga tidak memberikan dampak negatif yang penting dan besar terhadap kelestarian kawasan dan lingkungan yang berada disekitarnya. Adapun
indikator yang dipergunakan dalam analisis ini adalah: polusi udara, polusi air, sampah dan rusaknya nilai budaya dalam masyarakat dapat dijabarkan sebagai
berikut :
6.2.1 Polusi udara
Indikator polusi udara didasarkan pada bau dan jumlah partikel yang terdapat diudara. Kondisi umum pada kawasan SM Mampie lampoko masih
berada dibawah baku mutu lingkungan. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan masih kurangnya kendaraan bermotor yang masuk kedalam kawasan. Selanjutnya,
kondisi lingkungan pada kawasan merupakan daerah terbuka open space dan mempunyai biodiversity tinggi untuk mengasimilasi polusi udara. Hal ini
disebabkan oleh tingginya kecepatan angin dan kemampuan dari tumbuhan untuk dapat menyerap carbon yang dikeluarkan hasil pembakaran kendaraan.
6.2.2 Polusi air
Dengan melihat kondisi perairan yang dijabarkan diatas lihat kriteria kelestarian maka didapatkan bahwa tingkat pencemaran perairan masih berada
dibawah ambang baku mutu. Khusus untuk sediaan air bersih terdapat sumber sumber mata air yang dipengaruhi oleh jenis tanah yang berpasir kelempungan
dimana kondisi tersebut dapat dipergunakan sebagai air baku kelas II, kepadatan tersuspensi lebih rendah dari baku mutu sebesar 950 mgliter 1000 mgliter
sehingga memerlukan katalis untuk dapat menurunkan kadar partikel lempung dalam air. Disamping itu jumlah Bakteri E. coli lebih 121 jmll00ml 100
jml100ml Kep.men 82 2001 tentang Baku Mutu Air . Sehingga pada masyarakat sekitar mempergunakan kayu merah aju cella agar kondisi air
tersebut dapat diminum. Kondisi sanitasi masyarakat masih sangat memperihatinkan, karena ketiadaan sarana mandi cuci kakus MCK.
6.2.3 Sampah
Jumlah buangan sampah pada kawasan masih dalam normal dimana jumlah buangan sampah untuk setiap pengunjung masih dibawah 1 kilo sampah
per pengunjung. Sehingga disumsikan bahwa kondisi sampah masih berada dalam batas toleransi baku mutu. Umumnya tipe sampah yang dibuang masih
merupakan sampah sisa hasil makanan yang mudah terdegradasi sedangkan sampah plastik dikumpulkan karena mempunyai nilai untuk dijual. Selanjutnya,
perhatian masyarakat untuk menjaga lingkungan cukup tinggi dimana, masyarakat secara bergotong royong, baik pemilik lahan maupun masyarakat yang
disekitarnya melakukan pembersihan sampah setiap hari dengan cara dibakar.
5.2.4 Degradasi budaya