Kondisi sosial budaya masyarakat

6.1.3 Kondisi sosial budaya masyarakat

Apabila kita merujuk dari sejarah, suku bangsa ethnis Mandar merupakan persekutuan dari 7 kerajaan pesisir dan 7 kerajaan pegunungan sehingga disebut Pitu Babana Binanga- Pitu Ullunna Salu yang terbentuk abad ke 8-12 masehi. Hal ini dibuktikan dalam catatan sejarah Tomi Pires abad ke14 masehi yang menyatakan, masyarakat Mandar yang sangat menjunjung tinggi adat dan kepercayaan yang berhubungan dengan banua negeri dan alam, mereka mempunyai sifat yang sangat adaptif mudah menyerap bahasa asing, ramah tamah dan mudah menerima pengunjung Whitten, 1998 . Hal ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan sejarah yang berada di sekitar kawasan sm Mampie-lampoko belum dikelo la dan direkonstruksi yang mempunyai potensi wisata diantaranya pelabuhan Buku yang merupakan muara sungai Maloso ya ng sangat terkenal masa pemerintahan To Matinddo di Buku. Pelabuhan ini merupakan jalur pelayaran dan perdagangan utama yang strategis di perairan teluk Mandar pada abad ke 18. Selanjutnya ditemukannya arca perjanjian Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga di Luyo yang merupakan artefak abad ke 8 masehi yang sangat tua. Disamping itu ditemukan banyak keramik keramik Cina dan motif motif Mandala dalam pola tenun sutera dan ikat. Hal ini membuktikan sejak abad awal masehi, budaya India dan Cina berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Mandar. Kondisi sosial-budaya masyarakat yang masih berpegang teguh kepada adat istiadat yang mereka sebut dengan O diada O dibiasa dimana bagi orang mandar, kearifan lokal dan norma adat menjadi bagian dari struktur kehidupan bermasyarakat. Walaupun di masa kini terlihat kuatnya pengaruh agama besar dan budaya pesisir menyebabkan terjadinya proses akulturasi budaya. Pemaknaan atas kearifan lokal dapat dilihat pada hasil community need assessment dimana dari lebih 80 repond en menyatakan bahwa nilai budaya yang mereka miliki masih merupakan budaya asli dan keinginan mereka untuk dapat terus bertahan dengan sistem kemasyarakatan yang mereka miliki. Dilain pihak kurang dari 5 menyatakan bahwa budaya yang mereka miliki merupakan hasil dari modernisasi, sedang sisanya 15 menyatakan bahwa budaya yang mereka miliki merupakan perpaduan dari hasil modernisasi dan budaya lokal. Kondisi ini, terlihat dari kehidupan keseharian masyarakat yang masih menjunjung tinggi norma adat pemali yang berlaku dalam masyarakat.

6.1.4 Persepsi pengunjung tentang keunikan budaya