Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

44 penyebaran kuesioner penelitian kepada pegawai dan kepada masyarakat ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 Perincian Penyebaran Kuesioner Penelitian Kepada Pegawai Klasifikasi Kuesioner Jumlah Jumlah Kuesioner yang disebar 150 Jumlah kuesioner yang kembali 107 Jumlah kuesioner yang sah 73 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 2 Perincian Penyebaran Kuesioner Penelitian Kepada Masyarakat Klasifikasi Kuesioner Jumlah Jumlah Kuesioner yang disebar 450 Jumlah kuesioner yang kembali 389 Jumlah kuesioner yang sah 300 Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 didapat jumlah kuesioner yang disebar adalah 150 kuesioner untuk pegawai dan 450 untuk masyarakat, jumlah kuesioner yang kembali 107 kuesioner untuk pegawai dan 389 untuk masyarakat. Dari jumlah kuesioner yang kembali diperiksa dan hasil kuesioner yang sah, yaitu 73 responden pegawai dan 300 responden masyarakat yang dipergunakan menjadi data primer untuk pengolahan data.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penyebaran kuesioner Kuesioner dirancang sedemikian rupa dengan mengacu pada indikator- indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk keperluan analisis data yang dipergunakan. Kuesioner untuk analisis faktor, disebarkan baik kepada pegawai PD Kebersihan, maupun kepada masyarakat di Kota Bandung. Kuesioner untuk Analysis Hierarchy Procecess ditujukan kepada 5 lima orang tenaga ahli di bidang Pengelolaan Sampah yaitu 1 PD Kebersihan Kota Bandung, 2 Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota 45 Bandung, 3 Tokoh Masyarakat Bidang Pengelolaan Sampah, 4 Pejabat Pemerintah Daerah Kewilayahan Camat, Lurah, RW atau RT, dan 5 Tenaga Ahli Dosen Bidang Pengelolaan Sampah. 2. Wawancara secara mendalam in-depth interview Wawancara mendalam indepth interview dilakukan melalui sejumlah pertemuan dengan informan yang di dalamnya berlangsung tanya jawab dan pembicaraan akrab mengenai berbagai aspek penelitian baik dalam suasana formal maupun informal. Proses wawancara ini selain menjelaskan informasi mengenai dirinya seperti asal daerah, aktivitas kerja, kehidupan dalam pergaulan, dan pandangan hidupnya; informasi juga menjelaskan hal di luar dirinya seperti kondisi komunitas, hubungannya dengan masyarakat sekitar. Wawancara mendalam yang dilakukan ini ditujukan kepada para stakeholder yang berkaitan dengan pengelolaan sampah seperti 1 Kepala PD Kebersihan Kota Bandung, 2 Kepala Dinas Kesehatan, 3 Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup, 4 Tokoh Masyarakat bidang Lingkungan Hidup, dan 5 Pejabat Pemerintah Daerah Kewilayahan Camat, Lurah, RW dan RT Fokus wawancara mendalam terbagi ke dalam 7 tujuh bagian. Pertama, berkaitan dengan kebutuhan akan tempat pembuangan sampah yang terus meningkat. Kedua, peningkatan pelayanan kepada masayarakat. Ketiga, membantu Pemerintah Kota Bandung dalam pengadaan lokasi tempat pembuangan sampah alternatif. Empat, tidak terjadi penumpukan sampah yang dapat mengganggu kesehatan. Lima, kemudahan dalam membuang sampah. Enam, tidak terganggu bau sampah dan tujuh, kompensasi yang wajar. 3. Pengamatan Berperanserta Pengamatan berperanserta partisipant-observation dilakukan dengan mengikuti proses awal pengangkutan sampah sampai proses pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir TPA. Selain itu, interaksi dengan masyarakat terutama mereka yang tinggal dekat Tempat Pembuangan Akhir TPA. Mengacu pada klasifikasi peran serta dari Spradley 1980:60, jenis peran serta peneliti adalah peran serta moderat moderate partisipation, yakni 46 peran serta yang memelihara keseimbangan posisi sebagai insider dan out- sider, sebagai pengamat sekaligus partisipan. Sebelum pengamatan berperanserta berlangsung, pendekatan pada masing-masing kasus dilakukan, untuk menciptakan saling percaya trust building. Pengamatan dilakukan dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan membangun tempat pembuangan akhir TPA untuk meningkatkan daya tampung pembuangan sampah organik dan an-organik yang diproduksi oleh masyarakat Kota Bandung yang meliputi antara lain: a. Pengumpulan data dokumenter dilakukan di PD Kebersihan, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Daerah, Asisten Bidang Pemerintahan, Dinas Kampraswil dan catatan penting lainnya. b. Catatan lapangan, yang meliputi berbagai informasi dari hasil wawancara terhadap informan yang berupa: 1 Isi pembicaraan langsung yang dicatat dari hasil wawancara secara terbuka, bebas, langsung dalam rangka melengkapi informasi. Hal ini membantu wawancara agar tidak kaku dalam pembicaraan, bahkan muncul masalah menarik dari catatan pembicaraan secara bebas. 2 Catatan peristiwa, konteks dan situasi, siapa, dimana, apa, kapan dan bagaiamana kegiatan itu. Catatan ini dapat menggambarkan peristiwa dan refleksi yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan dan kepedulian Bogdan dan Biklen, 1992. 4. Studi Literatur Metode melalui studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain melalui buku teks, buku-buku pendukung maupun penelitian terdahulu yang relevan. Studi ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang sifatnya teoritis dan digunakan sebagai pembanding dalam pembahasan. 47

3.6 Metode Analisis Data 1. Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian