Struktur Birokrasi dalam Pelaksanaan Kebijakan

31

2.2.4 Struktur Birokrasi dalam Pelaksanaan Kebijakan

Berkaitan dengan struktur birokrasi, Edward III 1980 mengatakan bahwa struktur birokrasi mempunyai dampak terhadap penerapan kebijakan dalam arti bahwa penerapan kebijakan tidak akan berhasil jika terdapat kelemahan dalam srtuktur. Karakteristik birokrasi yang umum dikelompokkan menjadi 2 dua, yaitu: 1 penggunaan sikap dan prosedur yang rutin dan 2 transformasi dalam pertanggungjawaban diantara unit organisasi. Standard Operating Prosedure SOP dalam struktur birokrasi, mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan program. Jika hal ini tidak ada, maka akan sulit sekali mencapai hasil yang memuaskan karena penyelesaian masalah- masalah akan bersifat ad-hoc, memerlukan penanganan dan penyelesaian khusus tanpa pola baku, fragmentasi yang sering sekali terjadi harus dapat dihindari dan diatasi dengan cara sistem koordinasi yang baik. Struktur yang tepat memberikan dukungan yang kuat terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan publik. Istilah birokrasi berasal dari dua akar kata, yaitu Bureau burra, kain kasar penutup meja dan – cracy, ruler. Keduanya membentuk kata bureaucracy. Ada 3 tiga macam arti birokrasi, yaitu: 1. Birokrasi diartikan sebagai “government by bureau” yaitu pemeritahan biro oleh aparat yang diangkat pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam sebuah organisasi formal baik publik maupun privat pendapat Riggs yang dikutip oleh Ndraha, 2003. 2. Birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintahan, yaitu sikap kaku, macet, berliku-liku dan segala tuduhan negatif terhadap instansi yang berkuasa pendapat Kramer yand dikutip oleh Ndraha, 2003. 3. Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi, biasanya birokrasi dalam arti ini dianggap bermula pada teori Max Weber tentang sosiologik rasionalisasi aktivitas kolektif dikutip oleh Ndraha, 2003. Birokrasi terdapat di semua bidang kehidupan dan diperlukan oleh setiap organisasi formal yang memproduksi public goods, birokrasi seperti ini disebut birokrasi publik. Birokrasi dipengaruhi karakteristik birokrasi dan karakteristik 32 manusia. Birokrasi sebagai gejala kekuasaan diartikan kekuasaan untuk mengontrol kedua karakteristik birokrasi tadi dalam rangka efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan birokrasi sebagai gejala sosial mengandung arti dinamikia karakteristik manusia dalam kehidupan organisasi. Hasil kajian terhadap artikel Muhdhar dan Margono 2003, menunjukkan bahwa pengelolaan sampah masih belum terpadu dengan partisipasi masyarakat yang terbatas, peran pemerintah masih sangat besar dalam mengelola sampah kota. Sampah masih dianggap sebagai barang buangan yang berusaha dimusnahkan, tidak merupakan barang ekonomis yang masih bisa diolah dan diperjualbelikan. Kerjasama antar daerah masih belum ada dalam peraturan, begitu juga ketentuan tentang penyelesaian perselisihan antar daerah dan masyarakat masih belum diatur. Penegakan hukum masih menggunakan pendekatan penguatan negatif, belum ada peraturan yang mengarah pada pemberian penguatan positif berupa penghargaan. Keberadaan birokrasi dalam sistem administrasi modern sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi. Suatu organisasi memiliki struktur organisasi yang membagi semua tugas dan fungsi kepada anggota organisasi. Kewenangan yang ada dalam struktur organisasi membuat organisasi bekerja dengan optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Birokrasi suatu organisasi mempunyai peranan yang besar untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal. Birokrasi sebagai organisasi mempunyai struktur yang membagi semua tugas dan fungsinya Albrow, 1989. Pembagian tugas kepada semua anggota organisasi memberikan kemudahan mengadakan pencapaian tujuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Struktur yang ada dalam birokrasi membuat adanya kesamaan persepsi terhadap misi dan visi organisasi. Adaya struktur birokrasi maka dapat diketahui siapa mengerjakan apa dan bagaimana prestasi yang dicapainya. Struktur birokrasi akan membawa adanya suatu kewenangan. Kewenangan sangat dibutuhkan dalam memberikan keleluasaan dalam bekerja secara optimal. 33 Pendapat Etzioni 1983 yang dikutip Kumorotomo 1992 mengatakan bahwa tujuan utama pembentukan struktur birokrasi adalah agar suatu organisasi dapat berjalan secara rasional, sistematis dan dapat diramalkan sehingga tercapai efektivitas dan efesiensi. Menurut Etzioni 1983 dalam Kumorotomo 1992, menyatakan bahwa: struktur birokrasi memberikan kewenangan kepada anggota organisasi bekerja sesuai tugas dan fungsinya seperti yang telah digariskan dalam struktur organisasi. Kejelasan wewenang yang dimiliki setiap anggota organisasi membuat mereka bekerja dengan optimal sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Perencanaan yang telah didasarkan kewenangan yang dimiliki anggota organisasi membuat kejelasan tujuan atau sasaran yang akan dicapai. Pencapaian tujuan yang rasional membuat organisasi semakin kredibel dan akuntabel dalam pelaksanaan operasionalnya. Struktur birokrasi adalah suatu standard operating prosedur yang menata hubungan kerja anggota organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana sebelumnya. Pembagian kerja termasuk didalamnya kejelasan kewenangan yang dimiliki memberikan kepastian bagi anggota organisasi dalam berprestasi dalam bekerja. Struktur birokrasi memberikan sumbangan yang besar dalam melaksanakan suatu kebijakan publik. Dukungan birokrasi yang telah ditata secara baik akan memperlancar keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kebijakan akan dilakukan dalam suatu organisasi. Dalam organisasi pemerintahan, keberadaan birokrasi yang sudah tertata dengan struktur yang baik memberikan sumbangan yang besar dalam memperlancar pelaksana dilapangan dalam bekerja dengan optimal. Indikator-indikator berhubungan dengan birokrasi dalam kebijakan yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pelaksanaan kebijakan Edward III, 1980 terdiri dari: 1. Kejelasan Pembagian Tugas Pengelolaan 2. Tanggung Jawab Pelaksana 3. Kejelasan Wewenang Pelaksana 4. Kejelasan Koordinasi Pelaksana 34

2.3 Keterkaitan Pengelolaan Sampah dengan Kualitas Lingkungan Hidup