Sumberdaya dalam Pelaksanaan Kebijakan

25 1. Kejelasan Penerimaan Informasi Kebijakan 2. Pengetahuan Melaksanakan Tugas dalam Kebijakan 3. Kecepatan Menerima Informasi Pelaksanaan Kebijakan 4. Frekuensi Penerimaan Informasi Kebijakan 5. Kesesuaian Pelaksanaan dengan Pedoman Pelaksanaan Kebijakan 6. Kecepatan Pemecahan Masalah Pelaksanaan Kebijakan

2.2.2 Sumberdaya dalam Pelaksanaan Kebijakan

Keberadaan sumberdaya memiliki arti dan peranan yang besar dalam kehidupan organisasi. Tercapainya tujuan organisasi dengan cepat dan mudah adalah sumbangan yang besar dari sumberdaya. van Meter dan van Horn 1975 mengatakan bahwa sumberdaya memiliki peranan yang besar dalam melaksanakan suatu kebijakan. Manusia sebagai sumberdaya memiliki peranan yang besar dalam mempengaruhi keberhasilan pencapaian suatu tujuan organisasi. Pelaksanakan suatu kegiatan baik dalam organisasi publik maupun privat, keberadaan sumberdaya manusia sangat diperhitungkan. Keberadaan sumberdaya manusia sebagai pelaksanan suatu kebijakan, sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kebijakan. van Meter dan van Horn 1975 mengatakan ada enam unsur yang berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu kebijakan, yaitu: 1 Kompetensi dan ukuran dari perwakilan pegawai; 2 Tingkat hirarkis pengendalian dari keputusan sub unit dan proses-proses dalam perwakilan implementasi; 3 Sumber perwakilan politik misalnya: dukungan antara pembuat undang-undang dengan para eksekutif; 4 Vitalitas dari suatu organisasi; 5 Tingkat komunikasi yang terbuka .... di dalam organisasi dan 6 Hubungan perwakilan formal dan informal dengan pembuat atau badan-badan pembuat kebijakan. Menurut van Meter dan van Horn 1975, setiap kebijakan mempunyai hubungan dengan sifat dan isu kebijakan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kebijakan memberikan sumbangan yang besar kepada keberhasilan dari suatu Kebijakan secara keseluruhan. Proses pelaksanaan kebijakan menekankan prosedur yang mengutamakan perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak. Pelaksanaan kebijakan akan berhasil bila perubahan yang dikehendaki relatif 26 sedikit, sementara kesepakatan terhadap tujuan terutama dari mereka yang mengoperasionalkan program di lapangan relatif tinggi. Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dapat dilihat dari berhasilnya kebijakan dilaksanakan, unsur turut mempengaruhinya adalah ukuran dan tujuan kebijakan sumber-sumber kebijakan, ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana, komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan pelaksanaan, sikap para pelaksana serta lingkungan ekomoni, sosial dan politik. Berkaitan dengan sumberdaya, Edward III 1980 mengatakan bukan hanya sumberdaya manusia semata yang dapat mempengaruhi impelementasi kebijakan publik, melainkan juga mencakup kemampuan sumberdaya yang mendukung kebijakan tersebut berupa sarana, prasarana dan faktor dana. Menurut Edward III 1980, bahwa sumberdaya dapat dibagi menjadi 4 empat komponen, yaitu: 1 Staff yang mencukupi jumlah dan mutu; 2 Informasi yang dibutuhkan lengkap guna proses pengambilan keputusan, kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas dan tanggung jawab; 3 Fasilitas pendukung; dan 4 Sarana dan prasarana serta tersedianya dana yang memadai. Semua kehidupan di dunia ini mempunyai sumberdaya, misalnya dalam manusia ada darah, ada pikiran, ada hati nurani, ada organ tubuh dan lainnya. Demikian juga dalam organisasi, sumberdaya mempunyai peran yang penting, karena tanpa sumberdaya yang cukup organisasi itu ibarat tubuh manusia kekurangan darah, karenanya agar suatu organisasi tetap bertahan hidup maka organisasi membutuhkan sumberdaya. Keberadaan sumberdaya diperlukan dalam organisasi, seperti dikemukakan oleh Sugandha 1991 yang mengatakan bahwa “Sumberdaya organisasi mencakup 1 Modal yang berupa uang, dan 2 Material atau bahan baku, informasi, mesin-mesin, peralatan, perlengkapan, gedung kantor, waktu dan personel. Memperhatikan pernyataan Sugandha 1991 tersebut, bahwa sumberdaya pertama adalah modal berupa uang, tentu sangat masuk akal karena tanpa uang maka organisasi sulit untuk hidup apalagi berkembang, karena sebagian besar kehidupan organisasi memerlukan pembiayaan dalam bentuk modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. 27 Keberadaan sumberdaya manusia dalam kehidupan organisasi, Gomes 1997 mengatakan bahwa: Unsur manusia di dalam organisasi, mempunyai kedudukan yang sangat strategis, karena manusialah yang bisa mengetahui input-input apa saja yang perlu diambil dari lingkungan dan bagaimana caranya untuk mendapatkan input-input tersebut, tehnologi dan cara yang dianggap tepat untuk mengolah atau mentranformasikan input-input tadi menjadi ouput yang memberikan keinginan publik lingkungan. Berhubungan dengan sumberdaya manusia, Board dalam Famularo, 1986 mengatakan bahwa ada 7 tujuh kriteria kebijakan sumberdaya manusia, yaitu 1. Suatu kebijakan merupakan suatu pernyataan yang berisi maksud dan tujuan perusahaan yang menjadi acuan bagi langkah kerja individual. 2. Kebijakan harus dituangkan dalam suatu tulisan. 3. Kebijakan harus dinyatakan dalam ruang lingkup badan tersebut dalam arti luas. 4. Kebijakan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan salah satu kekuatan dalam manajemen. 5. Penyusunan kebijakan memerlukan tingkat pemikiran dan kontemplasi yang sangat dalam. 6. Kebijakan harus disyahkan oleh pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi tersebut. 7. Kebijakan berlaku untuk jangka waktu yang lama. Kebijakan yang diberlakukan di suatu organisasi yang dibuat secara jelas akan mudah dapat dijadikan pedoman kerja pegawai dalam rangka melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting arti dan keberadaannya bagi peningkatan produktivitas kerja di lingkungan organisasi. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan berhasil atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan dan menggembangkan misinya. Pengelolaan seluruh kegiatan sumberdaya manusia perlu didasarkan pada suatu manajemen sehingga pemberdayaannya dapat optimal. Indikator-indikator berhubungan dengan keberadaan sumberdaya dalam 28 kebijakan yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pelaksanaan kebijakan Edward III, 1980 terdiri dari: 1. Kemudahan Perolehan Informasi Pelaksanaan Kebijakan 2. Ketersediaan Peralatan Pendukung Pelaksanaan Kebijakan 3. Kemampuan Sumberdaya Pengelola

2.2.3 Disposisi atau Sikap Pelaksana Kebijakan