41
untuk mendefinisikan kategori. Hal ini disebabkan karena suatu latar sosial individu merupakan suatu kebulatan Lafland and Lofland, 1984. Setelah itu
kemudian diberi label tertentu sehingga dapat diidentifikasikan satuan yang satu dengan lainnya. Perilaku sosial dan budaya dapat dipelajari dari
pandangan arti perilaku manusia Moleong, 1989. Jadi konseptualisasi satuan dapat ditemukan dengan menganalisis proses kognitif dan struktur kognitif
seseorang yang diteliti bukan dari segi peneliti. Dengan demikian memunculkan keutuhan dan kebulatan heuristik, artinya menurut Lincoln dan
Guba 1985: memberikan peluang penafsiran atau informasi yang banyak walaupun tanpa ada informasi tambahan.
4. Kategorisasi
Kategorisasi merupakan langkah penyusunan dan pengelompokan bagian- bagian yang memperlihatkan kaitan dengan indikator yang dipergunakan.
Prosesnya dimulai dari pemilihan indikator, kemudian merangkaikannya dengan pilihan jawaban.
5. Penafsiran data
Setelah data dikategorikan langkah selanjutnya adalah penafsiran data. Penafsiran data adalah mendeskripsikan hasil penelitian baik berupa deskripsi
analitik maupun deskripsi substansif. Menurut Schaltzman dan Strauss 1973 deskripsi analitik adalah penafsiran data dengan menggunakan acuan teori
yang sudah ada. Sedangkan deskripsi teori substansif menafsirkan data tidak menggunakan acuan teori yang ada, tetapi memunculkan kategori atau classes
tertentu kemudian dicari karakter hubungan yang ditafsirkan dari data itu. Dari tafsiran data itu secara mendasar ada gambaran munculnya konsep-konsep
baru, yang bisa memperkuat konsep yang ada, menggoyahkan atau menolak teori yang sudah ada.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data sekunder yang dibutuhkan antara lain berkaitan dengan produk- produk peraturan berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sampah yang berlaku di
Kota Bandung sebagai acuan dalam pelaksanaan kebijakan yang berhubungan
42
dengan pengelolaan sampah di Kota Bandung. Selain itu data sekunder lainnya dibutuhkan berkaitan dengan koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan
pengelolaan sampah, jumlah pegawai instansi berkaitan dengan persampahan, lokasi-lokasi TPA, alternatid-alternatif penanganan sampah, serta pendapat para
pakar persampahan yang diperoleh dari hasil dokumentasi atau laporan-laporan yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan informasi seperti PD Kebersihan,
BPLHD Kota Bandung, Dinas Tata Kota, dan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.
Data primer yang diperlukan terdiri dari pendapatpandangan masyarakat tentang pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah melalui instansi-instansi terkait, serta pendapatpandangan para pakar di bidang pengelolaan sampah dalam menemukan prioritas dalam
pelaksanaan pengelolaan sampah. Selain itu wawancara dengan para pakar pengelolaan sampah baik dari institusi pemerintahan maupun institusi akademik
dilakukan untuk memperoleh masukan dan arahan dalam pembahasan hasil analisis. Secara umum data primer dikumpulkan melalui wawancara dan
kuesioner.
3.4 Jumlah Sampel Penelitian
Jumlah sampel minimum responden pegawai PD Kebersihan Kota Bandung yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumus Slovin
Rakhmat, 1997. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi diketahui yaitu sebesar 1.852 pegawai Tahun 2008. Perhitungan jumlah sampelnya mengacu
pada Slovin Rakhmat, 1997 sebagai berikut:
1
2
+ =
Ne N
n
Keterangan: n = Ukuran Sampel
N = Jumlah Populasi e = Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketelitian
karena pengambilan sampel populasi batas kesalahan ditentukan sebesar 15
Sehingga dengan mempergunakan rumus ini diperoleh jumlah sampel
43
minimum yaitu : 44
4 ,
43 1
15 ,
852 .
1 852
. 1
2
≈ =
+ =
n Jumlah sampel minimum responden masyarakat Kota Bandung yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumus Slovin Rakhmat, 1997. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi diketahui, yaitu sebesar 1.615.582
masyarakat Kota Bandung yang berusia 15-64 tahun www.jabar.go.id, Tahun 2008. Perhitungan jumlah sampelnya, sebagai berikut:
1
2
+ =
Ne N
n Keterangan:
n = Ukuran Sampel N = Jumlah Populasi
e = Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketelitian
karena pengambilan sampel populasi batas kesalahan ditentukan sebesar 6 Sehingga dengan mempergunakan rumus ini diperoleh jumlah sampel
minimum, yaitu : 278
7 ,
277 1
06 ,
582 .
615 .
1 582
. 615
. 1
2
≈ =
+ =
n Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel responden pegawai
PD Kebersihan Kota Bandung yang dapat dipergunakan adalah sebanyak minimal 44 sampel, sedangkan jumlah sampel responden masyarakat Kota Bandung yang
dapat dipergunakan adalah sebanyak minimal 278 sampel, dengan teknik pengambilan sampel responden pegawai PD Kebersihan Kota Bandung
menggunakan Simple Random Sampling dengan menggunakan bantuan daftar absen, responden dipilih secara acak, dengan memilih 150 pegawai, sedangkan
teknik pengambilan sampel responden masyarakat Kota Bandung menggunakan Simple Random Sampling dengan pembagian menurut kecamatan, responden
dipilih secara acak, dengan memilih 450 masyarakat. Kuesioner dianggap sah jika pernyataan pada kuesioner dijawab
seluruhnya dan pada setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Perincian
44
penyebaran kuesioner penelitian kepada pegawai dan kepada masyarakat ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Perincian Penyebaran Kuesioner Penelitian Kepada Pegawai Klasifikasi Kuesioner
Jumlah
Jumlah Kuesioner yang disebar 150
Jumlah kuesioner yang kembali 107
Jumlah kuesioner yang sah 73
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 2 Perincian Penyebaran Kuesioner Penelitian Kepada Masyarakat Klasifikasi Kuesioner
Jumlah
Jumlah Kuesioner yang disebar 450
Jumlah kuesioner yang kembali 389
Jumlah kuesioner yang sah 300
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 didapat jumlah kuesioner yang disebar
adalah 150 kuesioner untuk pegawai dan 450 untuk masyarakat, jumlah kuesioner yang kembali 107 kuesioner untuk pegawai dan 389 untuk masyarakat. Dari
jumlah kuesioner yang kembali diperiksa dan hasil kuesioner yang sah, yaitu 73 responden pegawai dan 300 responden masyarakat yang dipergunakan menjadi
data primer untuk pengolahan data.
3.5 Metode Pengumpulan Data