2.2 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran memerlukan partisipasi aktif dari peserta didik. Oleh karena itu peserta didik tidak hanya mendapat dan menghafal materi dari guru,
celakanya sekarang masih sering dijumpai guru menggunakan model ekspositori, di mana guru sebagai pemberi informasi yang utama. Definisi, rumus, dan contoh-
contoh sudah disediakan oleh guru dan diselesaikan oleh peserta didik. Peserta didik hanya mengaplikasikan rumus yang diberikan guru. Tipe pembelajaran
seperti ini membosankan dan membatasi pikiran peserta didik. Peserta didik tidak dapat mengembangkan ide mereka karena mereka terlalu berfokus terhadap model
yang guru pakai dan percaya bahwa solusi yang benar hanya diberikan oleh guru. Pada akhirnya peserta didik bergantung penuh kepada guru. Oleh karena itu,
pengetahuan matematika mereka kurang memuaskan. Situasi pembelajaran di atas dapat diubah dengan mengimplementasikan
model pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah
model mind mapping. Pada penelitian ini, dipilih CD pembelajaran dikarenakan akhir-akhir ini
pada lingkungan akademis penggunaan media belajar dalam bentuk CD memungkinkan guru untuk menggunakannya di berbagai tempat, seperti di sekolah
atau di rumah. Dengan penggunaan CD, peserta didik dituntut untuk mendengarkan dan berinteraksi dengan komputer. Dengan penggunaan media CD, diharapkan
dapat menciptakan pembelajaran yang komprehensif dan menarik.
Gambar 2.1 Skema Penelitian
Pembelajaran Matematika Pada Materi Pokok Segiempat
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah
1. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik akan lebih baik dengan menggunakan
pembelajaran mind
mapping daripada
menggunakan pembelajaran ekspositori.
Model Pembelajaran Mind Mapping berbantuan CD
1. Partisipasi peserta
didik meningkat.
2. Pembelajaran lebih menarik 3. Kemampuan
pemecahan masalah
peserta didik
meningkat Model Pembelajaran Ekspositori
1. Pembelajaran didominasi
peserta didik yang pandai 2. Pembelajaran kurang menarik
3. Kemampuan pemecahan
masalah peserta didik rendah
Ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah Tes hasil belajar
Tes hasil belajar Sampel berawal dari keadaan yang sama
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
2. Dengan menggunakan model mind mapping, hasil belajar peserta didik pada
materi pokok segiempat kelas VII dapat mencapai tuntas belajar klasikal.
48
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian
3.1.1 Populasi
Menurut Arikunto 2006:130, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang lazimnya dipakai sebagai masalah dan tujuan penelitian sebagai dokumen.
Untuk itu disusunlah kriteria tertentu sedemikian rupa sehingga dengan mempergunakan kriteria tersebut dapat menentukan populasi yang dibutuhkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII semester II tahun pelajaran 20122013 di SMP Negeri 3 Semarang yang berjumlah delapan
kelas. Jumlah total peserta didik sejumlah 250 anak yang terdiri dari kelas VII-A sejumlah 32 anak, kelas VII-B sejumlah 32 anak, kelas VII-C sejumlah 31 anak,
kelas VII-D sejumlah 32 anak, kelas VII-E sejumlah 32 anak, kelas VII-F sejumlah 30 anak, kelas VII-G sejumlah 31 anak, dan kelas VII-H sejumlah 30 anak.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2011: 62. Informasi, hasil penelitian dan kesimpulan yang
diperoleh dari sampel akan dapat diberlakukan untuk populasi. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
cluster random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, berada