Tingkat kesukaran Daya Pembeda

disimpulkan bahwa soal uji coba uraian tersebut reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas soal uraian dapat dilihat pada lampiran.

3.6.3 Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar Arikunto, 2009: 207. Teknik penghitungan tingkat kesukaran soal menggunakan rumus sebagai berikut: − = ℎ ℎ = − Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut: 1 Jika jumlah responden yang gagal ≤ 27, soal termasuk kriteria mudah; 2 Jika jumlah responden gagal antara 27-73, soal termasuk kriteria sedang 3 Jika jumlah responden gagal ≥ 73, soal termasuk kriteria sukar. Arifin, 2012: 148. Berdasarkan hasil uji coba soal tes sebanyak 16 butir soal uraian, tidak diperoleh soal dengan kriteria mudah. Soal dengan kriteria sedang ada 6 soal, yaitu soal nomor 1, 6, 9, 11, 13, dan 15. Serta soal dengan kriteria mudah ada 8 soal, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14, dan 16. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.6.4 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: = ̅ + ̅ Keterangan : = daya pembeda, ̅ = rata-rata kelompok atas, ̅ = rata-rata kelompok bawah, dan = skor maksimum. Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda soal dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut: 40 ,  Dp : sangat baik 39 , 30 ,   Dp : baik 29 , 20 ,   Dp : cukup 19 ,  Dp : jelek Arifin, 2012: 146. Hasil analisis daya pembeda butir soal tes pemecahan masalah sebagai berikut. Untuk butir 3, 5, 9, 11, 13, 15, dan 16 termasuk dalam kategori soal yang mempunyai daya beda sangat baik. Untuk butir soal nomor 1, 4, 7, 12, dan 14 termasuk dalam kategori soal yang mempunyai daya beda baik. Untuk butir soal nomor 2, 6, 8, dan 10 termasuk dalam kategori soal yang mempunyai daya beda jelek. Adapun analisis daya pembeda butir soal tes pemecahan masalah dapat dilihat pada lampiran.

3.6.5 Penentuan Instrumen