Rendemen Status Penerapan Produksi Bersih

22 Pengenapan akan mengakibatkan terjadinya pemisahan antara air di bagian atas dengan enapan pati yang memadat di dasar bak. Diantara dua lapisan tersebut terdapat partikel-partikel bukan pati yang berwarna kekuningan yang biasa disebut dengan lindur atau elot. Lindur biasanya masih mengandung sisa protein dan pati Kusarpoko, 2003. Pada pengenapan satu tahap, lapisan air beserta lindur yang telah terpisah kemudian dibuang sehingga diperoleh enapan pati. Pada pengenapan dua tahap, dilakukan pengenapan pendahuluan sebagai sarana pencucian pati dari elot atau lindur sehingga diperoleh enapan pati yang lebih putih. Enapan pati kemudian dikeruk dan dipadatkan pada sebuah keranjang bambu yang dialasi karung. Sebelum pengeringan, perlu dilakukan proses persiapan yaitu proses penghancuran enapan pati. Penghancuran dapat dilakukan secara manual dengan kawat atau pun mesin berupa silinder berpaku. Butiran pati yang dihasilkan kemudian ditebarkan di atas tampir tampah dan dijemur di atas rak bambu setinggi 1 m.

C. Status Penerapan Produksi Bersih

Pengamatan lebih lanjut dilakukan terhadap industri kecil tapioka di Ciluar. Pengamatan terdiri dari: rata-rata rendemen yang dihasilkan, prinsip produksi bersih yang sudah dilakukan, dan opsi produksi bersih yang dapat diterapkan di industri kecil tapioka di Ciluar.

1. Rendemen

Rendemen merupakan nilai perbandingan antara bobot tapioka kasar kering yang dihasilkan dengan bobot ubi kayu kupas. Rendemen yang dihasilkan oleh industri kecil tapioka di Ciluar dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 memperlihatkan rendemen dari tiga orang pengusaha yang menggunakan alat gobegan dalam proses ekstraksinya sedangkan, Tabel 6 memperlihatkan rendemen yang biasa dihasilkan oleh delapan belas pengusaha yang melakukan ekstraksi secara manual. 23 Tabel 5 Rendemen dari industri kecil tapioka di Ciluar yang menggunakan alat gobegan Nama Pengusaha Rata-rata produksi pikul ubi kayu Tapioka kasar kering yang dihasilkan kg Rendemen a b ba × 100 Abdul jaiz 25 5 20 Kanang 20 4 20 Lili dumyati 30 6 20 Jumlah pengusaha = 3 Total rendemen 60 Rata-rata rendemen 20 1 pikul = ±72 kg ubi kayu kupas Tabel 6 Rendemen dari industri kecil tapioka di Ciluar yang tidak menggunakan alat gobegan manual Nama pengusaha Rata-rata produksi pikul ubi kayu Tapioka kasar kering yang dihasilkan kg Rendemen a b ba × 100 Iin 15 1,5 10 Ace 15 3 20 Sa’i 20 4 20 A. Amin 20 3 15 Ibu Erum 15 2 13,3 H. Imar 20 3 15 Idris 10 2 20 Janur 20 2,5 12,5 Ajum 27 4,5 16,67 Nurhadi 25 5 20 Zakariya 25 4,5 18 Udin 20 3,5 17,5 H. Dayat 27 4 14,82 Suminta 1 10 2 20 Suminta 2 10 2 20 Edi 10 2 20 Mansur 10 2 20 Atus 10 2 20 Jumlah pengusaha = 18 Total rendemen 312,79 Rata-rata rendemen 17,4 1 pikul = ±72 kg ubi kayu kupas 24 Menurut Thaib 1985, rendemen tapioka berkisar antara 19 dan 24. Berdasarkan pada Tabel 5 dan Tabel 6, dapat dilihat bahwa terdapat 12 orang pengusaha total 21 orang pengusaha yang biasa memproduksi tapioka kasar dengan rendemen di atas 19. Hal ini berarti bahwa lebih dari separuh pengusaha kecil tapioka di Ciluar memproduksi tapioka kasar dengan rendemen yang cukup baik. Tabel 5 dan Tabel 6 juga memperlihatkan perbedaan rata-rata rendemen yang dihasilkan oleh pengusaha yang mengunakan gobegan dengan pengusaha yang tidak menggunakan gobegan manual. Perbedaan ini menghasilkan selisih rata-rata rendemen sebesar 2,6. Selisih tersebut dipergunakan sebagai landasan asumsi bahwa penggunaan gobegan dapat meningkatkan rendemen sebesar 2,6.

2. Produksi bersih yang telah dilakukan