I. PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Tanggul adalah salah satu bentuk dari bendungan urugan homogen. Pembuatan tanggul merupakan salah satu usaha dalam konservasi tanah dan
air. Kegunaan tanggul itu sendiri adalah untuk menyimpan atau menampung air yang digunakan untuk irigasi, bahan baku air minum, pembangkit tenaga
listrik, pengendalian banjir, rekreasi dan berbagai kegunaan lainnya yang secara ekonomis dapat menguntungkan bagi manusia.
Dalam keadaan alamiah, tanah atau lereng berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya–gaya yang bekerja. Apabila karena suatu sebab yang
mengakibatkan perubahan keseimbangan, maka masalah yang akan timbul adalah terjadi longsoran.
Terjadinya longsor diawali dengan adanya rembesan dari tubuh tanggul yang dilanjutkan dengan adanya sufosi piping. Peristiwa sufosi ini jika tidak
teratasi akan menyebabkan sembulan boiling yang pada akhirnya akan mengurangi kestabilan tanggul sehingga terjadi longsor.
Rembesan disebabkan oleh kenaikan permukaan air pada saluran sungai maupun waduk. Rembesan ini akan membentuk aliran air di dalam tubuh
tanggul. Dengan adanya aliran air atau garis rembesan pada tubuh tanggul tersebut, akan menyebabkan menurunnya kekuatan geser tanah dan kestabilan
lereng akan berkurang. Aliran infiltrasi ini akan menimbulkan pola aliran dalam tubuh tanggul. Gaya-gaya inilah yang menyebabkan piping erosi
dalam. Cara menstabilkan lereng ada dua yaitu: memperbesar gaya penahan dan
memperkecil gaya penggerak. Salah satu cara yang dilakukan untuk memperbesar gaya penahan adalah dengan mengurangi tegangan pori yaitu
dengan membuat saluran drainase. Ukuran partikel tanah juga berpengaruh terhadap pola aliran. Ukuran
partikel tanah yang digunakan didasarkan kepada pembuatan model tanggul menurut standar perencanaan DPU 1986 yaitu perbandingannya 1:12 dengan
ukuran yang sebenarnya di lapangan maka ukuran partikel tanahnya juga harus sesuai dengan standar tersebut. Beberapa keuntungan penggunaan model
antara lain: efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan mengurangi resiko yang terjadi. Sakai, Erizal dan Tanaka 1998 menyatakan bahwa perbedaan ukuran
partikel tanah yang digunakan maka hasil yang didapatkan akan berbeda pula.. Pada penelitian kali ini dilakukan analisa pola aliran air pada model
tanggul menggunakan ukuran partikel tanah 1 mm. Hasil penelitian dapat menjelaskan proses pola aliran pada tubuh tanggul serta pengaruhnya terhadap
kestabilan.
B. TOPIK PENELITIAN
Topik penelitian ini adalah ” Pola Aliran Di Dalam Tubuh Model Tanggul Menggunakan Ukuran Partikel Tanah Maksimum 1 mm”.
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengamati pola aliran melalui pengamatan di laboratorium, analisis grafis
dan program geo-slope dengan menggunakan model tanggul. 2. Membandingkan pola aliran menggunakan metode pengamatan secara
langsung, analisis grafis, dan program geo-slope. 3. Untuk mengetahui pengaruh drainase terhadap pola aliran pada tubuh
model tanggul. 4. Untuk menganalisa pengaruh ukuran partikel tanah maksimum 1 mm
dibandingkan dengan ukuran partikel tanah maksimum 4760 µm terhadap pola aliran di dalam tubuh model tanggul.
II. TINJAUAN PUSTAKA A.