Pengambilan Contoh Tanah Pengukuran Kadar Air Pengujian Konsistensi Tanah

D. METODE PENELITIAN

1. Pengambilan Contoh Tanah

Contoh tanah yang diambil sebagai bahan timbunan model tanggul adalah tanah latosol yang ada di Leuwikopo. Contoh tanah tersebut termasuk kategori contoh tanah terganggu. Contoh tanah diambil dengan menggunakan cangkul pada kedalaman 20-40 cm, kemudian tanah tersebut dikering udarakan dengan tujuan untuk mengurangi kadar airnya. Tanah yang kering tersebut selanjutnya disaring dengan menggunakan saringan 1 mm. Contoh tanah tak terganggu diambil dengan menggunakan cincin silinder ring sample, kemudian contoh tanah tersebut dimasukkan dalam plastik dan ditutup rapat untuk menjaga agar tidak terjadi penguapan air yang berlebihan

2. Pengukuran Kadar Air

Pengukuran kadar air pada contoh tanah dilakukan dengan menggunakan metode gravimetrik atau dengan menggunakan metode JIS 1203 – 1978. Kadar air merupakan nisbah antara berat air dengan berat tanah kering basis kering atau volume air dibagi volume tanah basis volume. Kadar air tanah dihitung dengan persamaan sebagai berikut Kalsim dan Sapei, 2003 : w = 100 c b b a m m m m − − ..................................................................18 Dimana: w = Kadar Air Tanah m a = Berat tanah basah dan wadah g m b = Berat tanah kering oven dan wadah g m c = Berat wadah g

3. Pengujian Konsistensi Tanah

Pengujian konsistensi tanah terdiri dari 2 jenis pengujian, yaitu : penentuan batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas. Atterberg 1911 memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya. a. Batas Cair Liquid Limit Batas cair LL adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis yaitu batas atas dari batas plastis. Batas cair biasanya ditentukan dari pengujian Cassagrande. Metode pengukuran yang digunakan merupakan standar JIS A 1205-1980. Peralatan yang digunakan disebut LL Device Groving Tools. Cara pengujiannya yaitu tanah yang telah dicampur dengan air ditaruh dalam cawan dan dilamnya dibuat alur dengan memakai alat grooving tool . Engkol alat diputar sehingga cawan dinaikkan dan dijatuhkan pada dasar, dan banyaknya pukulan dihitung sampai kedua tepi alur berimpit. Percobaan ini dilakukan terhadap beberapa contoh dengan kadar air yang berbeda, dan banyaknya pukulan dihitung untuk masing-masing kadar air. Dengan demikian dapat dibuat suatu grafik kadar air terhadap banyaknya pukulan. Batas cair adalah kadar air tanah dengan 25 pukulan. Gambar 8. Pengujian batas cair b. Batas Plastis Plastic Limit Menurut definisi batas plastis PL adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis. Metode yang digunakan adalah metode standar JIS A 1206-1970 1978. Kadar air ini ditentukan dengan menggiling tanah pada plat kaca sehingga diameter dari batang tanah yang dibentuk demikian, mencapai 18 inci atau sekitar 3.2 cm. Bilamana tanah mulai pecah pada saat diameternya mencapai 18 inci atau sekitar 3.2 cm maka kadar air tanah itu adalah batas plastis. Gambar 9. Pengujian batas plastis c. Indeks Plastis Selisih antara batas cair dan batas plastis ialah daerah dimana tanah tersebut adalah dalam keadaan plastis. Ini disebut ”plasticity index” PI. PI = LL – PL....................................................................19 PI menunjukkan sifat keplastisan tanahnya. Jika tanah mempunyai kadar interval air di daerah plastis yang kecil, maka keadaan ini disebut tanah kurus. Sebaliknya jika tanah mempunyai interval kadar air daerah batas plastis yang besar disebut tanah gemuk Bowles, 1989.

4. Pengukuran Berat Isi Bulk Density