8. Pembuatan Model Tanggul
Model tanggul dibuat berdasarkan ukuran model tanggul yang direncanakan, mulai dari tinggi tanggul, tinggi jagaan, panjang tanggul,
volume tanggul, kemiringan lereng dan sebagainya. Perbandingan ukuran dimensi model tanggul dengan tanggul sebenarnya adalah 1:12, yang
mengacu pada kriteria yang disebutkan DPU 1986. Sedangkan kemiringan lereng dibuat 1: 3 yaitu berdasarkan jenis tanahnya.
Bahan timbunan dalam pembuatan model tanggul adalah tanah latosol yang dipadatkan dengan menggunakan alat tumbuk manual dengan
jumlah tumbukan, energi pemadatan, jumlah lapisan dan tinggi jatuhan berdasarkan uji tumbuk manual. Jumlah tumbukan tiap lapisan didapatkan
berdasarkan perbandingan luas dari permukaan model tanggul dengan luas kotak uji tumbuk manual dikalikan jumlah tumbukan pada uji tumbuk
manual. Proses pembuatan model tanggul terdapat pada Gambar 12.
a b
c Gambar 12. a, b, c Proses pembuatan tanggul
Tabel 5. Dimensi Tanggul Dimensi Tanggul cm
Model Lapangan
H tinggi muka air H
f
tinggi jagaan H
d
tinggi tanggul B lebar atasmercu
L Lebar bawah C Batas filter
H
p
tinggi tekanan air 12.5
5 17.5
12.5 140
25 15
150 60
210 150
1680 300
180
Sumber : DPU 1986.
9. Drainase Horizontal
Pada penelitian kali ini, menggunakan model tanggul dengan menggunakan drainase horizontal. Panjang filter yang akan digunakan
sepanjang 25 cm yang dapat merembeskan air. Saluran drainase terbuat dari bahan pasir dan kerikil yang bergradasi baik. Sedangkan bahan yang
digunakan sebagai filter adalah caphiphon drain belt. Dengan membuat saluran drainase pada model tanggul akan mengurangi tegangan air pori
pada tanah. Saluran Drainase Horizontal dibuat di bagian bawah dari tanggul.
Urugan tanah saluran drainase
filter
Gambar 13. Bendungan urugan tanah dengan saluran drainase horizontal
10. Pengaliran Air
Apabila model tanggul telah dibentuk tahapan selanjutnya adalah proses pengaliran air. Air diambil adalah air yang dari saluran terbuka
yang terdapat di Laboratorium Hidrolika dan Hidromekanika Fluida. Air dialirkan melalui inlet pada debit yang telah ditentukan, kelebihan air akan
diatasi dengan menggunakan spillway.
Gambar 14. Proses pengaliran air Gambar 15. Pengukuran debit oulet Pengamatan yang dilakukan antara lain :
a. Pengambilan Foto Rembesan
Pengambilan foto rembesan merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk mengetahui pola penyebaran alran di tubuh model
tanggul. Pengambilan foto dilakukan setiap 3 menit sekali sampai rembesan mencapai ujung tanggul
b. Pengukuran Debit
Pengukuran debit yang dilakukan adalah pengukuran debit di spillway dan di outlet. Pengukuran debit di inlet dilakukan diawal sebanyak tiga
kali. Pengukuran debit di spillway dilakukan tiga kali ulangan, sedangkan untuk mengukur debit di outlet dilakukan setelah debit
mulai konstan. c.
Pengukuran Panjang Zona Basah Pada saat debit mulai konstan, kemudian lakukan pengukuran zona
basah a yang terbentuk. Panjang zona basah adalah jarak antara garis freatik memotong dan keluar tubuh tanggul sampai muka hilir bagian
bawah dan catat waktu yang diperlukan sampai garis freatik memotong tubuh tanggul.
Proses pengaliran pada tubuh tanggul dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Masing-masing ulangan menggunakan dimensi dan tinggi muka
air yang sama. Selain itu setiap kali ulangan dimulai dari proses pemadatan dengan jumlah tumbukan yang sama pada masing-masing
lapisan. Pengaliran air dilakukan pada model tanggul dengan menggunakan drainase horizontal dan pada model tanggul tanpa drainase.
11. Garis Freatik Pada Tubuh Tanggul