TANGGUL TINJAUAN PUSTAKA A.

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap pola penyebaran aliran pada model tanggul dengan menggunakan ukuran partikel tanah maksimum 4760 µm, untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap pola aliran pada model tanggul, pada penelitian kali ini digunakan partikel tanah yang berbeda yaitu partikel tanah berukuran maksimum 1 mm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sakai, Erizal dan Tanaka 1998 menyatakan bahwa perbedaan ukuran partikel tanah yang digunakan maka hasil yang didapat akan berbeda pula.

F. TANGGUL

Tanggul merupakan salah satu bentuk dari bendungan urugan homogen. Dikatakan demikian karena ia mempunyai bentuk dan dimensi yang sama dengan bendungan. Hampir semua tanggul dibuat dengan bahan tanah yang hampir sejenis dan gradasinya susunan ukuran butirannya hampir seragam. Tubuh tanggul sebagaimana bendungan secara keseluruhannya berfungsi ganda, yaitu sebagai penyangga atau penyangga aliran air dan sekaligus menahan rembesan air Sosrodarsono dan Takeda, 1976. Ditinjau dari sudut pelaksanaannya, bendungan homogen merupakan bendungan yang paling sederhana dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya, akan tetapi senantiasa dihadapkan pada problema stabilitas tubuh bendungan tersebut. Hal ini disebabkan karena di seluruh tubuh bendungan yang terletak di bawah garis depresi seepage line, senantiasa dalam kondisi jenuh, sehingga daya dukung, kekuatan geser, serta sudut luncur alamiahnya menurun pada tingkat-tingkat yang lebih rendah Sosrodarsono dan Takeda, 1977. Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi dari banjir yang disebabkan oleh sungai, pembuang yang besar atau laut. Biaya pembuatan tanggul banjir bisa menjadi sangat besar jika tanggul itu panjang dan tinggi. Karena fungsi lindungnya yang besar terhadap daerah irigasi dan penduduk yang tinggal di daerah ini, maka kekuatan dan keamanan tanggul harus benar- benar diselidiki dan direncanakan sebaik-baiknya DPU, 1986. DPU 1986 menyatakan dimensi tanggul adalah sebagai berikut: 1. Tinggi Tanggul. Tinggi tanggul adalah beda tinggi antara puncak dan bagian bawah dari pondasi tanggul. Permukaan pondasi adalah dasar dinding kedap air atau dasar zona kedap air, maka yang dianggap permukaan pondasi adalah garis perpotongan antara bidang vertikal yang melalui tepi hulu mercu tanggul dengan permukaan pondasi alas tanggul tersebut. Sedangkan mercu adalah bidang teratas dari suatu tanggul yang tidak dilalui oleh luapan air dari saluran. 2. Tinggi jagaan Tinggi jagaan adalah perbedaan antara elevasi permukaan maksimum rencana air dalam saluran dengan elevasi mercu tanggul. Elevasi permukaan maksimum rencana merupakan elevasi banjir rencana saluran. Elevasi permukaan air penuh normal atau elevasi permukaan banjir rencana, dalam keadaan demikian yang disebut elevasi pemukaan air maksimum rencana adalah elevasi yang paling tinggi yang diperkirakan akan dicapai oleh permukaan air saluran tersebut. 3. Panjang Lereng Sosrodarsono dan Takeda 1977 menyatakan bahwa panjang bendungan adalah bagian yang digali pada tebing-tebing sungai di kedua ujung mercu tersebut. 4. Kemiringan Lereng Talud. Kemiringan rata-rata lereng tanggul hulu dan hilir adalah perbandingan antara panjang garis vertikal yang melalui puncak dan panjang garis horizontal yang melalui masing-masing lereng tersebut. Craig 1994 menyatakan bahwa kemiringan saluran biasanya ditentukan oleh keadaan topografi. Dalam berbagai hal, kemiringan ini dapat pula tergantung kegunaan saluran. Kemiringan dinding saluran terutama tergantung pada jenis bahan. Tabel 4. Kemiringan saluran berdasarkan jenis bahan Bahan Kemiringan Batu Hampir tegak lurus Tanah gambut peat, rawang muck ¼ : 1 Lempung teguh atau tanah berlapis beton ½ : 1 sampai 1 : 1 Tanah berlapis batu atau tanah bagi saluran yang lebar 1 : 1 Lempung kaku atau tanah bagi parit kecil 1 12 : 1 Tanah berlapis lepas 2 : 1 Lempung berpasir atau lempung berpori 3 : 1 Sumber : Chow 1989

G. DRAINASE