UJI PEMADATAN UJI TUMBUK MANUAL

0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 Kadar Air B e ra t Is i K e ri n g g r c m 3 Hasil uji pemadatan ZAV Berdasarkan sifat-sifat fisik tanah Latosol diatas, dapat diklasifikasikan menurut sistem klasifikasi tanah Unified yang didasarkan pada analisis konsistensi tanah yaitu dengan menggunakan batas cair dan batas plastis tanah. Sistem ini banyak digunakan untuk pekerjaan teknik pondasi seperti bendungan, bangunan, dan konstruksi yang sejenis. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah dengan ukuran partikel 1 mm memiliki nilai batas cair LL 61.25 , dan indeks plastisitas PI 20.69 . Berdasarkan hasil analisis tersebut, kemudian nilai-nilai batas cair dan indeks plastisitas diplotkan ke dalam grafik klasifikasi tanah pada Gambar 17, sehingga didapatkan hasil berupa titik di bawah garis A, pada daerah MH. Daerah MH menunjukkan bahwa klasifikasi tanah tersebut adalah lanau anorganik plastisitas tinggi. Sedangkan klasifikasi menurut segitiga tekstur sistem USDA, tanah latosol yang lolos saringan 1 mm pada penelitian kali ini tergolong dalam kelas lempung, dapat kita lihat pada Gambar 18.

B. UJI PEMADATAN

Pemadatan compaction adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara. Karakteristik pemadatan dari suatu jenis tanah dapat diketahui dari uji standar di laboratorium. Dari uji ini akan diperoleh kadar air tertentu, yang dikenal sebagai kadar air optimum OMC yang akan menghasilkan nilai berat kering maksimum dmaks . Adapun data hasil uji pemadatan disajikan pada Tabel 7 berikut: Gambar 19. Grafik Hubungan antara Kadar Air dengan Berat Isi Kering Tabel 7. Hasil uji pemadatan tanah Latosol diameter 1 mm Kadar Air Berat isi basah gcm 3 Berat isi kering gcm 3 Berat isi jenuh gcm 3 20.60 1.25 1.04 1.71 25.25 1.37 1.10 1.59 28.60 1.53 1.19 1.51 30.98 1.61 1.23 1.46

33.02 1.68

1.26 1.41

34.63 1.69 1.26 1.38 38.25 1.71 1.24 1.32 42.39 1.68 1.18 1.25 Kadar air optimum Dari pengujian tersebut diperoleh kadar air optimum sebesar 33.02 dengan berat isi kering maksimum sebesar 1.26 gcm 3 . Kedua nilai tersebut merupakan nilai uji pemadatan standar sebagai acuan untuk melakukan pemadatan, baik uji pemadatan maupun pada proses pemadatan model tanggul. Pada penelitian kali ini nilai kadar air dan berat isi kering maksimum nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya Herlina, 2003 yang menggunakan partikel tanah yang lolos saringan 4760µm, nilai kadar air optimum sebesar 33.5 dan berat isi kering maksimum 1.30 gcm 3 . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Herlina 2003 yaitu dengan bertambahnya kadar air, berat isi kering semakin besar dan koefisien permeabilitasnya semakin kecil.

C. UJI TUMBUK MANUAL

Uji tumbuk manual ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan daya tumbukan dinamik untuk menentukan nilai d dari pemadatan di lapangan. Alat yang digunakan dalam uji tumbuk manual maupun proses pemadatan tanggul adalah penumbuk rammer buatan dari kayu juga cetakan yang telah disesuaikan dengan rammer buatan. Jumlah tumbukkan pada Tabel 8, diperoleh dari pengujian yang dilaksanakan dengan variasi jumlah tumbukan untuk mendapatkan kadar air dan berat isi kering yang mendekati kadar air optimum dan berat isi kering maksimum dari hasil pengujian standar. Berat isi kering dihitung berdasarkan persamaan 25. Dari hasil uji tumbuk manual, meskipun nilai RC yang didapat 90 diperoleh jumlah tumbukan sebesar 150 tumbukan dengan berat isi kering 1.06 gcm 3 dan RC 84.13 , maka nilai berat isi kering lapangan tersebut dapat dijadikan nilai pemadatan maksimum. Lee dan Singh dalam Bowles 1989 menyebutkan bahwa kepadatan relatif yang bersesuaian dengan kerapatan relatif nol adalah 80 sehingga kepadatan relatif Dr tidak akan pernah kurang dari 80. Kepadatan relatif Dr sendiri adalah tolak ukur angka pori di lapangan yang dinyatakan dalam berat isi maksimm dmaks , berat isi minimum dmin , dan berat isi di lapangan dn sebagai: Tabel 8. Spesifikasi pemadatan uji tumbuk manual No Elemen Nilai 1 Berat Rammer kg 2.14 2 Tinggi jatuh rammer cm 20 3 Volume cetakan cm 3 9000 4 Tanah Saringan 1 mm 5 Jumlah tumbukan 150 6 Jumlah lapisan 3 7 Berat isi kering d kgcm 3 1.06 8 Kadar air 32.4 9 RC 84.13 8 Energi pemadatan CE kgcm 3 2.14 . Tabel 9 menunjukkan bahwa pada penelitian sebelumnya dapat disimpulkan semakin banyak tumbukan, maka nilai berat isi kering, compaction energy CE, Ratio compaction RC semakin besar tetapi nilai permemeabilitas menurun. Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu dengan menambah jumlah tumbukan menjadi 150 kali, nilai CE bertambah menjadi 2.14 kgcm 3 , tetapi menghasilkan nilai berat isi kering d 1.06 kgcm 3 , RC 84.13 yang lebih kecil dan nilai permeabilitas min min d dmaks d dn dn dmaks r D ρ ρ ρ ρ ρ ρ − − = yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena ukuran diameter partikel tanah yang digunakan berbeda Perbedaan ini menyebabkan kandungan liat yang berbeda dan kepadatannya pun akan berbeda sehingga akan menghasilkan nilai RC yang berbeda pula. Ukuran diameter partikel tanah yang lolos saringan 1 mm memerlukan jumlah tumbukan dan energi pemadatan CE yang lebih besar untuk mendapatkan kadar air optimum OMC dan berat isi kering d yang mendekati hasil pengujian standar dibandingkan dengan ukuran diameter partikel tanah yang lolos saringan 4760µm, meskipun nilai permeabilitas yang diperoleh lebih besar yang disebabkan oleh kepadatan relatif RC masih kurang dari 90. Tabel 9. Hasil uji pemadatan No Jumlah Tumbukan Berat isi kering kgcm 3 RC CE kgcm 3 Permeabilitas cmdetik 1 50 0.879 87.62 0.79 2.40 x 10 -5 2 75 1.2 91.44 1.07 2.57 x 10 -6 3 100 1.19 95.40 1.43 2.31 x 10 -6 4 150 1.06 84.13 2.14 2.89 x 10 -4 Ket : Latif 2004 Suherlan 2005 Leli 2005

D. MODEL TANGGUL